Karina menghindar. Dan hal itu sangat disadari oleh Rama.
Mereka kini sedang istirahat, setelah melakukan pemotretan selama dua jam di daerah pinggiran Paris. Rama terdiam menduduki kursi yang disediakan sambil memandangi Karina. Wanita itu memilih duduk dengan jarak yang jauh darinya.
Kerutan di dahi Rama semakin dalam. Ia menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi sambil bersedekap. Pria itu kemudian menyeringai ketika mendapati Karina yang sudah beberapa kali mencuri pandang kepadanya.
"Kita mulai lagi, ayooo!" teriak Nino kepada semua timnya, tentu saja termasuk Rama dan Karina.
Dua orang model itu berjalan menuju tempat yang sama. Dan ketika keduanya sudah saling bersisian, Rama berkata, "Apa aku membuat sebuah kesalahan ?"
"Apa, Ram ?" tanya Karina tidak mengerti.
Perbincangan mereka berhenti sejenak ketika sang photographer mulai memberikan instruksi dan pengarahan.
"Kamu menghindar. Seingat aku, aku tidak melakukan sebuah kesalahan." ucap Rama dengan pandangan yang mengarah pada kamera. Karina yang juga sedang berpose kemudian menjawab, "Kamu memang tidak melakukan kesalahan, Ram."
Akulah yang melakukan kesalahan karena sempat tertarik kepada kamu, ucap Karina dalam hati.
"Lalu kenapa menghindar ?"
Kening Karina mulai berkerut membuat sang photographer berteriak, "Karina, remove your wrinkles please. On your forehead."
Karina kemudian membenarkan ekspresi wajahnya dan kembali berpose.
"Aku tidak menghindar." gumam Karina sambil tetap memasang ekspresi seriusnya.
Rama sudah hendak membalas ucapan wanita disampingnya, namun sang photographer kembali berteriak memberikan arahan pose. "Rama peluk pinggang Karina, please."
Pria itu langsung menggerakkan tangan kanannya dan menarik pinggang Karina, seperti yang telah diinstruksikan. Hal yang begitu tiba-tiba itu membuat tubuh Karina membatu sesaat.
Aroma maskulin khas Rama terhirup dan membuat Karina semakin terdiam.
"Relax, Kar. Aku seperti sedang memeluk patung." bisik Rama yang kini tengah mengulum senyum menahan tawa. Karina langsung tersadar dan mendengus. "Kamu sangat menyebalkan, Rama."
"I know."
=====
Semua pemotretan sudah selesai dilakukan kemarin. Hari ini adalah hari terakhir mereka menjejaki tanah Paris. Oleh karena itu, sekarang tim Nino sedang asik berburu berbagai oleh-oleh di salah satu pusat perbelanjaan dengan harga miring.
Semuanya nampak semangat dan senang ketika berbelanja, apalagi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Tak terkecuali dengan Karina. Wanita itu kini sedang memasuki salah satu toko busana dan melihat-lihat pakaian yang dipamerkan.
Selain berbelanja, Karina juga menyempatkan diri untuk mengamati detail desain pakaian yang dilihatnya di sini. Mumpung dia sedang berada di kota fashion.
Saat wanita itu membalikkan badannya, keterkejutan langsung menyapanya. Rama sedang berdiri di hadapannya.
"Sedang apa kamu di sini ?" tanya Karina sangsi.
Rama menaikkan sebelah alisnya. "Menemanimu ?" sahut lelaki itu ragu.
"Dan untuk apa kamu menemani aku, Ram ?"
Rama mengedikkan bahu singkat. "Well, aku hanya memenuhi permintaan Gadis untuk menjaga kamu." Mendengarnya membuat Karina menganga tak percaya. "Kamu benar-benar berniat melakukannya ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
As Right As Rain - END
Romance"Kamu akan menikah, Karina ?" "Ya, Pa." Jordan mengerutkan dahinya tak mengerti sambil terdiam memandang anak pertamanya itu. Ia kemudian kembali memajukan tubuhnya dan berkata, "Seingat Papa, menikah tidak ada di list kamu dalam waktu dekat ini. Ya...