Part 3

7.1K 317 27
                                    

Aku berjuang, terus mengejarmu,tetapi kau malah diam,cuek dan membeku.

•••

"Ether,tungguin gue!,"pekik Riana berlarian dibelakang Ether. Ether tidak peduli,justru dia mempercepat langkah kakinya. Menunggu Riana menyamakan langkah membuang waktu.

Sesampai diparkiran,Ether telah masuk dijok mobil,cewek itu tengah memutar lagu diradio mobil setelahnya dia memilih menyandarkan punggung,"gila,lo jalan cepet amat,"barusana Riana membuka pintu mobil,cewek itu duduk dijok samping Ether lalu menyomot tisu didasbor,mengelap keringat yang bercucuran dipelipisnya.

"Gue tuh ibaratkan orang ngejar sesuatu yang nggak pasti,kayak lo," Riana berucap menekankan kata akhir.

Ether memincingkan mata,"see?,nggak usah ngejar,"dia membalas lalu menstater mesin mobil.

"Btw,lo tadi dicari Kevin anak 11 IPA-2,"Riana yang sedari tadi memoles wajahnya dengan bedak kini angkat bicara,"katanya besok lo disuruh kekantin nemuin dia,"sambung Riana setelah menaruh make-up nya kedalam tas.

Ether yang sibuk pada jalanan hanya diam saja,tidak berminat dengan topik pembahasan Riana,atau bahkan semua topik yang dibahas sahabatnya,"suara lo,lo jual berapa sih,mahal amat suruh jawab aja kok,"Riana berdecak pinggang.

Dan,ya,Ether masih tidak peduli akan celotehan Riana,"ohh oke,lo tetep diam aja,"tidak ada pilihan lain,Riana pasrah.

•••

"Sialan!,tuh,cewek dingin banget!,"dari nada bicaranya Kevin mulai frustasi. Dia berada diwarung tongkrongan belakang sekolah beserta para genk.

"Gue kurang apa coba,kaya udah, ganteng udah,pinter ud--," belum selesai mengeluarkan uneg-uneg,Gading menyela,"enggak deh,Vin,opsi ketiga, lo ngaco,"opininya jujur. Menurut kamus besar Gading, mengenai kehidupan Kevin, tidak pernah tercantum Kevin anak pintar. Lulus dari SD dan SMP saja sudah mukjizat.

"Iyain aja lah,Ding,kasian anak orang,"celetuk Brian menyomot kripik singkong ditangan Gading,"curut ya,Yan,izin dulu ngapa,"cibir Gading kurang rela kripik singkongnya direnggut paksa.

"Alah,udah laper juga,nih,perut gue dangdutan,"Brian mengelus perut dramatis,"lagunya apa,Yan?,"tanya Gading kepo.

"Emang lagi syantik,tapi bukan sok syantik,syantik-syantik gini hanya untuk dirimu,"baru saja Brian bernyanyi dengan gaya yang sumpah nggak bisa dideskripsikan. Gading pun ternganga,kemudian cowok itu mendaratkan jitakan dikepala Brian,"hadohh,pala gue,"ringisnya dan Gading malah tertawa.

"Hahaha,insaf Yan,kalo lo kayak gini,entar Steva kayak gimana coba,"portal khayalan Gading mulai terbuka,cowok itu mengkhayalkan apa jadinya Steva jika punya imam seperti Brian.

Pletak!

Brian membalas jitakan dikepala Gading,"nggak usah bawa-bawa Steva,"sungutnya. Gading hanya mengelus kepalanya bekas jitakan Brian,"hidup nggak banyak rasa,"lirihnya.

"Defeat...,"suara familiar game mobile legend itu membuat tawa Gading dan Brian pecah,ya siapa lagi kalau bukan berasal dari Dias.

My Cool Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang