Dua Puluh Satu

10.1K 643 5
                                    

"Ini hari terakhir kita di sini. Kamu mau melakukan apa ?" Rama bertanya kepada Karina yang sedang menikmati sarapan terlambatnya. Karina nampak berpikir sejenak lalu ia berpangku tangan menatap Rama. "Aku bingung. Oleh-oleh kita sudah dapat, jalan jalan juga sudah. Menurutmu, kita harus apa ?"

Rama menampakkan senyum kecilnya. "Aku bertanya kepadamu, Karina. Kenapa kamu malah menanyaiku balik ?"

Karina mengedikkan bahu sambil menampilkan ekspresi polosnya. "Aku bertanya kepadamu kan karena aku tidak tahu."

Rama menggeleng-gelengkan kepalanya geli. Ia lalu memajukan tubuhnya dan tanpa diduga mencubit kedua pipi Karina dengan gemas. Karina langsung memukul tangan Rama untuk menghentikan kegiatan pria itu mencubit pipinya.

"Sakit, Rama." protes Karina ketika Rama sudah kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi. Rama menyahuti dengan uluran lidahnya. "Salah siapa membuatku jengkel."

"Ooo, ternyata seorang Rama Bhagawanta yang terkenal sabar ini bisa jengkel juga."

"Tentu saja. Aku kan manusia, Karina. Bukan malaikat yang selalu berlaku baik."

Kali ini giliran Karina yang memajukan tubuhnya. Ia bertopang dagu dengan kedua tangannya dan menatap Rama. "Jadi, hari ini kita mau melakukan apa ?"

"Spa ? Tubuh kita butuh dimanjakan sepertinya."

Senyum lebar nan cerah Karina langsung terbit. Kepala wanita itu langsung mengangguk dengan penuh semangat. "Sebentar, aku habiskan makananku dulu."

=====

Setelah selesai dengan sesi spa, Rama dan Karina memutuskan untuk bersantai di pantai dekat hotel mereka.

"Kenapa kamu mengenakan ini ?" Rama bertanya dengan mata yang menatap tidak suka penampilan Karina. Wanita itu sedang mengenakan bikini two piece berwarna hijau mint dengan luaran kemeja putih menerawang.

"Memangnya kenapa ? Ini kan pakaian orang-orang yang ada di pantai. Coba lihat sekitar, hampir semua wanita mengenakan bikini, Rama." pandangan Karina kini berkeliling dan ketika matanya kembali bertatapan dengan milik Rama, wanita itu menelan ludahnya gugup.

Rama memberikan tatapan tajamnya kepada Karina sebelum beralih kepada sekelilingnya untuk mencari sesuatu. Tangannya kemudian bergerak cepat mengambil kain pantai yang berada di atas tas Karina. Rama lalu menutupi tubuh Karina dengan kain pantai itu. "Pakai ini."

Karina menatap pria dihadapannya dengan tidak percaya. Ia kemudian melepaskan kain tersebut dari tubuhnya. "Seriously¸Ram ? Kita ada di pantai. Apa yang salah dengan pakaianku ?"

"Yang salah dari pakaianmu adalah terlalu terbuka, Karina. Bikini yang kamu kenakan dan bahkan kemeja putih itu sama sekali tidak bisa menutupi tubuh kamu."

Karina mendesah. "Rama, you are being ridiculous now. Aku-"

"Pakai kain pantai ini atau kita kembali ke hotel."

Mulut terbuka Karina kembali terkatup. Ia memberikan tatapan penuh kejengkelan kepada Rama sambil menghela napas keras. "Kenapa aku tidak boleh memamerkan tubuhku ?"

Rama menyeringai kemudian melangkah maju sampai ujung kakinya dengan Karina menempel. Ia menunduk dan menyejajarkan matanya dengan milik Karina. "Karena aku tidak suka orang lain melihat apa yang menjadi milikku."

=====

"Rama, aku ingin makan gelato." setelah makanan yang berada di piringnya habis, tiba-tiba saja keinginan Karina itu muncul. Rama menaikkan sebelah alisnya dan berkata, "Random sekali ya kamu. Ya sudah, ayo. Keburu malam."

As Right As Rain - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang