Part 12

4.3K 239 43
                                    

Entahlah, disaat kamu memberi perhatian padaku, jantungku mendadak berpacu tak menentu.

...

TOK TOK TOK!

     Suara ketukan pintu terdengar, Ether yang masih menyisir rambutnya melesat kearah pintu. Ia yakin pasti ada tamu didepan apartemennya sekarang. Tapi, siapa gerangan yang bertamu sepagi ini? Laudya? Ah,tidak mungkin! Ether yakin kalau Laudya sudah berangkat kesekolah dikarenakan sekolah gadis itu berjarak jauh dari apartemen. Jadi, harus berangkat pagi untuk menghindari kemacetan dan yang paling mengerikan...terlambat sekolah jika opsi itu enggan dilakukan.

"Morning!"teriak lantang seseorang diikuti ketukan pintu yang tambah kencang.

"Bentar!"balas Ether yang sudah berdiri dibelakang pintu, menaruh sisirnya disaku seragam setelahnya memutar kenop pintu. Hingga....kedua alisnya bertaut.

"Hai, cewek kutub utara!"sapa Kevin dengan cengiran kuda yang mengembang dibibirnya.

"Ngapain lo?"tanya Ether dengan wajah flat khasnya.

"Mau ngasih....,"kalimat Kevin terpotong disaat tangan kanannya menyodorkan paperbag coklat berhias batik pada Ether,"Buat lo, oleh-oleh dari Bandung,"sambung Kevin.

Bukannya mengambil paperbag dari Kevin,Ether justru diam bergeming. Menatap bergilir paperbag didepannya dan Kevin yang tersenyum ceria. Seolah senyum itu berkata 'ambil dong,Ether. Abang ikhlas lahir batin kok'

"Buat gue?"Ether memastikan dengan telunjuk mengarah pada dirinya.

Kevin mengangguk,"Iya dong, kalo bukan buat lo ngapain gue kasih ke elo,"jawab Kevin agak gregetan. Ternyata, bukan hanya dingin aja ya Ether tapi juga nggak pekaan. 

"Ohh...thanks,"tangan kanan Ether meraih paperbag yang menggantung ditangan Kevin.

Ether membuka paperbag itu,sedikit. Memastikan apa isinya,siapa tau tuh cowok iseng ngerjain Ether dengan landasan balas dendam atas perlakuan dingin dan cueknya selama ini,"Gue nggak kasih aneh-aneh kok. Cuman Angklung,"jelas Kevin mengacak pelan rambut Ether.

"Hah? Buat apa?"

Kevin mengetuk-ngetuk dagunya, tampak berpikir,"Em...buat apa ya? Kan, lo nggak bisa main Angklung tuh. Nah, entar gue ajarin sekalian PDKT,"jawab Kevin ngaco.

"Ohh...itu doang kan?"Kevin manggut-manggut.

"Ya udah, lo pergi!"usir Ether tanpa belas kasih. Dan setelahnya berbalik badan,namun tangannya dicekal lebih dulu oleh Kevin,"Berangkat bareng gue, gue tunggu lo dilobi. Dan, nggak boleh ada kata penolakan,"ujar Kevin menekankan kata terakhir.

"Udah?"

"Iya,udah. Lo boleh masuk sekarang,"tepat selepas mengucapkan kata itu, Kevin melepas cekalan tangannya.

...

     Kevin duduk dikursi, menunggu Ether dengan kaki kanan ditekukkan diatas kaki kiri dengan earphone menempel dikedua telinganya. Ya, Kevin tengah mendengarkan musik dari penyanyi favoritnya sambil sesekali menirukan lirik lagu itu. Hingga...tangan seseorang menarik earphonenya.

"Buruan!"gertak Ether dengan nada terkesan datar.

Kevin melongo sambil nganggukin kepala,"Oke." Cowok itu lantas berdiri setelah menyimpan ponsel dan earphone disaku jacketnya,"Ayo!,"disodorkannya tangan kanan yang menempel dipinggang pada Ether.

"Apa?"tanya Ether tak paham atas kode Kevin.

Kevin berdecih, menepuk jidat dengan tangan kiri,"Diamit emaknya pinguin! Biar romantis gitu  loh,"dari nada bicaranya Kevin gemas.

"Kenapa?"

"Biar romantis gitu, amit kek lengan gue. PEKA GITU LOH!"

"Oh, nggak ah,"respon Ether lalu berjalan duluan keluar apartemen. Meninggalkan Kevin dibelakang.

Mata Kevin menatap nanar punggung Ether, baru aja pengen gaya romantis kek difilm princess sama pangeran gitu. Tapi nggak jadi deh...nasib..

"Sabar Vin, orang sabar gantengnya nambah,"lirih Kevin mengelus dada dramatis.

     "Buka immobilizer nya!"suruh Ether bersandar dipintu mobil nomor dua dibelakang jok kemudi seraya bersedekap tangan,"Iye-iye, sabar dikit kek!"protes Kevin mengeluarkan kunci mobilnya lalu menekan tombol immobilizer.

"Udah kah?"tanya Ether dengan satu alis terangkat.

"Iya."

"Mana kunci lo!"komandoni Ether sontak membuat pupil Kevin melebar. Wah jangan-jangan emaknya pinguin mau nyolong mobil Kevin buat dibekuin difreezer.

"Buat apa?"

"Bawa sini! Buruan!"bukannya menjawab Ether justru mempertegas suruhannya. Bahkan saat ini wajahnya berubah angker.

Kevin mendesah berat, mengeluarkan kunci mobilnya terpaksa,"Nih,"disodorkannya kunci mobil pada Ether,"Kuy,"respon Ether meraih kunci mobil Kevin.

"Mau lo ap--"

"Masuk gih. Gue yang nyetir,"potong Ether cepat.

"WHAT THE HECK?!SERIUSAN?"Kevin ngerjap tak percaya. Baru kali ini loh berangkat bareng yang nyetir si ceweknya.

"Hm....cepet! Gue tinggal!"ancam Ether yang sudah membuka pintu mobil bagian jok kemudi.

      Atmosfer keheningan menyeruak diantara Kevin dan Ether. Tidak ada sepatah kata apapun dari keduanya. Ether sibuk berfokus pada jalan, sementara Kevin mandangin Ether melongo. Masih terpukau dengan tingkah absurd cewek disampingnya.

"Iss...,"desis Ether menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

"Ah,rese!"umpatnya kesal sendiri.

    Dengan pekanya, Kevin mengambil ikat rambut yang berada didasbor mobil. Kebetulan, kakaknya--Nadya-- suka ngoleksi ikat rambut sampai didasbor Kevin ada satu duaan ikat rambut.

"Sini gue iketin,"pinta Kevin.

Ether diam.

"Udah,dari pada emosi mulu. Sini gue iketin."

Lagi, Ether tidak menyahut. Diam bergeming.

"Tangan gue bersih kok, bebas kuman dan bakteri,"celetuk Kevin.

"Siniin rambut lo, taruh dipundak kiri."

Ether mengangguk setuju, lalu mengambil rambutnya yang panjang terurai. Menaruhnya kesamping. Saat itu pula, kedua tangan Kevin mulai beraksi. Membagi rambut Ether menjadi tiga bagian. Dengan telaten, kedua tangannya Kevin mengepang rambut Ether. Jujur saat ini juga jantungnya berpacu tak menentu, tak seperti sedia kala.

"Udah nih, rapi deh,"kata Kevin menyudahi mengepang rambut Ether.

"Kan cantik,"puji Kevin menatap lekat wajah Ether dengan lengkungan sabit menghiasi kedua pipinya.

   Tak lama mobil yang ditumpangi keduanya memasuki halaman sekolah, Ether melajukan mobil keparkiran sekolah. Selesai menempatkan mobil, keduanya pun turun dari mobil. Ether menekan tombol immobilizer mode kunci setelahnya berjalan menghampiri Kevin yang berjarak beberapa langkah darinya.

"Nih, kunci lo. Thanks,"selepas memberi kunci dan Kevin meraihnya, Ether pun melesat pergi. Namun, baru beberapa langakah berjalan cewek itu berbalik badan. Menatap arah Kevin.

"Makasih, atas kepangannya. Gue suka,"ucap Ether menyunggingkan senyuman tipis dan setelahnya berbalik badan lagi. Meneruskan langkah yang sempat terhenti.

Kevin yang melihat senyuman tipis dari bibir Ether untuk dirinya, mendadak terpaku ditempat. Menatap punggung Ether yang lamat-lamat menghilang dari pandangannya.

Kevin menepuk-nepuk kedua pipinya,"Ini nyata kan? Enggak lagi mimpi kan?"tanyai Kevin pada dirinya sendiri.

...

Vote and komen ya:)







My Cool Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang