Arjun pov
Aliya ingin mengetahui kisah awal pertemuan kami. Aku akan menceritakan padanya. Hanya cerita awal kami bertemu dan tidak akan lebih dari itu. Saat dia mulai membicarakan megenai ingatannya aku memilih untuk pergi. Aku memang pengecut. Aku menyadari hal itu.
Aku kembali ke kamar rawat aliya saat ku pikir ia pasti sudah tertidur namun aku salah ia masih terjaga walau jam sudah menunjukan tengah malam.
"kenapa belum tidur?" tanya ku sambil mendekat ke arahnya
"aku menunggu mu" jawabnya
"sekarang tidurlah" aku membaringkan tubuhku di sofa dalam ruangan itu. Walau tidak nyaman sama sekali.
"aku ingin bertanya sesuatu"
"tanyakan saja besok pagi" kata ku yang mulai memejamkan mata
"apa kita menikah saat aku masih sekolah?"
Rupanya dia ingin menanyakan itu. Aku kemballi duduk dan menatap lurus ke arah nya "aku menunggu mu hingga lulus sekolah"
"apa kamu mencintai ku" tanyanya pelan
Aku berjalan ke arahnya. Memegang pundaknya dan membisikan kalimat itu dengan sangat pelan "aku mencintai mu melebihi nyawa ku sendiri"
Aroma tubuh aliya serasa menghipnotis ku. ku kecup pelan bibirnya yang selalu ku rindukan. Kecupan itu perlahn berubah menjadi ciuman yang awalnya di penuhi kerinduan kini menjadi ciuman yang penuh tuntutan.
Desahan aliya semakin membuatku berani. Aku mulai membelai lembut kulit halusnya. Menyusupkan tangan ku di balik bajunya. Megusap pelan perut ratanya dan semakin ke atas menemukan ke dua bukit indah miliknya. Aliya mengerang saat aku mulai meremas pelan bukitnya. Nafasnya memburu. Aku melepaskan ciuman kami tapi tidak dengan tangan ku yang masih terus bekerja.
Tak memberinya banyak waktu untuk istirahat aku kembali menciumnya. Menyapukan lidah ku di leher jenjang miliknya dan meninggalkan banyak tanda di sana. Saat tanganku mulai membelai pahanya dan semakin ke atas dan terus ke atas. Aliya menghentikan kegiatan kami membuat ku menatapnya kecewa
"kenapa?" tanya ku
Aliya menunduk dengan wajahnya yang memerah. Merapikan bajunya yang acak-acakan karena ku. "kita masih di rumah sakit?"
"lalu?" aliya memukul pelan lengan ku.
"aku akan membicarakan pada ibu agar kalian dapat tingal bersama ku"
"kenapa aku harus tinggal bersama mu?" tanyanya yang membuat ku ingin kembali mencium nya
"karena kamu istri ku"
"aku tidak percaya" jawabnya. Aku mengeram kesal. Tak tau kah dia kalimatnya menyakiti ku
"aku akan menunjukan foto pernikahan kita beserta surat-suratnya. Kamu bisa menanyakanya pada ibu jika kamu masih belum percaya"ku kecup pelan keningnya "sekarang tidur lah"
Tangan ku di tahan oleh aliya saat aku ingin kembali ke sofa. Aku mengangkat alis ku sebagai bentuk pertanyaan dari ku
Aliya menggigit bibirnya "aku masih sangat takut dengan kejadian tadi dan ..."aliya menundukan kepalanya "aku pikir ranjang ini cukup untuk dua orang"
Mengerti akan maksutnya aku segerah merebahkan tubuhku di sampingnya sedangkan aliya ia menyembunyikan wajahnya di dada ku. aku memeluknya dengan erat malam ini. Tak akan membiarkannya mengalami mimpi buruk lagi.
TBC
JANGAN LUPA VOMENT YAA
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Short Storypria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya