Karina yang sedang fokus mewarnai desain pakainnya langsung mendongak ketika pintu ruangannya terbuka. Wanita itu lalu tersenyum bingung ketika mendapati wajah menggoda dari sahabatnya, Gadis yang kini sudah berada di depan mejanya.
"Wajah lo kenapa dah ?" tanya Karina akhirnya. Gadis semakin melebarkan senyumnya. Wanita itu kemudian menyodorkan sebuah majalah yang sebelumnya berada di balik punggungnya.
"Superstar Magazine edisi hot couple udah terbit, nih." ucap Gadis yang akhirnya menjawab kebingungan yang melanda Karina. Ia kemudian mengambil majalah tersebut lalu tanpa sadar tersenyum saat memandang foto mesra dirinya dan Rama yang menjadi sampul halaman depan.
"Duileeeh, senyumnya biasa aja dong, Neng."
Karina tidak menghiraukan ejekan dari Gadis dan memilih untuk membuka majalah tersebut. Jemarinya bergerak perlahan membalik setiap halaman yang berisikan foto-foto serta hasil wawancara dirinya dan Rama beberapa waktu yang lalu.
"Gue nggak nyangka pemotretan kalian bakal se hot ini." ucap Gadis yang ternyata sudah berpindah tempat di samping Karina. Tentu saja hal itu membuat Karina berjengit pelan. "Lo ikut kursus jadi ninja apa gimana sih, Dis ? Nggak kedengeran suara lo jalan."
Gadis mendengus. "Woi, suara tepakan kaki gue itu keras banget kayak kaki kuda waktu lari. Lo aja yang terlalu fokus sama foto mesra kalian."
"Tahu gini ya, kemarin gue iyain aja ikut lo ke Nusa Dua."
"Salah lo sendiri ya kalo itu. Gue udah ngajakin lo berkali-kali tapi tetep aja nolak. Percuma nyesel."
Gadis kini memanyunkan bibirnya sambil menatap Karina. "Habisnya, gue males ketemu sama manajer suami lo yang nyebelin itu."
Karina langsung tertawa mendengar curahan hati sahabatnya itu. Dirinya jadi teringat dengan beberapa pertemuan Gadis dan Evan yang selalu berakhir dengan perdebatan sengit diantara keduanya.
"Awas lho. Jangan jangan kalian berdua malah jodoh."
"Hiiii amit amit demi bayi gue yang belum ada di perut." sahut Gadis sambil bergidik ngeri.
"Eh eh btw, Kar. Rasanya dicium cowok sehot Rama gimana ?" tanya Gadis yang kini sudah menduduki pinggiran meja Karina. Karina yang tidak menduga pertanyaan tersebut berdeham dan tanpa sadar wajahnya merona ketika mengingat adegan dimana suami kontraknya mencium dirinya.
"Yailah, udah nikah juga, masih malu malu begini. Padahal, gue yakin nih, kalian tiap hari pasti sering ngelakuin." goda Gadis sambil menoel-noel jahil pundak Karina.
"Apaan sih, Dis. Makanya, sana buruan cari pacar. Biar bisa ciuman kayak gue." balas Karina yang membuat sahabatnya kembali cemberut. "Yee, cari pacar jaman sekarang itu susahnya udah ngalahin nyari jarum di tumpukan jerami, Kar."
=====
Setelah menyelesaikan makan malam, Rama beranjak menuju ruang tamu dan menduduki sofa di sana. Pria itu lalu meraih sebuah buku naskah yang berada di atas meja.
Kemarin, Rama baru saja menerima proyek film yang melibatkan beberapa artis papan atas lainnya. Rencananya, proses pengambilan gambar akan mulai dilakukan dua minggu lagi.
"What are you doing, Ram ?" tanya Karina yang baru saja ikut bergabung di sebelah Rama. Rama kemudian menoleh. "Baca naskah. Aku baru saja menerima film kemarin."
"Genre apa ?"
"Romance, pure romance. Bukan seperti film-filmku kemarin yang biasanya bercampur dengan action."
Karina mengangguk mengerti sambil menyilakan kakinya yang sudah berada di atas sofa.
"Kamu jadi pemeran utamanya ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
As Right As Rain - END
Romance"Kamu akan menikah, Karina ?" "Ya, Pa." Jordan mengerutkan dahinya tak mengerti sambil terdiam memandang anak pertamanya itu. Ia kemudian kembali memajukan tubuhnya dan berkata, "Seingat Papa, menikah tidak ada di list kamu dalam waktu dekat ini. Ya...