Dua Puluh Delapan - END

20.8K 721 10
                                    

Sudah dua hari Rama dan Karina kembali ke rumah mereka. Kini keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Karina.

Kemarin, baik keluarga Karina maupun Rama menyambut keduanya dengan suka cita. Apalagi dengan keadaan Karina yang sedang mengandung.

Keduanya langsung menjadi pusat perhatian saat tiba di rumah sakit. Untuk kali ini, Rama memilih untuk tidak memperdulikan para netizen. Ia lebih memilih untuk memperhatikan istrinya yang sedang mengandung anak mereka. Rama sama sekali tidak melepaskan rangkulannya pada pundak Karina sampai mereka tiba di depan ruangan dokter.

"Silahkan, Bu Karina, berbaring. Kita akan melakukan USG untuk memeriksa bayi kalian." ujar dokter Rani, dokter kandungan yang memeriksa Karina. Rama dan Karina langsung bangkit lalu berjalan ke arah ranjang.

Semuanya terdiam sampai akhirnya terlihat hasil pemeriksaan di monitor USG. Dokter Rani menjelaskan keadaan bayi Rama dan Karina dengan senyumnya. Sedangkan, calon orang tua yang dengan seksama mendengarkan serta memperhatikan monitor USG itu kini tidak mampu mengucapkan sepatah katapun karena bahagia yang terasa menyesakkan dada.

Setetes air mata haru bahkan sudah menuruni pipi Karina. Ia lalu menunduk untuk melihat reaksi yang ditampilkan oleh suaminya. Hatinya terenyuh saat melihat ekspresi yang sama di wajah Rama. Pria itu menangis, sama sepertinya.

Seolah merasa jika sedang diperhatikan, Rama kemudian menatap Karina. Ia semakin menggenggam erat tangan milik istrinya dan mengecupnya penuh sayang.

"We'll have twins."

=====

Rama menatap istrinya dengan pandangan ngeri. Pasalnya, Karina kini sedang sibuk mondar-mandir melihat persiapan fashion shownya yang kedua.

Baik Rama maupun anggota keluarga mereka sudah mencegah Karina untuk melakukan kegiatan melelahkan itu. Namun, Karina akhirnya menang karena kekeras kepalaannya yang luar biasa.

Dan jadilah, Rama memutuskan untuk tidak mengambil job agar bisa mengawasi kegiatan istrinya secara penuh.

Rama menilik arloji di tangan kanannya. Saat melihat jarum jam menunjukkan pukul setengah satu siang, Rama berjalan mendekati Karina. "Sudah, Karina. Ayo kita makan siang dulu."

Karina yang sedang berdiskusi dengan anak buahnya kini menoleh ke samping. Ia ingin memprotes tapi tidak bisa karena ia sudah berjanji kepada suaminya untuk menurut.

Wanita itu kemudian mengangguk singkat sebelum memberikan instruksi kepada bawahannya untuk melanjutkan pekerjaan.

Begitu Karina selesai, Rama langsung menggandeng tangan Karina dan membawanya menuju ruangan wanita itu. Rama berjalan perlahan, menjaga agar Karina yang sedang hamil besar tidak ngos-ngosan.

"Berjalan saja sudah kesulitan seperti ini, kamu masih mau tetap melanjutkan fashion show keduamu ?" tanya Rama setelah mendudukkan Karina di sofa ruangan wanita itu. Karina tersenyum tenang. Ia kemudian menarik Rama agar duduk di sebelahnya. "Sudah sejauh ini, Rama. Sayang kalau semuanya harus batal."

Rama menghela napas panjang. Ia lalu menarik Karina agar bersandar di dadanya. "Anak-anak kita semakin besar di perut kamu, sayang. Kalau kamu tetap melakukan kegiatan persiapan fashion show yang luar biasa melelahkan ini, aku takut kalian akan kenapa-napa nanti."

"Aku janji akan menghentikan ini semua jika memang membahayakan si kembar, Rama."

Keduanya terdiam untuk sesaat sebelum akhirnya Rama menegakkan tubuhnya untuk meraih kotak makan Karina. "Makanlah dulu."

Karina pun turut menegakkan tubuhnya dengan dibantu Rama. Ia lalu membuka kotak bekal yang sudah disiapkan Rama dan memakan isinya.

"Kamu tidak makan ?" tanya Karina disela kegiatan mengunyahnya. Rama menggeleng. "Tidak. Jam dua nanti aku ada janji temu di restoran dengan Raina."

As Right As Rain - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang