Dua Puluh Satu

15 3 0
                                    

"Yos, mana motornya? Kuy cabut! Udah panas oi." teriak Rangga di atas motornya.

"Lu pada duluan aja. Gue masih mau ke WC." jawab Yos lalu terbirit-birit keluar dari parkiran.

"Ushh emang tu anak. Yuk Al."

Yos bernapas lega ketika mendengar deru motor Aldi dan Rangga keluar gerbang. Ia bersiap memulai misinya. Ini adalah satu-satunya rahasia yang ia sembunyikan dari kedua sahabatnya.

---

"Ra, lu pulang sama Angga lagi?"

"Iya. Ini dia udah di depan gerbang katanya. Aku duluan, ya. Kamu masih nunggu jemputan kan?" giliran Zahra yang tanya.

"Iya. Tapi aku nunggunya di kelas. Karena masih dijemputnya setengah jam lagi."

"Yakin nih, mau disini sendirian? Apa bareng aku aja? Angga kan bawa mobil."

"Yahh.. masa iya, secantik gue jadi obat nyamuk."

"Pa-an sih. Lagian aku sama Angga juga gak ada apa-apa."

"Katanya dia cinta pertama lu? Mana mungkin gak ada apa-apa?" tebak Rani.

"Aku seneng akhirnya bisa ketemu lagi sama cinta pertamaku yang dulu udah nyelametin aku. Tapi, entah kenapa aku nggak bisa terbuka kasihan, Ran. Aku jadi bingung." akhirnya Zahra mencurahkan perasaannya saat ini.

"Mungin itu.. (dtrreettdh drertt)"
"Iya, halo?"

..

"Oh bentar, Ga. Ini udah mau ke gerbang."

"Besok aku lanjutin lagi ya, Ran. Lupa aku kalau Angga udah di gerbang. Kasian nunggu udah lama. Bye"

"Oke. Bye"

Tiba-tiba Yos masuk kelas.
"Hai" sapa Yos yang entah kenapa jadi jaim.

"Hai, Kak. Kenapa mendadak?"

"Gue belum pernah liat Rangga patah hati kecuali karena masalah keluarga. Dan gue gak tega."

"Iya. Semua orang juga tau, Kak. Bahkan dari sorot matanya kalau papasan sama Zahra udah keliatan banget."

"Zahra?"

"Zahra itu panggilan Ratu. Semua orang manggilnya Zahra. Cuma Kak Rangga aja yang manggilnya Ratu."

"Padahal kan nama depannya Ratu."

"Tapi, dia ngotot mau dipanggilnya Zahra, kecuali sejak Kak Rangga manggil Ratu, dia malah seneng dipanggil Ratu. Udah kak, kok jadi bahas Zahra-Ratu. Kembali ke topik, Kak."

"Iya ya. Tapi, ini gara-gara Ratu juga."

"Kok jadi Ratu? Tanya tuh Kak Rangga kenapa tiba-tiba ngehindar." tanya Rani yang tiba-tiba suaranya naik beberapa oktaf.

"Ya kalau bukan karena dia sama cowok lain. Mana mungkin Rangga gitu?"

"Cowok lain apanya? Ratu itu nggak ada apa-apa sama Angga. Angga itu cuma cintanya di masa lalu, cinta pertama."

Yos langsung menepuk jidatnya.
"Itu namanya CLBK dedek Rani?" gemes jadinya Yos sama Rani. Gak jauh polosnya sama sahabatnya.

"Cinta lama bersemi kembali maksudnya." sambung Yos melihat tidak ada respon dari Rani.

"Terus gimana, Kak?"

"Sebenarnya itu Ratu sukanya sama Rangga apa cinta pertamanya sih?"

"Sebenarnya Ratu itu cinta banget sama Kak Rangga tapi Kak Rangga itu berubah-ubah kayak bunglon katanya. Baik tapi tiba-tiba berubah menyeramkan. Kadang juga tiba-tiba ngilang nggak ada kabar. Dan entah gimana tiba-tiba cinta pertamanya datang. Ratu jadi labil gitu."

"Ribet juga yah." ucap Yos sambil manggut-manggut.

"Aneh juga sih, Ratu. Padahal cinta pertamanya itu sudah 12 tahun yang lalu?"

"Apaan?" tanya Yos histeris.

Sedangkan Rani melihat Yos sangat lucu ketika memasang wajah kaget. Dalam diam ia merekam pemandang itu dalam otaknya.

"Kan belum tentu juga, kalau itu benar cinta pertamanya. Bagaimanapun 12 tahun sudah banyak yang berubah." pendapat Yos seperti detektif.

"Tapi Ratu yakin gitu kak sama Angga."

"Angga?" wajah Yos kini menunjukkan ekspresi kaget.

Lu tuh ya. Ngomongnya dikit tapi selalu berhasil buat gue kaget. Unch unch makin ayang deh , Abang Yos. Ish kok jijik amat ya ucapan gue. Hehe

"Kenapa kak?" tanya Rani bingung

"Eh, nggak. Maksudku kok bisa namanya mirip banget gitu. Angga? Rangga? Bikin tambah bingung aja."

(Hope) One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang