Part 18 : Gelisah dan Kabar Baik

5.1K 353 7
                                    

Gimana kabarnya kalian?😍
.
.
.
.

Siang ini, Jungkook memutuskan untuk kembali kerumahnya. Meskipun ia tau pasti tidak akan ada yang mencarinya, namun bagaimanapun keadaanya baik dari rumah maupun dari dirinya sendiri ia harus pulang.

"Kau yakin pulang sekarang, Jung? Aku rasa obat bius masih ada" ucap Tsukara pada Jungkook yang saat ini sedang membereskan ranjang yang ia gunakan.

"Tidak mungkin masih ada. Aku sudah baik-baik saja sekarang" ucap Jungkook santai. Kali ini ia tidak bohong, tubuhnya memang baik-baik saja.

"Ya sudah terserahmu. Jika kau nanti merasakan pusing kau langsung tidur saja dan istirahat"

"Siap, hyung"

****

"Aish! Apa aku harus mencari anak itu?" Ucap Jimin pada dirinya sendiri.

Saat ini Jimin sedang berada di kelasnya. Tidak ada siswa didalam kelas itu. Hanya Jimin. Karena saat jam istirahat semua siswa pasti langsung berlari ke kantin sekolahnya untuk mengisi tenaga mereka untuk pelajaran selanjutnya.

"Ada yang galau rupanya" ucap seorang namja yang menghampiri Jimin dan langsung duduk di bangku sebelah Jimin sambil merangkul bahu sahabatnya itu

"Apa sih, Wonwoo. Siapa yang galau?" Tanya Jimin

"Lah, jadi kau tidak galau?" Tanya Wonwoo balik pada Jimin

Jimin pun menepuk dahinya. Mengapa ia memiliki teman bahkan sahabat yang seperti Wonwoo, batin Jimin.

"Makanya Wonwoo, sebelum menyimpulkan sesuatu sebaiknya kau tanyakan dulu jangan sembarang menuduh seperti tadi" ucap Jimin masih dengan sabar padahal sebenarnya ia ingin sekali menjitak dahi sahabatnya yang satu ini.

"Kapan aku menuduhmu?" Tanya Wonwoo

Dan akhirnya jitakan mendarat sukarela di dahi Wonwoo.

****

Prok prok prok!

Suara tepuk tangan terus bersahutan didalam gedung tersebut. Mereka semua tersentuh atas permainan piano dari seorang pianist yang diudang oleh tuan rumah acara tersebut. Alunan musik yang merdu dan suasana yang mendukung membuat semua terhanyut dengan lagu yang sangat cocok bagi pasangan agar saling menyayangi satu sama lain dengan sepenuh hati.

Sedangkan sang pianist -- Kim Yoongi tersenyum manis sambil membungkukkan tubuhnya kepada para penonton didepannya. Setelah ia memberi lambaian tangan, ia kembali ke belakang panggung dengan senyum yang belum luntur.

Yoongi itu sederhana, melihat orang tersenyum bahkan menikmati permainan pianonya, ia sudah sangat bahagia.

"Wah Kim Yoongi permainan barusan luar biasa. Aku beruntung bertemu pianist muda yang berbakat sepertimu" ucap seorang pria dengan wanita disampingnya menggandeng lengan sang pria. Yoongi pun hanya membalasnya dengan senyuman dan membungkukkan badannya.

"Terima kasih, paman"

"Ternyata benar apa kata Hyunsik ya, yeobo. Dia berbakat dan juga tampan. Hehe" sang istri pun terkekeh di akhir bicaranya sambil menatap kagum ke arah Yoongi yang terdiam. Bukan karena pujian yang membuat Yoongi diam tapi nama yang disebutkan oleh sang istri pada suaminya.

Hyunsik?

Tunggu, sepertinya ia tahu siapa itu. Apa kedua orang yang berbeda gender didepannya ini baru saja menyebut nama...

Ayahnya?

"Ah, uangnya sudah aku transfer direkening yang kau berikan tadi. Sekali lagi terima kasih ya sudah ikut memeriahkan acara ulang tahun pernikahan kami" ucapan itu mampu membuat lamunan Yoongi seketika membuyar dan kemudian ia hanya bisa membungkukkan badan.

"Terima kasih, paman. Jika kau ada acara lagi, jangan segan-segan memanggilku" ucap Yoongi dan diangguki oleh pasutri didepannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku permisi, Paman Bibi" Yoongi membungkukkan badannya sekali lagi dan kemudian beranjak meninggalkan gedung tersebut.

Yoongi berjalan menuju halte bus terdekat, ia melepaskan jas hitamnya dan menaruhnya di pundak kirinya.

Drrttt..drrttt...

Handphone yang berada di saku celananya bergetar dengan segera ia mengambilnya dan melihat siapa yang menelfon.

Taehyungie is calling...

Yoongi menggeser ikon hijau itu yang artinya tersambung dengan si penelpon.

"Kau dimana sekarang, hyung?" Suara adiknya menyapa digendang telinganya.

"Halte bus" jawab Yoongi yang sudah berdiri di halte bus bersama penumpang yang lain.

"Cepatlah ke rumah sakit"

"Aku sedang perjalanan ke rumah sakit, bodoh. Aku sedang menunggu bus"

Terdengar decakan dari Taehyung, mungkin dirinya tidak terima dikatai bodoh oleh Yoongi.

"Kau mengatakanku bodoh eoh? Kau tidak akan aku beritahu kabar tentang Jin Hyung" satu kalimat tapi mampu membuat Yoongi penasaran

"Jangan bertele-tele, bodoh. Cepat katakan"

"Kau mengataiku bodoh lagi?"

"Ck, terserah. Kau pasti mau mempermainkanku kan agar aku.."

"--Jin Hyung sudah sadar, kau puas"

***

Double up?

I'M OK, ALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang