Aliyah pov:
hari ini adalah hari pertama aku bekerja di salah satu perusahaan yang memang telah lama aku impikankan. Letak tempat kerja ku pun tidak jauh dari tempat tinggal ku sehingga aku tak perlu khawatir karena harus meninggalkan keluarga ku. karyawan lain di tempat kerja ku juga sangat ramah, mereka bahkan dengan senang hati membantu ku jika aku mengalami kesulitan membuat ku semakin yakin akan bertahan lama bekerja di tempat ini.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Karena letaknya tidak terlalu jauh jadi aku cukup menempuhnya dengan berjalan kaki saja. Aku berhenti di pinggir jalan sambil menunggu lampu lalu lintas menjadi warna merah sehingga kendaran berhenti dan aku dapat menyebrang dengan selamat. Saat lampu berwarna merah ingin ku langkahkan kaki ku namun sesuatu menahan ku bukan dengan suara panggilan menyebut namaku atau ada yang menahan lengan ku namun sebuah pelukan.
Kedua tangan besar itu melingakar dengan erat pada perut ku. hembusan nafas hangat dan juga berat menggelitik kulit leher ku membuat tubuh ku merinding. Ku balikan badan tanpa melepas lingkaran tangannya pada perutku untuk melihat siapa orang yang telah berani memeluk ku di tempat umum ini.
"to.. tolong aku" ucapnya lirih
Belum sempat aku mengeluarkan suara ku namun tubuh itu ambruk menimpah diriku membuat aku juga ikut terjatuh dan kami menjadi pusat perhatian. Dengan sekuat tenaga aku berusaha mengeser tubuh besarnya yang menimpah tubuh ku dan ternyata berhasil.
"hei ...bangun" ucap ku sambil menepuk pelan pipinya
Ku singkirkan rambut yang menutupi dahinya dan ternyata terdapat luka memar bahkan darah mulai mengalir membasahi tempat ia berbaring. Aku mulai panik. Segerah ku periksa bagian tubuh yang lainya dan ternyata ada lebih banyak darah yang berasal dari perutnya.
"tolooong ... toloooonngg" teriaku pada siapa pun
Ku letakan kedua telapak tangan ku pada perutnya tepat di atas luka yang ku yakini itu luka akibat tembakan senjata api. Aku mengetahui adanya luka itu karena telah menyingkap kemeja putih yang berlumuran darah itu untuk mengetahui sumber darah yang mengallir keluar dari tubuhnya.
"siapa pun tolong aku"
"apa ada dokter di sekitar sini?"
"toloooonnnggggg"
"panggilkan dokter atau siapa pun yang bisa menolong nya"
"tolong ..... aku mohon"
Aku terus berteriak pada orang-orang yang menghampiri kami bahkan air mataku tak dapat ku bendung lagi. Aku takut. Sangat takut. Bagaimana jika dia tidak selamat.
TBC
JANGAN LUPA VOMENT YAA
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Short Storypria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya