Delapan Belas

9.5K 652 20
                                    

Setengah jam lagi, pagelaran busana brand Goddess Things, brand milik Karina akan dimulai. Karina yang sudah tampil memukau dengan mengenakan gaun rancangannya sendiri, kini sedang memberikan arahan terakhir kepada seluruh timnya sebelum acara dimulai.

Setelah selesai, Karina mengumpulkan seluruh tim beserta model untuk berkumpul. Semuanya berkumpul membentuk lingkaran, lalu dipimpin oleh salah satu dari mereka, doa agar acara berjalan lancar sampai selesai dipanjatkan. Begitu selesai, semuanya langsung bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing.

"Gugup ?" tanya Rama yang baru saja menghampiri Karina di tengah-tengah backstage. Karina tersenyum gugup dan menganggukkan kepalanya. Kedua tangannya kini tertaut, berupaya meredakan getaran samar di sana.

"Aku juga seperti kamu waktu pertama kali berakting." Rama memberikan tatapan menenangkan lalu tangannya meraih milik Karina dan menggenggamnya.

"Mau aku kasih tahu caranya agar tidak gugup ?"

"Apa ?"

Rama mengulum senyum ketika melihat wajah penasaran milik Karina. Pria itu kemudian memajukan wajahnya dan tanpa disangka mendaratkan kecupan hangat di kening Karina.

"Semuanya akan berjalan baik. Keep calm, baby."

Belum sempat Karina berkomentar, sorakan dan siulan yang berasal dari sekitarnya terdengar. Karina langsung menenggelamkan kepalanya ke dada Rama yang kini terkekeh.

"Sudah sudah, istri saya malu."

=====

Semuanya berjalan lancar sampai akhir acara. Tanggapan dari para hadirin juga jauh dari yang diharapkan, mereka luar biasa antusias serta memuji rancangannya. Dan itu semua membuat Karina yang sedang berdiri di atas panggung bersama dengan seluruh model, menangis terharu.

Rama selaku model utama sekaligus suami dari Karina kini berdiri di sampingnya. Pria itu terlihat merangkul Karina sayang. Dan hal itu menjadi santapan menarik bagi para wartawan serta jurnalis yang datang di acara tersebut.

Setelah semuanya turun dari panggung, acara dilanjutkan dengan after party. Karina sebagai tuan rumah kini nampak berkeliling, menyapa satu persatu tamu-tamunya.

"Congratulations, Kar." ucap Bara, sepupunya yang datang bersama dengan sang istri.

"Aku pikir kamu tidak akan datang."

"Masa acara sepupu sendiri aku tidak datang."

Karina memutar bola matanya dan mendengus. "Dulu kamu tidak suka sekali waktu aku ajak ke acara seperti ini. Pasti kamu kan yang memaksanya untuk datang, An ?" pandangan Karina kini beralih menatap wanita di samping Bara. Andromeda mengulum senyum lalu menepuk pelan lengan Karina. "Tahu banget, sih. Udah aku ancem dia dari kemarin. Kalau nggak, pasti malam ini yang datang aku sama Rei."

Karina terkekeh, lalu ketika mengingat anak dari sepupunya, ia bertanya, "Oh iya, Rei mana ?"

"Di rumah Grandpanya. Tadi mau kita ajak, tapi takut rewel." Karina mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan. Ia hendak menanyakan mengenai keberadaan keluarganya yang lain, namun mulutnya kembali terkatup ketika ia merasakan sesuatu melingkari pinggangnya.

"Sorry, lama." itu Rama. Lalu, tanpa dikomando, Karina dan Bara langsung bertatapan.

"Long time no see, Bar, An." Rama menyalami keduanya dengan senyum ramah.

"Anak kalian mana ?"

"Kita titip-" Andromeda tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Bara langsung memotong. "Sama grandpanya. Jadi, kayanya kita harus pulang kan, An ? Kasian Dad nanti kalau kecapaian ngurusin Rei."

As Right As Rain - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang