33

934 15 2
                                    

Aliya pov

3 bulan telah berlalu sejak kejadian penculikan itu terjadi. Saat ini aku sedang berada di gedung pengadilan di kota tempat tinggal ku. berkali-kali aku meremas jari tangan ku sendiri yang mulai berkeringat dingin saat menanti keputusan hakim. Dengan saksama aku mendengarkan semua kalimat putusan yang di ucapakan oleh hakim. Aku memejamkan mata ku sesaat setelah keputusan telah di bacakan dan hakim telah mengetuk palu.

Aku mentap arjun yang sejak tadi tidak menampilkan ekspersi apa pun di wajahnya. Begitu datar. Tidak ada penyesalan, kecewa atau apa pun itu. Mungkin juga perasaan bahagia. Aku tak bisa menebak apa yang sedang di pikirkannya saat ini.

"ayo kita pulang" suaranya yang dingin mengagetkan ku

"arjun ak..."aku menatapnya "aku ingin menemuinya sebentar saja"

Arjun tidak menjawab ucapan ku. ia hanya menganggkat salah satu alisnya "dia sendirian arjun. Setidaknya dia membutuhkan dukungan dari kita atau mungkin dengan mengatakan kita telah memaafkannya akan membuatnya sedikit lebih mudah menjalani hukumannya"

"hukuman mati merupakan hukuman yang pantas untuk di dapatkan olehnya" arjun menangkup wajah ku dengan kedua telapak tangannya "pembunuhan berencana dan penculikan yang di lakukan olehnya memang pantas ia mendapatkan hukuman mati. Jangan mengasihaninya, sayang"

"aku tidak mengasihaninya arjun. Aku hanya ingin mengatakan padanya kalau kita telah memaafkan kesalahnya degan begitu akan sedikit mengurangi beban di hatinya" ucap ku berharap dapat menyakinkan arjun.

Arjun menghela nafasnya "akan ku usahkan agar kamu dapat bertemu dengannya"

===

Saat ini aku dan arjun sedang duduk berhadapan dengan christoper. Hanya sebuah meja yang menjadi pembatas. Di dekat kami berdiri beberapa petugas kepolisian. Christoper mendapatkan hukuman mati atas perbuatanya yang telah membantai seluruh keluarga kami dan juga atas tindakan penculikan yang di lakukan pada ku.

"aku dan arjun telah berusaha semampu kami untuk meringankan hukuman mu" aku menatap arjun yang masih menampilkan wajah datarnya "tapi kita tidak bisa mengubah hukum yang berlaku"

"kalian tak perlu melakukan itu. Ini merupakan hukuman yang pantas aku terima. Aku bahkan berharap arjun membunuh ku waktu itu"

"hanya akan menimbulkan dendam baru jika aku membunuh mu" ucap arjun yang sejak tadi hanya terdiam

"kami telah memaafkan kesalahan mu. Begitu pun dengan arjun" aku menyenggol legan arjun

"iya. Kami telah memaafkan mu" arjun menepuk pelan pundak christoper "pasti berat bagi mu untuk menjalani hukuman ini. Tapi ingatlah aku dan aliya akan selalu mendoakan mu"

"terimakasih" mata christoper nampak bekaca-kaca

Aku dan arjun pun segerah beranjak meinggalkan ruangan itu. Tapi christoper menghentikan langkah kami.

"kamu akan menjadi ayah yang hebat arjun" ucapnya sambil mentap perut ku yang mulai membucit.

Aku dan arjun tersenyum ke arahnya begitu pun christoper yang juga tersenyum.

Setiap tindakan yang kita lakukan pasti ada harga yang akan di bayar entah itu perbuatan yang baik maupun buruk. Aku hanya dapat berharap setiap kejadian yang kita alami selalu memberikan pelajaran yang berarti dalam hidup. Aku sadar untuk kedepannya aku dan arjun akan di nanti oleh banyak persoalan hidup lainnya namun aku tak akan takut karena kami akan menghadapinya bersama. Arjun. Pria yang aku cintai

END

Terimakasih karena telah memabaca cerita saya. terimakasih atas dukungannya berupa vote maupun komen. satu saja vote dan komen dari kalian sangat berarti bagi ku.

untuk selanjutnya aku akan berusaha untuk memberikan cerita yang lebih menarik lagi untuk di baca.

sampai bertemu di cerita selanjutnya

SECRET OF MY LIFE (END)Where stories live. Discover now