Enam Belas

9.5K 678 6
                                    

"Karina nggak ikut, Ram ?" tanya Evan ketika mereka sedang berada di pesta perayaan selesainya syuting film. Rama menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Lagi sibuk ngurusin fashion shownya. Bentar lagi mau peluncuran brandnya dia."

Evan manggut-manggut mengerti. "Lo ternyata pinter juga ya nyari bini. Udah cakep, bisa desain lagi."

Rama tergelak lalu menatap manajernya itu dengan pandangan geli. "Si Gadis juga cakep sama cekatan kalo ngelakuin sesuatu kok."

"Nggak usah mulai deh lo." sungut Evan yang kemudian menyesap minumannya. Rama hendak menyahuti ucapan manajernya barusan, namun kehadiran lawan mainnya di film menghentikan niatnya.

"Hai, Ram. Penjaga kamu nggak diajak nih ?" tanya Raina yang langsung memposisikan dirinya di samping Rama. Evan terdengar menggerutu kecil dan hal itu membuat Rama mengulum senyum menahan tawa.

"Dia lagi sibuk ngurusin fashion show."

"Desainernya siapa ?" tanya Raina penasaran. Rama menjawab pertanyaan itu dengan tenang. "Karina sendiri."

Nada bangga yang tersirat di ucapan Rama membuat Raina mendengus dalam hati. "Oh ya ? Aku pikir wanita cantik seperti dia hanya bisa menjadi model saja. Tidak aku sangka dia bisa jadi seseorang di balik layar."

"Emangnya elo." sungut Evan yang masih mampu didengar oleh Raina. Wanita itu memajukan wajah dan menengok ke arah manajer Rama. "Apa, Van ?"

Evan meringis lalu berkata, "Nggakpapa. Gue cuma ngedumel sendiri aja, kok."

Rama yang berada ditengah-tengah kembali menahan tawa. Apalagi melihat wajah Evan yang sedang tersenyum kaku sekaligus menahan jengkel.

"Aku ke Pak Prama dulu ya, Ram. Silahkan ngobrol lagi sama Evan." pamit Raina. Wanita cantik itu tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Karina tidak ada. Ia memajukan tubuhnya dan memberikan kecupan di kedua pipi Rama.

"See you di pemutaran film."

Rama menampakkan senyum terpaksanya lalu mengangguk. "Ya, sampai ketemu lagi."

Sepeninggal Raina, Evan langsung menatap Rama dengan raut jengkel. "Sebel banget gue sama dia. Untung ya lo nikahnya sama Karina. Dulu, gue sempet was was lo bakal kemakan sama rayuannya tu cewek sinting."

Rama terbahak lalu meminum minumannya sedikit sebelum menyahuti Evan. "Kalaupun bukan Karina, gue nggak bakal macarin tu cewek, Van. Gue nggak sebodoh itu kali."

=====

Kamu masih di butik ?

Itu pesan Rama dua puluh menit yang lalu. Dan kini, pria itu sudah nampak di depan pintu ruangan Karina.

"Belum selesai ?" tanya Rama seraya mendekati Karina yang masih nampak sibuk dengan berbagai desainnya. Karina tersenyum lelah lalu menggelengkan kepalanya. "Lagi ngelihatin hasil gaun yang udah jadi sama desain aku."

Rama kemudian melangkah mendekati Karina. Pria itu menempatkan dirinya di samping sang istri.

"Mana pakaiannya yang udah jadi ?"

"Ada di luar. Kamu mau lihat ?"

Rama mengangguk antusias dan membuat Karina tersenyum. Wanita itu kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan mendahului Rama.

Para karyawan yang tengah lembur sedikit terkejut dan langsung berbisik senang ketika melihat kehadiran suami atasan mereka.

"Seneng ya Rama dateng ke sini ?" kata Karina ketika melihat keantusiasan para bawahannya yang nampak lelah. Mereka semua mengangguk serempak. "Lumayan, Mbak. Penyegar buat kita yang sudah lelah." ucap salah satu dari mereka.

As Right As Rain - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang