Arjun pov
"aliya dengarkan aku" kata ku sambil berusaha mengapai wajah ku dengan tangan ku yang masih menggengam pistol
"pergi dari ku. PERGI" teriaknya sambil melangkah mundur
Menyadari kesalahan ku yang berusaha menyentuh wajahnya dengan tangan yang mengenggam pistol sehingga terlihat seakan aku ingin membunuhnya maka segerah ku buang pistol itu ke sembarang arah dan mengejar aliya yang berjalan dengan gontai menjauhi mobil.
Segerah ku peluk tubuhnya dari belakang. tubuh aliya menegang namun tak lama berselang ia segerah berontak berusaha terbebas dari pelukan ku tapi aku tak akan membiarkannya lepas begitu saja dan semakin mengencangkan pelukanku.
"aku takut" katanya lirih bahkan aku hampir tak bisa mendegarnya "orang-orang itu mengejar kita" aliya membalik tubuhnya hingga kini kami berhadapan. Air matanya seakan tak ingin berhenti membasahi wajah cantiknya.
"mereka akan membunuh kita?" tanyanya dan ku jawab dengan menggelengkan kepala
"kamu akan membunuh mereka?" ku anggukan kepala sebagai jawaban
"kenapa?"
"karena mereka akan membunuh kita jika aku tak membunuh mereka terlebih dahulu" jawab ku
Tatapan aliya kosong. Ia menatap ke sekitar kami seakan mencari sesuatu. Segerah ku arahkan kembali wajahnya menatap ku. namun aliya terlihat seperti orang yang sedang kebingungan
"sayang kam.."
"semuanya mati. Mereka membunuh semuanya A" aku menggelengkan kepalaku saat mendengarnya kini memanggil ku dengan panggilan yang sama seperti dulu.
"ayah. Mereka masih mengejarnya A kita harus segerah mencari ayah. Mereka akan membunuh ayah A"
"sstt... sayang dengarkan aku. Kejadian itu sudah lama berlalu kini yang tersisah hanya kamu dan aku. Sayang aku mohon jangan seperti ini ka...."
"tidak. Hiks hiks ayah. AYAH. A kita harus mencari ayah" aliya berteriak
Aku memeluk aliya sambil berusaha menenangkannya sambil mengusap pelan punggungnya. Tak lama berselang tak lagi terdengar racauan tak jelas dari aliya maupun isak tangisnya. Ku guncang tubuhny pelan sambil memanggil namanya namun aliya tidak memberika reaksi apa pun.
Dengan perlahan ku lepaskan pelukan kami. Aku sungguh kaget ternyata aliya tak sadarkan diri walau sudah berualang kali ku panggil namanya sambil menepuk pelan pipinya. Ku angkat tubuh aliya menuju mobil dan segerah ku bawa ke rumah sakit terdekat.
Sepanajang perjalanan aku terus saja berdoa semogah saja kondisi aliya baik-baik saja. Fakta bahwa aliya kembali memanggil ku dengan sebutan A semakin membuat ku takut jika saja ingatan itu telah kembali maka akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kondisi kesehatan aliya bahkan resiko terburuknya aku bisa kehilangannya selamanya.
TBC
JANGAN LUPA VOMENT YA
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Historia Cortapria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya