Inilah akhir kisah kita. Aku tak pernah berpikir sebelumnya, sampai tak terasa kini kau ku genggam jua.
···
Kevin membenarkan jasnya di belakang cermin besar yang hampir memperlihatkan seluruh tubuhnya. Ia ditemani oleh Nadya yang sedari tadi terus menerocoh, yang telat lah, yang tadi udah pada datang, yang nanti macet lah, ini lah, itu lah, pusing pala Pipin!
"Cepetan dong, Pin. Ini udah jam berapaaaaaaa?!" keluh Nadya tak jelas.
"Gue rela ya, dilangkahin duluan sama lo. Enak aja, yang tunangan lo duluan." Nadya mengungkap isi hatinya.
"Makanya, Nad, jangan jomblo mulu. Lo aja rebahan terooos, kayak gue nih perjuangin cinta gue." Balas Kevin bermaksud menyombongkan diri.
"Dih. Gaya lu! Siapa yang rebahan Mamang? Gue sibuk skripsi. Pala lo botak?!" Nadya berkacak pinggang.
"Iye-iye."
"Eh, udah belum? Cepetan entar Mama marahin gue lagi gara-gara lo laming."
"Hah? Laming?"
"Lama keles. Udah ah, buruan!" Nadya langsung menarik lengan Kevin cepat. Tak peduli adiknya yang mengeluh kesakitan karena Nadya sungguh kejam saat menarik paksa tangannya.
···
Setelah sepuluh menit perjalanan, akhirnya Kevin tiba di gedung untuk acara tunangannya. Tampak dari luar gedung itu ramai mobil dan motor, Kevin yakin para tamu sudah datang. Kevin pun melenggang masuk bersama Nadya. Kedua matanya berbinar melihat dekorasi pertunangannya. Padahal ia yang bertunangan, tapi ia sendiri tidak memilih dan mengecek dekorasinya sama sekali. Tanye--eh, maksudnya Mama Tya dan Mamanya lah yang merencanakan semua ini. Kevin dan Ether terima bersih dan pasrah saja.
"Aduh, Kevin, kamu lama bener sih?" celoteh Mama Kevin menghampiri putranya.
"Nadya, kamu ini gimana sih?" sesuai dugaan Nadya, sang Mama pasti akan menyalahkannya.
"Aku lagi. Ini nih, si Kepin dandannya lama banget, Ma. Nadya udah maki-maki juga nggak ngaruh." Nadya menyalahkan Kevin.
"Ya udah, ayo Kevin, ikut Mama!"
Kevin di tarik Mamanya menuju sebuah ruangan. Kevin tidak tahu itu ruangan apa. Tapi, menurut kecerdasannya, ia menduga kalau ruang itu adalah ruang make up. Sudah jelas ruangan itu di penuhi oleh para perias dan juga ada...Mama Tya.
"Kevin, kamu akhirnya datang," ucap Tya lega saat Kevin menyalimi tangannya.
"Ayo, masuk. Mama punya kejutan buat kamu." Tya pun mengajak Kevin masuk ke dalam ruangan itu.
"Agnes."
Ether menoleh ke belakang. Mendapati sang Mama dan...Kevin. Kevin yang berdiri di sebelah Tya nyaris tak berkedip, mendadak ia seperti orang yang lupa cara bernapas. Ingin rasanya Kevin pingsan sekarang.
"E...ther?" bahkan, untuk memanggil nama itu, Kevin terbata-bata.
Sungguh, Ether sangat cantik. Gadis itu memakai gaun putih tanpa lengan layaknya seorang princess. Rambutnya pun di gerai dan bergelombang. Apalagi raut wajahnya yang dipoles make up, sungguh mengalahkan bidadari.
"Ini beneran lo?" tanya Kevin memastikan. Ia masih tak percaya kalau ini adalah Ether, gadis cuek dan dingin.
Ether mengangguk. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Girl (END)
Подростковая литератураEtherynna Agneshia Ilumi, cewek pemilik hati dingin sedingin es dan punya sifat cuek secuek bebek. Ether yang konon terkenal berparas cantik itu banyak diincar para kaum adam, tapi sayang tidak ada yang berhasil menaklukkan hatinya. Hingga, suatu ha...