Part 20 : Tersadar

4.6K 395 27
                                    

Pakabar semuanya?😀
Masih stay atau dah lupa? :'
.
.
.
.
.

"Kapan Seokjin Hyung boleh pulang? Aku ingin mengajaknya jalan-jalan" ucap Taehyung dengan merengek yang mana membuat Tsukara yang sedang memeriksa keadaan Seokjin berdecak.

"Yak bocah. Meskipun Seokjin boleh pulang nanti, kau tidak boleh bermain dulu dengannya. Ingat, ia baru sadar dari koma" ucap Tsukara.

Taehyung pun memanyunkan bibirnya tanda ia kesal. Namun, semua yang berada di ruang rawat Seokjin tak ada yang peduli.

"Apa Jimin masih belum sampai?" Tanya Namjoon pada Taehyung.

"Aku sudah menghubunginya, mungkin dia sedang dalam perjalanan" jawab Taehyung sekenanya.

"Dia akan datang kesini bersama bibi Min kan?" Tanya Hoseok

"Hooh"

"Ngomong-ngomong dia kesini naik apa?" Yoongi pun ikut bertanya dan itu membuat Taehyung makin sebal.

"Yak! Kenapa kalian tidak menanyakan pada Jimin sendiri? Kenapa malah kepadaku?" Ucap Taehyung dengan cepat membuat semua yang ada diruangan tersebut tertawa.

"Kau mau menjadi penerusku, hah? Bicara cepat mu cukup bagus ngomong-ngomong" ujar Namjoon sambil menaik-turunkan kedua alisnya dan itu membuat Taehyung makin dalam keadaan badmood.

"Ish, terserah"

****

"Aku akan menunggu diluar, bi. Bibi masuklah kedalam"

"Tuan muda Jungkook, jangan seperti ini. Ayo kita liat keadaan Seokjin bersama-sama" ujar Bibi Min.

"Aku lebih baik disini saja, Bi. Hyung pasti tidak akan suka akan kedatanganku"

Sementara Jimin hanya menyaksikan perdebatan mereka tanpa mau berbicara apapun. Saat ini mereka sudah berada di halaman depan rumah sakit. Mereka langsung menuju ke halte bis saat Taehyung memberinya kabar bahwa Seokjin sudah sadar. Bahkan Seokjin yang meminta untuk Bibi Min juga ikut.

"Tuan muda tidak boleh bicara seperti itu"

Jungkook hanya tersenyum kecil. Ia menoleh ke arah Jimin dan tatapan mata mereka bertemu. Jungkook pun menunduk dan memainkan jarinya. Dari tatapan barusan, Jungkook melihat bahwa di mata Jimin terpancar seperti harapan agar Jungkook ikut masuk melihat Seokjin bersama mereka. Entahlah, Jungkook tidak bisa memastikan itu benar atau salah. Tapi jika diingat dari pelukan tadi sore, sepertinya Jimin sudah mulai menganggap Jungkook itu adiknya. 

"Aku akan ikut, Bi" ujar Jungkook membuat Bibi Min bernafas lega.

****

Ceklek!

Pintu diruang rawat tersebut terbuka dan membuat semua orang yang ada diruang rawat tersebut menoleh ke arah pintu untuk memastikan siapa yang datang.

"Maaf aku terlambat datang" ujarnya

"Ishh, kau bilang kau akan menjenguk Seokjin Hyung bersama kami, tapi kau malah kabur entah kemana" ucap Taehyung

"Aku ada urusan penting"

"Ya ya, Kim Jimin adalah pemuda yang sibuk dengan urusan tanpa diketahui oleh saudaranya"

"Kim Taehyung cukup" ucap Namjoon.

Taehyung pun diam begitu juga Jimin.

"Astaga, tuan muda Seokjin, syukurlah tuan muda sudah sadar"

Suara dari seorang perempuan paruh baya menjadi pemecah keheningan. Bibi Min langsung berlari menuju ranjang Seokjin dan memeluknya tidak begitu erat.

"Aku baik-baik saja, Bi" ucap Seokjin dengan senyumnya.

Bibi Min pun ikut tersenyum, termasuk pemuda yang ada diluar ruangan tersebut dan hanya bisa melihat dari kaca ruang rawat. Pemuda tersebut adalah Jungkook. Ia belum punya keberanian untuk menemui Seokjin. Belum lagi semua hyungnya berkumpul diruang tersebut.

Jungkook terus memperhatikan mereka dari kaca. Tanpa sadar, seseorang dari ruangan tersebut melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.

****

Hari ini, Jungkook bahagia.

Sangat bahagia

Sangat-sangat bahagia

Benar-benar bahagia.

Yang intinya, Jungkook bahagia hari ini. Terbukti dari senyumannya yang tak kunjung luntur sedari tadi.

Berlatar didalam kamarnya, ia bersandar pada tempat tidurnya sambil mengingat kejadian hari ini.

Mulai dari, dirinya yang baik-baik saja, dipeluk oleh Jimin Hyungnya, dan melihat Seokjin sudah kembali meskipun ia tidak bisa melihatnya dari dekat.

Tadi saat ia hanya melihat dari luar ruang rawat Seokjin, ia bisa melihat betapa bahagianya semua hyungnya setelah Seokjin sadar dari komanya. Tanpa dirinya.

Jungkook terdiam.

Dari sana, ia bisa mengambil kesimpulan.

Semua hyungnya bisa bahagia tanpa dirinya. Dirinya bukan siapa-siapa dalam keluarga Kim ini.

Jungkook tersenyum getir.

'Kenapa aku masih disini? Sudah jelas mereka tak membutuhkanku. Sudah jelas mereka lebih bahagia tanpaku. Apalagi dengan kehadiran Seokjin Hyung, hidup mereka lebih berwarna lagi. Apa yang kau harapkan, Jeon Jungkook? Pelukan? Dekapan? Kasih sayang? Memangnya dirimu siapa?'

****

Hai semuanya, gimana puasa kalian yang ke 12 hari ini?

Jujur, ada yang udah bolong belum hehe😆

Maafin baru bisa up cerita sekarang, bener-bener lagi buntu ide. Tapi sekarang untung idenya muncul dan bisa up yeyyy😀🎉🎉

Pesan aku buat kalian

Dimana pun kalian berada selalu stay safe, tetep semangat dan selalu dirumah aja, oke👍💜

Aku sayang kalian😍💜

Btw, mau double up?

I'M OK, ALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang