Part 4

5.5K 449 4
                                    

Putih, hening, dan sunyi
Seperti itulah suasana yang dirasakan oleh seorang namja yang baru saja memasuki ruang rawat di rumah sakit. Hal pertama kali yang ia lihat pada saat masuk keruangan adalah seorang namja yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit, ada banyak alat bantu terpasang ditubuhnya.

Namjoon tidak kuat melihat keadaan hyungnya yang belum kunjung sadar dari koma 5 bulan lamanya. Mata tertutup hyungnya itu menandakan bahwa begitu indahnya alam dibawah sadarnya sehingga ia tidak membuka matanya.

Tak terasa, air mata Namjoon mengalir dipipinya dan kemudian ia menyekanya sambil berusaha tersenyum.

"Apakah disana begitu indah, hyung? Apakah disana kau bertemu dengan eomma sehingga kau tidak mau membuka matamu sebentar saja. Aku gila kan hyung? Aku berbicara pada orang yang sedang tertidur pulas sekarang" Namjoon tertawa kecil padahal tidak ada yang membuatnya tertawa.

"Kau tau, aku sudah mengerjakan tugasmu dari beberapa bulan yang lalu. Aku bahkan menganggap diriku sebagai yang tertua sekarang. Tapi hyung, aku tidak pantas untuk itu, karena hanya dirimu yang pantas menjadi yang tertua diantara semua adik-adikmu"

Namjoon akhirnya duduk didekat ranjang rumah sakit dan mengambil sebelah tangan hyungnya yang tertancap inpus dan menggenggamnya.

"Ayo bangun hyung. Ayo bangun" Air mata yang sudah Namjoon tahan, akhirnya keluar begitu saja dan ia pun menangis sejadi-jadinya dengan meletakkan tangan hyungnya dikeningnya.

Namun, sedetik kemudian, matanya memerah dan memancarkan aura kebencian seketika.

"Kau seperti ini karena anak itu hyung, seharusnya dia yang terbaring disini bukan dirimu. Kau akan membayarnya, Jeon Jungkook" ucap Namjoon dengan nada dinginnya. Ia pun menyeka air matanya dan meletakkan tangan hyungnya kembali dan keluar dari ruangan tersebut

****

Jungkook baru saja turun dari mobil, dan menutup pintu mobil

"Kau tidak mau mampir dulu?" Kata Jungkook

"Lain kali saja. Ngomong-ngomong terima kasih sudah menemaniku ke toko buku tadi" ucap Bambam

"Sama-sama" ucap Jungkook sambil tersenyum

"Sudah sore ternyata" kata Bambam sambil melihat ke langit "Aku pulang dulu"

"Hm, hati-hati dijalan oke, dan ingat kerjakan tugas bu Suzy tadi. Jika kau tidak mengerjakannya aku tidak akan memberimu contekan" ancam Jungkook

"Ya ya baiklah, Jeon Jungkook. Aku pulang, dahh" ucap Bambam dan melambaikan tangannya dan mulai menghilang dari pandangan Jungkook

"Aku pulang terlalu sore ternyata. Apa mereka mengkhawatirkan ku" gumam Jungkook sambil berjalan masuk kerumahnya. "Untuk apa mereka khawatir, mereka saja membenciku"

Ketika sudah sampai didepan pintu dan hendak membuka pintu, terlebih dahulu seseorang dari dalam rumahnya membuka pintunya dan memandang Jungkook dengan datar.

"Na-Namjoon hyung, a-aku.."

"Masuk sekarang" ucapnya sambil membuka pintu lebar-lebar. Jungkook hanya menundukkan kepalanya dan masuk kerumahnya

Saat beberapa langkah dari pintu, Namjoon menutup pintunya dengan keras sehingga membuat Jungkook terkejut.

Tiba-tiba, Lengan sebelah kanan Jungkook ditarik oleh Namjoon dan menariknya kembali ke pintu yang sudah ditutupnya sehingga punggung Jungkook menabrak keras pintu itu

"Akhh" ringis Jungkook

"Apa kau tau sudah jam berapa sekarang, hah?! Apa kau tidak memiliki rumah? Apa kau tidak tau waktu? Anak macam apa kau Jungkook" bentak Namjoon

"Mi-mianhae, aku benar-benar minta maaf, ta-tadi a-aku..."

"Aku tidak mau dengar apapun alasanmu. Kau tau seharusnya kau menyesali perbuatanmu atas apa yang telah kau lakukan pada Jin hyung. Seharusnya kau yang berbaring disana bukan Jin hyung"

Mendengar keributan diruang tamu, Jimin, Suga, Hoseok, dan Taehyung keluar dari kamar mereka dan mengintip apa yang terjadi.

"H-hyung..."

Bugh! Namjoon memukul pipi sebelah kanan Jungkook hingga Jungkook tersungkur ke lantai.

"Uhuk.. uhuk" Bibir yang dekat dengan pipinya pun mengeluarkan darah

"Jangan pernah memanggilku hyung lagi, semenjak kematian eomma dan peristiwa yang menimpa Jin Hyung aku sudah tidak menganggapmu sebagai adikku"

"A-aku mi-minta ma-- akhh.." ucapannya terhenti ketika Namjoon menendang perutnya dan menginjak kaki sebelah kanannya.

"A-akhh h-hyung, sa-sakit h-hyung. A-aku mohon ja-jangan seperti ini" ucapnya menahan rasa sakit yang menjalar disekitar tubuhnya

"Kau pikir aku akan mendengarkan perintahmu? Bermimpi saja, Jeon Jungkook" Namjoon malah menginjak kaki sebelah kanan Jungkook lebih keras lagi. Sehingga membuat Jungkook kesakitan. Sementara Namjoon tersenyum kecil.

"Tuan muda Namjoon, tuan muda hentikan tuan muda, kasihan tuan muda Jungkook" ucap Bibi menghampiri Namjoon

"Biarkan saja, bi. Aku hanya menghukumnya agar dia tau waktu kapan ia harus pulang" ucap Namjoon tanpa melihat ke bibi

"Tapi tidak seperti ini caranya tuan muda, bagaimanapun dia adalah adikmu, anak bungsu eomma mu"

Namjoon diam bahkan injakan pada kakinya Jungkook mulai melemah dan kemudian ia memejamkan matanya dan menghela nafas panjang kemudian ia mengangkat kakinya dari kaki Jungkook

"Untung bibi yang aku anggap sebagai eomma datang, jika tidak aku sudah membuat keadaanmu seperti Jin hyung" kata Namjoon dengan dingin, kemudian ia meninggalkan ruang tamu dan masuk kekamarnya.

Sebelum masuk kekamar ia menoleh ke saudara nya yang ternyata melihat apa yang dia lakukan kepada Jungkook dan masuk kekamar. Kemudian menyusul Namjoon dengan masuk kekamar masing-masing.

"Apa tuan muda baik-baik saja?" Tanya bibi

"Iya bi, aku baik-baik saja" kata Jungkook berusaha untuk berdiri. Setelah berdiri, ia mencoba untuk berjalan namun kembali tersungkur kelantai.

Bibi pun langsung menghampiri Jungkook dan menaruh lengan sebelah kiri Jungkook dan membawanya ke kamarnya. Setelah sampai dikamarnya, Bibi langsung membaringkan Jungkook di kasurnya.

"Ada yang sakit, tuan muda?"

"Emh, kaki sebelah kananku sakit, bi"

"Bibi akan melihatnya"

Bibi pun melihat kaki Jungkook, ternyata kaki Jungkook terdapat luka lebam yang berwarna biru keunguan.

"Sepertinya kaki tuan muda keseleo, sebentar bibi ambil minyak pijat dulu" Bibi pun keluar kamar. Sementara Jungkook menunggu sambil menyender di kepala kasurnya dan melamun.

"Kau beruntung bibi tadi menghampiri dan menghentikan Namjoon, jika tidak kau bisa mati ditangannya" Ucap salah satu hyungnya yang menyandar didekat pintunya sambil melipat tangannya di depan dadanya.

Jungkook pun melihat ke arah hyungnya itu yang melihat ke arah lain begitupun Jungkook.

"Jangan berfikir aku kesini untuk melihat keadaanmu. Aku tadi hanya ingin mengucap salam perpisahan saja, jika apa yang kukatakan tadi ada benarnya" Ucap Yoongi dengan dingin. Kemudian dia pergi dari kamar Jungkook. Jungkook pun melihat ke arah pintu kamarnya meski hyungnya sudah tidak ada disana.

'Jika itu maumu hyung. Aku akan mewujudkannya'

***

I'M OK, ALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang