"Katanya kamu pengangguran, kenapa sekarang mau pergi ?" tanya Karina yang baru saja melihat Rama keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Rama tersenyum lalu melangkah mendekati Karina. "Aku kan pengangguran eksklusif, Karina."
"Cih, mana ada pengangguran eksklusif." Karina memberengut seraya bersedekap. Rama terkekeh lalu melayangkan tepukan singkat di kepala wanita itu. "Acara fansignnya cuma sebentar. Setelah itu aku akan langsung pulang."
"Sebentar yang kamu maksud itu berapa lama, Rama ?"
Rama nampak berpikir, berusaha mengingat rundown yang baru saja dibacanya. "Well, sekitar empat jam mungkin."
Karina tersenyum pongah. "Sebentar sekali ya acara kamu itu."
"Kenapa ? Kamu takut akan merindukanku ya ?" goda Rama yang membuat mulut Karina menganga lebar. "Enak saja! Ya sudah sana, pergi yang lama. Aku tidak masalah, seandainya kamu sampai tidak pulang sekalipun." Karina langsung membalikkan tubuhnya hendak masuk ke kamar. Namun, Rama berhasil menahan lengan wanita itu dan menghadapkannya kembali kepada dirinya.
"Yakin kalau aku tidak pulang kamu tidakpapa ? Aku takut kalau kamu akan menungguiku di sofa sambil memeluk bantalku."
Mendengar godaan itu membuat kekesalan Karina menumpuk dan tanpa bisa ditahan lagi melayangkan pukulan keras nan menyakitkan di lengan Rama. Rama langsung melepas cekalannya dan beralih mengusap lengannya.
"Jangan jangan, kamu atlet bela diri ya ?"
"Memangnya yang bisa memukul itu hanya atlet bela diri ?" sahut Karina sengit. Wanita itu kembali bersedekap dan memandang Rama dengan tatapan tajam.
"Mau ikut ?" tawar Rama setelah rasa sakit di lengannya sudah memudar. Karina menautkan kedua alisnya bingung. "Ikut ke mana ?"
"Tentu saja ke acaraku."
"Tidak usah. Aku di rumah saja." tolak Karina. Rama mengangguk perlahan lalu memandang wanita di depannya untuk beberapa saat.
"Hati-hati di rumah ya. Tunggu aku."
Karina memberikan anggukan serta senyum di bibirnya sebagai balasan. Rama kembali memberikan tepukan singkat di kepala Karina sebelum berbalik untuk pergi.
=====
Rama tidak berhenti memberikan senyum menawannya kepada setiap penggemarnya yang datang di acara fansign. Aktor itu sesekali melemparkan candaan kepada beberapa penggemarnya. Menimbulkan reaksi histeris dari penggemar tersebut.
Kepala Rama menengok sedikit untuk melihat seberapa panjang antrian yang tersisa. Ia bernapas lega ketika hanya tersisa beberapa orang lagi.
"Nama kamu siapa ?" tanya Rama ramah kepada seorang wanita yang mengenakan topi hitam di depannya. "Ariana."
Tangan Rama sudah bergerak hendak menuliskan nama yang didengarnya barusan, namun gerakannya terhenti karena terusik akan sesuatu. Ia mendongakkan kepala dan mengamati wanita yang sedang berada di depannya itu. Dan sejurus kemudian, Rama mengulum senyum. Tangannya kemudian kembali bergerak menuliskan sebuah nama di kertas yang selanjutnya ia bubuhkan tanda tangan.
"Terima kasih sudah datang." ucap Rama seraya menyerahkan kertas tersebut. Wanita itu hanya mengangguk singkat lalu menjulurkan tangannya untuk menerima kertas yang berisi tanda tangan Rama. Tepat ketika tangan wanita sudah menyentuh kertas tersebut, sebuah tangan terasa mencekal miliknya.
"Kamu pasti benar-benar merindukanku ya ? Sampai menyusul kemari." tanya Rama dengan nada menggoda. Karina terkesiap karena pria di depannya ini ternyata mengenali siapa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Right As Rain - END
Любовные романы"Kamu akan menikah, Karina ?" "Ya, Pa." Jordan mengerutkan dahinya tak mengerti sambil terdiam memandang anak pertamanya itu. Ia kemudian kembali memajukan tubuhnya dan berkata, "Seingat Papa, menikah tidak ada di list kamu dalam waktu dekat ini. Ya...