Aliya pov
Aku memandang dengan kesal pria yang tanpa ada rasa bersalahnya terus mengunyah makanan yang masuk kedalam mulutnya. Aku benar-benar heran dengan dirinya. Yang terluka hanyalah kening beserta perutnya, aku bahkan tidak menemukan luka apa pun pada lengannya namun untuk makan saja ia hanya mau di suapi oleh diriku. Hanya diriku.
Ku pandangi wajah yang terpahat dengan sempurna di hadapanku. Menyadari jika wajah itu akan semakin sempurna jika ada senyuman namun yang terlihat hanyalah wajah datar tanpa ekspersi, walaupun demikian tidak mengurangi kadar ketampanannya.
"apakah kamu tak memiliki sanak keluarga seorang pun. Ini sudah tigah hari sejak kamu sadarkan diri" kata ku tanpa memyembunyikan rasa kesal ku
Ya .. benar. orang yang ku tolong tempo hari kini sudah sadarkan diri bahkan kondisinya pulih dengan sangat cepat. Aku bersyukur karena dia telah membaik tapi orang itu membuat ku kesal karena ada saja alasan yang di buatnya agar aku tetap berada di sampingnya seperti saat ini.
"bukankah kamu adalah anggota keluarga ku" ucapnya dengan tampang sok polos
"masih ingatkan?" tambahnya lagi
Aku berdecak kesal saat dia kembali mengingatkan aku pada kenyataan bahwa saat ini akulah anggota keluarganya. Setidaknya itulah yang terdata di rumah sakit ini. Jika kalian berpikir dia mengalami hilang ingatan maka kalian salah. Bahkan dia masih mengingat identitas dirinya dengan baik.
"ya.. aku ingat" jawab ku malas
"arjun"
"hem?" jawabnya tanpa melihat ke arah ku
"apa luka mu masih terasa sakit?"
"aku sembuh dengan cepat karena di rawat dengan baik oleh istriku" jawabnya sambil mencubit ujung hidung ku
Aku berdecak kesal mendengar jawabannya. Bukan hanya sekali ini ia menyebut ku sebagai istri tapi sejak pertama kali ia membuka matanya di atas ranjang rumah sakit ini. Saat dokter bertanya mengenai hubungan kami ia mengatakan bahwa aku istrinya dengan tatapan yang sulit ku artikan.
TBC
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Short Storypria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya