I'M OK, ALL

Part 32 : The Truth

Kangen aku gak?:'
.
.
.
.

"Jawab aku, Tsukara!"

"Kau boleh pergi, Seulgi" ucap Tsukara pada suster di belakang Seokjin. Suster dengan nametag 'Kang Seulgi' menganggukkan kepala. Ia membungkuk hormat dan setelahnya pergi dari hadapan mereka.

Hening sejenak diantara mereka.

"Dia sudah pergi, jadi jelaskan padaku" ucap Seokjin. Seokjin mengalihkan pandangannya ke Jimin. "Apa itu benar, Jim?"

Jimin menunduk. Ia tidak berani menatap mata kakak tertuanya yang menatapnya dengan pandangan kecewa.

"Jadi semua yang aku lihat saat sarapan, semuanya hanya pura-pura?" Tanya Seokjin.

Lagi, pertanyaannya di abaikan oleh Jimin.

"Katakan ini tidak benar, Jimin" ucap Seokjin dengan nada yang bergetar. Air matanya mengalir. Seokjin menggigit bibirnya agar isakannya tidak keluar.

"Seokjin Sunbae, kau-kau harus kembali ke ruangan mu. Kau belum sehat, Sunbae" ucap Tsukara. Namun, pandangan Seokjin saat ini hanya fokus pada Jimin yang masih menunduk.

"Tsukara, apa yang kau katakan benar?" Ulang Seokjin. Mata Tsukara berputar gelisah, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Seokjin kemudian mengalihkan pandangan ke Tsukara.

"Aku akan kembali, jika kalian berdua menjawab pertanyaanku" ucap Seokjin.

"Itu tidak..."

"Itu benar, Hyung" potong Jimin. Tsukara langsung mengalihkan pandangannya ke Jimin ketika ia memotong perkataannya.

"Jimin apa yang kau..."

"Semua yang kau lihat saat hubungan kami baik-baik saja..." jeda sesaat. Jimin mengambil langkah mendekati Seokjin yang terduduk di kursi roda. Setelahnya, ia berlutut di depan kakak tertuanya itu.

"Itu hanya palsu, Hyung" ucap Jimin kembali.

Hening.

Tidak ada sahutan baik dari Tsukara maupun Seokjin.

"Fakta sebenarnya adalah kami semua membenci Jungkook sejak peristiwa yang kau alami hingga membuatmu koma, Hyung"

Penjelasan Jimin membuat Seokjin terdiam. Air matanya kembali menetes. Tidak pernah diduganya, jika Jungkook harus dibenci oleh saudaranya.

"Kami langsung mengambil kesimpulan bahwa Jungkook yang menusukmu hingga kau koma, Hyung"

Jimin masih tidak mendapat balasan dari Seokjin.

"Kami membencinya sampai-sampai kami rela jika ia tiada, Hyung"

Plak!

Tsukara menutup mulutnya. Tamparan keras itu seakan menggema di telinganya. Sedangkan Jimin yang mendapati hal tersebut tak mampu berbuat apa-apa. Bahkan, ia tak sedikit berpindah dari posisinya.

"Kalian benar-benar keterlaluan. Kalian membencinya atas apa yang tidak ia lakukan. Apa yang ada di pikiran kalian?" Ucap Seokjin.

Jimin menunduk. Rasa sakit di pipinya belum seberapa dengan rasa kecewa Seokjin. Jimin mencoba menerima.

"Aku ditusuk oleh orang yang membenciku, Jimin. Bukan Jungkook" terang Seokjin

"Tidakkah kau lihat lebam dan luka di wajahnya waktu itu? Kau pikir dia akan mampu menusukku dengan tenaga yang tidak seberapa itu? Hah?!" Bentak Seokjin.