Part 1

11.7K 466 49
                                    

Kalau sanggup coba aja dulu, resiko tanggung akhir.

•••

"Apa?,lo mau lelehin hati Ether?!!," seru Gading kaget sambil menggebrak meja kantin,membuat semua penghuni kantin menatap ke arahnya dongkol,"biasa aja kalik Ding,bikin malu aja,"Brian baru saja menghadiahi jitakan dikepala Gading,membuat cowok remaja yang otaknya agak sinting itu meringis kesakitan.

"Sans dikit gan!,"protes Gading mengusap dramatis kepalanya,detik kemudian dia membalas menoyor kepala Brian.

Kevin hanya geleng-geleng kepala,dia sibuk menyeruput lemon tea yang tadi dia pesan di kantin,"so, gimana?,"Kevin meminta pendapat atas rencananya tadi.

"Ya,gue,sih, terserah lo,"Brian menjawab enteng lalu cowok itu menyomot sandwich keju yang tadi diantarkan oleh Steva,kekasihnya seminggu ini.

"Mentang-mentang punya pacar, dasar kambing!,"Gading berdecak pinggang,sedangkan Brian hanya menjulurkan lidahnya tanda mengejek.

"Kalau lo,Yas?,"kali ini Kevin meminta pendapat Dias yang asyik bermain game,dibanding memedulikan dua makhluk alien gak jelas didepannya itu.

"Kalo lo sanggup kenapa enggak,jalanin aja dulu,resiko tanggung akhir,"seperti biasa Dias yang punya kata-kata bijak bak seorang penyair itu membuat semangat 45 milik Kevin membara.

"Resikonya apa?."

Dias menaruh ponselnya,menegak softdrink merah lalu menatap Kevin yang tampak bingung,"Ether jauhin lo,benci sama lo,atau Ether luluh sama lo,dan dekat sama lo,"jawab Dias setelahnya dia kembali memainkan ponsel.

Kevin mengangguk paham,benar kata Dias,kalo dia sanggup kenapa nggak di coba dulu,resiko mah tanggung akhir. Lagipula,mencoba kan gratis wkwkw.

•••

Sebagai siswi cuek dan dingin,Ether lebih menghabiskan waktu istirahatnya ke perpustakaan. Baginya, ke kantin itu buang-buang waktu saja,"Ether,lo nyiksa gue tau nggak,"Riana yang berada disamping Ether mendumel kesal,dia menatap sahabatnya yang membawa bertumpuk-tumpuk buku tebal ditangannya dengan tatapan jengah.

"Mending ke kantin kenyang, daripada disini,bukannya kenyang malah tambah kelaparan."

Ether tidak merespon,dia lalu duduk disalah satu bangku perpustakaan. Menaruh novel-novel dimeja,dan mendaratkan bokongnya disana,"Etherynna Agneshia Ilumi,"panggil Riana dengan emosi yang naik pitam.

"Hm?," jawabnya singkat,padat,dan jelas.

Riana hanya bisa bersabar, sikap dingin dan cuek Ether telah menjadi sarapannya tiap hari.

"Lo bisa nggak sih,nggak bersikap dingin gini,"semprot Riana yang duduk didepan Ether.

"Nggak,"sahutnya sambil membalik halaman buku yang telah dibaca.

"Gue sebenarnya males tau nggak,nemenin lo tiap hari ke perpus,"jujur Riana dari lubuk hati yang paling dalam.

"Gue nggak nyuruh,"respon Ether masih berkutat pada novel ditangannya.

My Cool Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang