Arjun pov
Ruangan sunyi hanya detingan jarum jam yang terdengar. Ruangan dengan warna yang di dominasi warna putih dan aroma obat yang khas kembali membawa ku pada kenangan yang sama beberapa tahun silam. Orang yang sama terbaring di kasur itu walau dengan alasan berbeda. Di masa lalu ia terbaring di tempat ini akibat ulah orang-orang itu dan kali ini karena masa lalu itu kembali muncul dalam ingatanya membuatnya harus di rawat di tempat ini.
Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian ku. menatap dengan datar dokter yang menggunkan masker dan seorang perawat yang baru saja memasuki ruangan. Setelah meminta ijin dokter itu mulai memeriksa kondisi aliya yang masih setia memejamkan matanya.
"bagaimana keadaanya?" tanya ku
"tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia akan segerah sadar" dokter itu menepuk pelan bahu ku dan ingin melangkah keluar namun segerah ku tahan lengannya.
"obat apa itu?" aku masih menatap perawat yang nampak gugup dengan jarum suntik di tanganya
"hanya vitamin" jawab dokter
Ini mencurigakan jika itu hanyalah vitamin kenapa perawat itu terlihat gugup hingga tangannya gemetar.
"aliya tidak membutuhkan vitamin itu. Bukankah katamu kondisinya baik-baik saja" ucap ku menghentikan perawat yang hendak menyutikan cairan itu ke tubuh aliya.
"suntikan sekarang" perintah dokter itu. Nada suaranya menjadi dingin dengan perintaah yang terdengar tak ingin di bantah.
Karena merasa curiga segerah ku tarik paksa masker itu dari wajahnya. Darah ku seakan langsung mendidih saat melihat wajah di balik topeng itu.
"christoper" ucapku
Dengan cepat aku menarik keluar pistol ku dan megarahkan pada pelipis christoper. Perawat itu terkejut hiingga menjatuhkan suntukan di tangannya sedangkan christoper ia nampak biasa saja.
"jadi kamu ingin balas dendam karena aku membunuh adik mu" tanya ku sambil berjalan menuju sofa dan duduk disana kemudian meletakan pistol ku di atas meja.
"kurang lebihnya seperti itu" jawabnya sambil memasukan kedua tangannya pada saku celana
Aku menganggukan kepala "dengan menyuruhnya menyutikan racun pada aliya" aku menunjuk perawat yang ketakutan di dekat ranjang aliya
"membunuh aliya sama halnya dengan membunuh mu secara perlahan.. aku ingin melihat mu hancur dengan perlahan. Itu tujuan ku" christoper keluar dari raung rawat itu dengan terkekeh pelan.
Sesampainya di depan pintu christoper menghentikan langkahnya "sepertinya kamu belum menceritakan semuanya pada aliya" ia melirik aliya sekilas "dan terimakasih sudah meringankan pekerjaan ku dengan membunuh jefry terlebih dahulu"
Setelah mengatakan itu christoper benar-benar keluar dari rauangan itu diikuti perawat yang lari ketakutan meninggalkan arjun sendirian yang kini mati-matian menahan amarahnya untuk tidak mengejar christoper dan meledakan kepalanya.
TBC
jangan lupa voment ya
YOU ARE READING
SECRET OF MY LIFE (END)
Short Storypria sekarat yang tiba-tiba saja memeluk ku membawa diriku dalam lingkaran kehidupan yang bahkan tak pernah ku bayangkan sebelumnya