Dua Puluh Tujuh

18 2 0
                                    

"Kak, openingnya kurang tiga hari lagi. Nggak terasa banget." ucap Ratu setelah mengunyah gado-gado nya.

Kini, di salah satu meja kantin sekolah terdapat tiga idola sekolah dan di depannya terdapat dua siswi yang biasa-biasa aja yang tiba-tiba posisinya melecut drastis, Ratu dan Rani.

Posisi yang diimpikan hampir seluruh siswi Bunga Bangsa, baik adik kelas, teman seangkatannya, maupun kakak kelas. Namun, mereka tidak ada yang berani menentang. Bahkan hanya protes sekalipun. Karena ketiga idola sekolah itu tidak hanya tampan. Tapi juga jago berantem.

Menurut wacana, mereka akan melindungi satu sama lain dan milik satu sama lain. 

"Loh, tiga hari lagi bukannya graduasi, ya?" tanya Rani bingung.

"Emang gue sengaja gitu. Karena gue pingin mama gue dateng" ucap Rangga pelan dan menerawang.

"Bukannya itu bahaya, Kak? Bisa-bisa bunda kakak terkejut dan dampaknya tidak kecil. Apalagi Bang Ricky".

Lagi-lagi hanya Ratu dan Rani yang berbicara. Sedangkan Aldi dan Yos hanya menyimak. Karena seperti sebelum-sebelumnya, apapun keinginan Rangga tak terbantahkan.

Karena, mereka yakin segala tindak Rangga pasti sudah penuh pertimbangan yang matang. Apapun itu. Semua seperti sudah terancang di dalam otaknya. Dan semua berlandaskan alasan logis yang  mungkin akan terjadi. Cerdas dalam tatapan dinginnya. Cocok banget jadi businessman.

Melihat tidak ada respon atas pertanyaannya, Ratu dan Rani  langsung saling pandang dan memilih diam seperti yang dilakukan sahabatnya sejak tadi.

Beberapa detik kemudian, muncul ide dari Ratu yang berhasil menarik perhatian satu meja, "Aku tahu siapa yang bisa menjadi kasir sementara kita, Kak?"

Rangga, Aldi, dan Yos sontak mengikuti arah pandang Ratu yakni... Rani. Rani yang menjadi objek perhatian langsung histeris cukup keras, "Haaa???"

Suara yang mampu didengar seluruh kantin tersebut, tentu menarik perhatian pengunjung kantin saat itu.

Rani justru menoleh kanan-kiri, matanya menjelajahi seisi kantin memastikan bahwa ia benar-benar menjadi pusat perhatian dan mereka sedang menunggu jawaban apa yang sedang terjadi. 

Yos gemas karena mulutnya masih 'mangap' setelah mengucapkan 'Haaa'. Otomatis, Yos menggerakkan tangannya untuk menutup mulutnya.

Sedangkan Rani diam, matanya tak berkedip melihat matanya Yos. Jantungnya seakan ikut berhenti berdetak, dan riuhnya kantin saat istirahat terdengar sunyi tanpa suara.

Apa ini yang namanya dunia milik berdua?

"Aciee ciieeee..." goda Rangga, Ratu, dan Aldi bersamaan.

Sepertinya, Yos dan Rani telah cinta lokasi sejak menjadi detektif kisah misteri Rangga dan Ratu. Banyak teka-teki tentangnya yang mereka diskusikan. Meski belum mendapat jawaban, tetapi teka-teki itu berhasil menyatukan dua hati yang berbeda.

Satunya yang kocak dan banyak tingkah. Satunya, rajin dan banyak bicara. Namun, keduanya sama-sama kurang punya malu alias, paling malu-maluin dan kadang suka bingung dengan hal-hal kecil. Dan pastinya mereka saling setia pada sahabatnya.

Menurut kalian, siapa nih yang cocok untuk menggambarkan Dewi Anggraeni???


Menurut kalian, siapa nih yang cocok untuk menggambarkan Dewi Anggraeni???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau Rangga kan punya panggilan khusus buat Zahra menjadi Ratu.

Yos tidak mau kalah nih guys. Kalau lagi berdua, Yos tidak manggil Rani. Tapi... Dewi.

"Dewiku..."

Harap maklumnya, Yoskan perannya jadi anak lebay. Jadi wajar aja kalau manggilnya kayak gitu. Hehehe 😅

Tapi, Kenapa ya Yos kalau di depan teman-temannya manggilnya Rani bukan Dewi??

Entahlah. Kadang Yos emang punya dunia imajinasi sendiri. Yang tidak dipahami manusia awam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Hope) One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang