Part 18

3.9K 184 16
                                    

Aku terjerat bukan karena parasmu, tapi karena sikapmu.

•••

Kevin tengah menyetir mobil, diikuti alunan lagu its you, its always you milik Ali Gatie yang terdengar di radio mobil. Sesekali diliriknya Ether disampingnya yang sekarang tengah melamun.

Ditatapnya lekat pujaan hatinya itu sambil tersenyum sendirinya. Entah kenapa, saat ini Kevin merasa begitu bahagia hanya karena satu mobil dengan Ether. Biasanya sih, mana bisa.

"Lo lucu," ceplos Kevin tanpa dosa.

Ether lantas melinguk, menatap Kevin dengan kedua alis bertaut. "Maksut lo?"

"Ya...lo lucu, susah aja dideskripsikan," balas Kevin kikuk sendiri.

"Aneh."

Hening. Tidak ada lagi sepatah kata apapun yang terlontar lagi. Bahkan, saking heningnya suara helaan napas lelah Ether sampai terdengar.

"Sakit ya?" tanya Kevin membuka topik bicara lagi.

Ether menggeleng pelan. "Capek aja," jawabnya singkat.

"Ooo, kenapa capek? Harusnya kan gue yang capek, bukan lo," sanggah Kevin tak terima.

"Hah? Maksutnya?" Ether lagi-lagi tak peka.

Kevin tertawa kecil, "lo emang minus dalam urusan kepekaan, besok cari guru les gih, kursus kepekaan."

"Lo aja sana, les kejiwaan. Paan dah," bantah Ether tak mau kalah, kini tangannya bersilang di depan dada.

"Kenapa les kejiwaan?"

"Otak lo konslet tau enggak! Dasar enggak waras emang!" sahutnya agak ngegas.

"Lah, yang buat gue kayak gini kan elo," Kevin menyanggah lagi.

"Lah, kok gue sih?"

"Yaiyalah, secara gue kan gila karena lo," jawab Kevin santai.

"Gue gila karena ngejar lo yang terlalu waras sampe hati lo tuh beku tau enggak!"

"Hidup tuh jangan dibuat monoton, sesekali jadilah enggak waras. Karena, dari tingkah lo yang aneh itu, selain lo bisa bahagiain sekitar lo, lo juga bisa jadiin itu sebagai kebahagiaan buat diri lo sendiri," jelas Kevin.

"Kalo idup lo gini-gini mulu, gimana lo punya temen banyak. Liat muka lo saat ini aja, udah pada ngeri," sambungnya.

"Gue kayak gini bukannya mau ngejelekin lo, tapi gue cuman pengen lo berubah walau hanya sedikit."

"Iya, gue emang bukan siapa-siapa lo sih, gue cuman mau lo bahagia, Ther. Yang jelas, gue akan selalu dukung lo."

•••

Sesampainya di apartement, Ether pun turun dari mobil Kevin yang kemudian juga disusul oleh sang empu mobil yang ikut turun juga.

"Ether! Tunggu!" cegah Kevin disaat Ether hendak beranjak masuk ke dalam pintu utama apartement. Tanpa babibu, cowok itu pun berlari kearah Ether disaat melihat kalo cewek itu berhenti akibat panggilannya.

"Kenapa?" sahut cewek itu memasang wajah datar yang sudah menjadi ciri khasnya itu.

"Nih, pake!" disodorkannya jas hitam lekat dihadapan Ether. Ether hanya diam, kedua matanya menatap jas dan Kevin silih berganti.

"Pake. Baju lo terbuka gitu, gue takut lo kenapa-napa soalnya ini tempat umum," jelas Kevin cepat. Tak mau kalo Ether berburuk sangka padanya.

"Tapi--"

"Udah, pake aja. Gue cowok, pake kaos gini pun udah ganteng," potong Kevin sambil menarik kaosnya bagian dada, "udahlah pake aja," paksanya kian meyakinkan.

Suara helaan napas panjang dan pasrah terdengar, Ether pun mau tak mau mengambil jas dari tangan Kevin. "Makasih," ucapnya selepas jas telah ia ambil.

"Lo enggak pulang?" tanya Ether sambil menunjuk Kevin dengan telunjuknya.

Kevin menggeleng kecil, "nunggu lo masuk dulu habis itu gue pulang," jawab Kevin santai dengan kedua tangan masuk kedalam saku celananya.

Ether manggut-manggut, "oh..."

"Yaudah, kalo gitu gue masuk dulu. Bye!" pamit Ether agak canggung, setelahnya ia pun pergi selepas meninggalkan seutas senyuman tipis pada Kevin.

•••

Ether masuk ke dalam apartement nya. Ia pun melepas jas milik Kevin lalu menyampirkannya dibalik pintu. Ether berjalan menuju sofa, membanting tubuhnya disana. Faktor kecapaian.

Namun, aktivitasnya itu terusik akibat sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Dengan malas, tangannya pun merogoh isi tas cantik yang terletak diatas meja tamu.

+62xxxxxx

Udah sampe dalem?

Dahi Ether sebatas mengkerut seusai membaca pesan itu. Ia pun beranjak dari sofanya menuju jendela. Kedua matanya menatap arah bawah, dan kini melihat sosok Kevin tengah terseyum sambil melambaikan tangan kanan kearahnya.

Ting!

Sebuah notif kembali masuk, dan tentunya itu dari Kevin. Ether pun menggeser home screen ponselnya dan melihat nomor pengirim tadi tertera disana.

Tidurnya jgn malem" ya

Jgn ngorok, jgn ngompol, jgn ngelindur
Apalagi ngelindurin nama gue...

Btw sv nmr gue ya, kasi name
Kevin calon imam.

Makasih makhluk kutub selatan, titisan beruang, kakaknya pinguin, bukan sepupunya cupang.

Dadah... :)

Selepas membaca pesan itu, Ether hanya tersenyum tipis. Tak menyangka ada cowok segila ini. Kevin yang aneh, spesies langka, limited. Kepala Ether pun kembali mendongak, menatap arah bawah yang ternyata sudah kosong. Tak ada lagi sosok Kevin yang senantiasa membuatnya bahagia, meski bahagianya belum terpancar. Tapi, sungguh Ether memang bahagia berada di dekat Kevin. Hanya saja, ia tak pernah bisa mengekspresikannya.

"Kevin aneh..."

•••

Vote dan komen dongs😁

Sorry lama up dan sorry part ini pendek.
Risma lgi sibuk soalnya uheheh


My Cool Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang