Sebelas

10 3 0
                                    

“Okee.. Ratu harus tetep semangat. Sekarang hari pertama sekolah. semangat-semangat.” ujar Ratu kepada dirinya sandiri sambil bercermin sebelum berangkat ke sekolah.

Kenapa Kak Rangga sama sekali nggak ngasih kabar? Ah, ngapain juga aku nggak konsen karena nunggu kabar dari Kak Rangga. Selama ini aku juga baik-baik saja meski nggak ada Kak Rangga.

“Dasar cowok! Cuma ngasih harapan dan janji tapi ujung-ujungnya pergi.” Ucap Ratu sambil meletakkan bolpoinnya dengan kasar begitu Bu Rully keluar kelas.

“Sabar, Ra. Mungkin Kak Rangga lagi banyak urusan.” ucap Rani setia.

“Tapi, Ran. Dia udah janji bakal nemuin kalau udah masuk sekolah. Mana? Sampai istirahat pertama juga nggak ada tuh.”

“Ya udahlah. Kita ke musolah yuk. Solat Dhuha kayak biasanya.”
Zahra tersenyum. Ia sedikit tenang dengan ajakan Rani.

“Yuuuk.”

-----------------------------------------------------------
“Woooi!” seru Yos sambil melambai-lambaikan tangannya dengan semangat begitu melihat Rangga masuk kantin.

“Udah. Turunin tangan lu, Yos. Norak banget sih. Banyak yang liat tuh.” ucap Rangga jujur melihat tingkah temannya.

“Biasa aja dong. Banyak ngeliat kan karena takjub sama kegantengan gue. Iri aja lu.”

Ya emang ganteng tapi norak. Rangga mengurungkan niat untuk membalas Yos. Karena ia paham kalau tidak ada ujungnya. Apalagi kepedeannya.

“Darimana lu? Jam 10 baru nongol.” tanya Andre penasaran juga berniat menengahi.

“Gue baru sampe dari Surakarta.”

“Ajaib banget. Terus lu nembus tembok samping?”

“Iya. Gimana lagi?”

“Woi! Ngapain lu celingukan gitu? Kayak ayam aja.” ucap Yos santai.

“Lu pada nggak liat Ratu?” tanya Rangga sambil terus melihat seisi kantin mencari Ratu.

Tapi temannya hanya membalas dengan bahu yang dinaikkan.
“Udah gue cari di kelasnya, di taman, di perpus, di lapangan. Tapi nihil.”

“Gitu banget kuatirnya.” sahut Yos santai sambil melahap baksonya.

“Lu nggak makan? Tiga menit lagi bel masuk.” ucap Andre perhatian. Namun hanya dibalas dengan gelengan oleh Rangga.

“Oh, gue makan deh.”

“Yaudah sana buruan pesen.”

“Ngapain pesen. Nih, depan gue udah ada bakso.” ucap Rangga lalu mengambil alih mangkuk Yos dan dibawa pergi.

“Eh, Ga. Balikin bakso gue, baru makan pentol satu gue.”

“Woooi... lu temen apa jambret, sih? Woooi...” seru Yos kenceng tanpa peduli menjadi pusat perhatian kantin pagi ini.

Bodoh amat. Orang ganteng kan nggak pernah salah. Begitulah prinsip ‘seekor’ Yosabah.

(Hope) One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang