Arjun pov
selama seminggu ini aku terpaksa harus tak menemui aliya. Jefri berusaha untuk melarikan diri dan dengan terpaksa aku harus membunuhnya. sangat sulit memang mengakhiri hidup seseorang yang telah menjadi sahabat bahkan telah kamu anggap sebagai saudara. Namun aku terpaksa harus melakukan itu.
Dengan kematian jefri bukanlaha akhir dari masalah kami. Aku harus mencari keberadaan seorang lagi. Orang yang menjadi otak di balik semua tragedi yang menimpah keluarga ku. kematian orang tua ku, kematian orang tua aliya, bahkan alasan aku harus menjauh dari aliya pun juga karena orang itu.
Saat ini aku sedang bersama aliya di dalam mobil. Aku akan mengajaknya ke suatu tempat. Suasana mobil hanya diisi oleh kesunyian. Hal ini jauh lebih baik dari pada aliya terus bertanya tentang hubungan kami. Pertanyaan itu selalu membuat seakan kepala ku ingin pecah.
"kamu ingin membawa ku kemana?" tanya aliya terdengar cemas saat menyadari aku membawanya melewati perbatasan kota
"rumah" jawab ku singkat
"rumah siapa?" tanya lagi dan aku memilih diam jika saja aku terus menjawab maka ia tidak akan berhenti untuk bertanya.
Mungkin karena kesal aku tak menjawab pertanyaannya aliya memalingkan wajahnya ke luar jendela menikmati pemandangan di sepanjang jalan yang kami lewati. Mobil yang awalnya melaju dengan kecepatan normal semakin ku tambah kecepatannya melewati kendaraan lainnya hingga beberapa kali menabrak kendaraan lain. Aliya sangat panik dan ketakutan sehingga ia terus berteriak dan bertanya apa yang terjadi dan meminta ku untuk berhentii.
"tutup mata mu sayang" kata ku sambil meliriknya sekilas yang langsung saja memejamkan matanya.
Dengan gerakan cepat aku segerah mengeluarkan senjata api yang selalu ku simpan dalam mobil yang sengaja ku sembenyikan. Sial. Umpat ku pada orang-orang yang masih terus mengejar mobiil ku. jika saja saat ini aku sedang sendiri maka bukanlah hal besar untuk menyingkirkan mereka hanya saja keadaanya aliya sedang bersama ku dan aku tak ingin dia melihat ku membunuh.
Suara temabakan bagaikan nyanyian yang mengiringi mobil ku. beruntun mobil ku sudah di rancang agar tahan terhadap tenbakan. Aliya mulai menangis sesegukan mungkin dia ketakutan dan aku hanya bisa meminta maaf dalam hati karena kembali menempatkannya pada posisi ini.
Aku meghentikan mobil ku saat tiba di tempat yang sepi. Segerah ku turun dari mobil dan berdiri di tengah jalan dengan senjata api di tangan ku dan memberikan tembakan pada mobil yang melaju kencang ke arah ku.
Mobil hitam yang sejak tadi mnegejar kami berhenti agak jauh dari posisi ku. beberapa orang mualai turun dari mobil sambil memegang senjata api. Tak ingin memberi mereka kesempatan segerah ku bidik pada bagian kepala dan mulai menembak. Akan lebih cepat melumpuhkan musuh jika sasaran tembak pada bagian kepala.
Setelah ku pastikan tak ada lagi yang tersisah segerah ku langkahkan kaki ku menuju mobil ku. aku ingin memastikan keadaan aliya. Namun langkah ku terhenti saat aliya berdiri tepat di samping mobil menatap ku seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya. Matanya memerah karena tak berhenti meneteskan air matah bahkan wajah cantiknya pun kini nampak sangat pucat.
"bagaimana bisa kamu membunuh seseorang dengan sangat mudahnya?" tanyanya dengan suara gemetar
TBC
JANGAN LUPA VOMENT YA
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Short Storypria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya