Part 20

4K 174 1
                                    

Memaafkan bukan berarti lemah, memaafkan bukan berarti pasrah. Ketika kamu sudah belajar memaafkan, itu artinya kamu hebat; berani mengambil jalan tanpa harus menimbang lagi ego mu itu.

•••

Kevin masih berdiri di depan pintu apartemen Ether. Cowok itu berulang kali menempelkan ponsel di telinganya namun tak kunjung tersambung oleh seseorang yang berada di dalam sana. Kevin mendesah berat, ia menoleh ke belakang, menatap Tya yang duduk dengan kepala yang tersandar di dinding. Seperti nya wanita paruh baya itu sangat kelelahan, terlihat jelas di bawah kelopak matanya terdapat kantung mata yang besar dan sedikit menghitam. Kevin rasa Tya menahan kantuk yang amat berat.

Suara kenop pintu terdengar, Kevin langsung menoleh ke arah pintu yang kini memunculkan orang yang ia tunggu sedari tadi.

"Lo mau ke mana?" tanya Kevin bingung ketika melihat Ether yang berpenampilan acak-acakan, mata sembap dan berbalut mantel. Dan satu lagi...ia membawa koper besar di tangan nya.

"Lo mau pergi?" tebak Kevin.

"Bukan urusan lo," jawab Ether dengan nada datarnya. "Minggir!" usirnya peas seperti tidak sabar.

"Eh, eh, tunggu!" Kevin buru-buru mencekal lengan Ether sebelum cewek itu beranjak pergi. "Apa?" Ether menoleh, menatap Kevin tanpa ekspresi.

"Janga pergi." Kata Kevin. "Lo nggak lihat nyokap lo?" Kevin menoleh ke belakang, ia menunjuk Tya yang tertidur lelap dengan dagunya.

"Dia barusan nyampe, lo sebagai anak harusnya nyambut nyokap lo, bukannya ngelantarin," ucap Kevin, raut wajahnya berubah serius menatap Ether.

"Dia yang udah ngelantarin gue. Maaf..." cekalan tangan cowok itu Ether singkirkan dari lengan nya. "Gue harus pergi. Dan lo..." telunjuknya mengarah pada Kevin.

"Jangan cari gue." Setelah mengucap itu, Ether langsung beranjak dari tempat. Kevin hanya diam terpaku, ia merasa bersalah tak bisa mencegah Ether untuk pergi. Dipandanginya punggung Ether yang semakin mengecil hingga akhirnya lenyap dari penglihatannya.

"Gue tau lo sedang terluka...."

•••

Tya mengerjapkan kedua matanya perlahan, kedua matanya agak buram namun lama kelamaan matanya itu bisa melihat langit-langit berwarna putih. Wanita itu menoleh disekitar, ternyata ia sudah berada di dalam kamar. Siapa yang memindahnya?

Tya mengubah posisinya menjadi duduk, ia hendak beranjak dari kasur namun kedatangan seseorang membuatnya mengurungkan niatannya itu.

"Pagi, Tante!" sapa Nadya sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat mangkuk berisi bubur dan juga grlas yang berisikan teh hangat.

"Pagi, kamu siapa?" tanya Tya sewaktu Nadya menaruh nampan itu di atas nakas sebelah kasur.

Nadya tersenyum ramah. "Aku, Nadya, Tante. Kakaknya Kevin," jawabnya.

My Cool Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang