Selama seminggu Wendy bekerja di F&B Office, harus Wendy akui semuanya tidak seburuk yang ia bayangkan. Sebagai gadis yang bersekolah di luar untuk waktu yang lama, tidak sulit bagi Wendy mengerjakan korespondensi berbahasa inggirs yang berkaitan dengan kitchen ataupun restaurant. Salah satu hal baik yang Wendy syukuri dengan bekerja di F&B Office adalah jam kerjanya yang teratur, Senin sampai Jumat, pukul 9 pagi hingga 6 sore. Kalaupun nanti ia harus lembur itu bukan masalah untuknya, ia sudah pernah merasakan yang lebih gila dan melelahkan di operasional.
Bagaimana dengan rumor yang sempat membuatnya cemas setengah mati?
Kepindahan Wendy yang disinyalir karena adanya perlakuan spesial dari atasan mendadak tidak terdengar lagi. Di saat seperti ini ia merasa bahagia ia memilih untuk hidup sebagai Seungwan yang wajar dan tak mencolok. Ia ingin diperlakukan biasa dan sama seperti halnya orang lain, dan diakui karena kemampuan bukan latar belakang. Beruntung Cho Kyuhyun bisa diajak berkompromi untuk menutup mulut. Para chef dan restaurant manager di F&B office juga menerimanya dengan baik, kecuali Kwon Yuri tentunya. Tapi itu tidak masalah bagi Wendy karena baginya tidak ada artinya dibenci 1 orang tapi mendapat 10 teman baru di lingkungan barunya itu.
Dan bagaimana dengan Sehun?
Sehun sedikit tidak menjadi alasan utama Wendy merasa nyaman dan selalu menunggu pagi tiba. Intensitasnya bertemu Sehun meningkat drastis di F&B Office ataupun saat jam makan siang. Sesuai janjinya, Sehun menjadi tutor yang baik untuk Wendy menguasai hal-hal administratif di F&B Office. Dan seperti yang selalu ia rasakan, ia selalu lupa jika ia adalah seorang wanita beristri jika sudah bersama Sehun. Terkesan jahat memang, tapi sejak awal ia memang selalu berusaha melupakan fakta bahwa ia adalah istri dari atasannya sendiri kecuali jika sudah di rumah.
Tentunya seperti saat ini.
Wendy yang sedari tadi menatap tak sabar pada panci berisi ramyeon didepannya mendadak mengalihkan perhatiannya pada pria jangkung yang beberapa saat lalu memasuki dapur dengan setelan kantornya yang sudah kusut dan dasi yang sudah dilonggarkan. Pria itu, atau dengan kata lain Choi Siwon, suaminya, kini sudah berdiri di sampingnya membuka pintu lemari es, mengambil sebotol air dan menegaknya cepat.
"Kau menegaknya seolah-olah aku akan merebutnya kalau kau tidak menghabiskannya detik itu juga." Ucap Wendy berbasa-basi dengan gaya ketus khasnya jika berhadapan dengan Siwon.
"Percayalah Nyonya Choi, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu hanya karena masalah debit air yang masuk ke tenggorokanku." Balas pria itu tak kalah ketus, terlalu malas sebenarnya menanggapi ucapan Wendy karena yakin akan berakhir dengan perdebatan-perdebatan tidak penting yang menguras tenaga.
"Aku hanya berbasa-basi..."
"Berbasa-basi denganku bukanlah gayamu Wendy-ssi."
Wendy memutar matanya kesal dengan reaksi Siwon dan memilih mengabaikan pria jangkung itu. Tanpa Wendy sadari, Siwon yang sedari tadi berdiri disampingnya kini justru melirik panci mendidih dihadapan Wendy dengan tatapan heran.
"Kau tidak memasak makanan lain selain itu?"
"Aku sedang lelah, tidak mood memasak makan malam. Kalau kau mau kau bisa buat sendiri, aku membeli 2 bungkus ramyeon."
"Aku tidak makan makanan instan."
Mendengar jawaban Siwon, Wendy yang baru saja memindahkan panci ramyeon-nya ke atas meja kini balik menatap Siwon dengan tatapan tidak percaya?
"Apa itu kata lain dari aku sedang mencoba untuk hidup sehat?"
"Tidak."
"Sejak kapan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/176455536-288-k736341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Princess
RomanceIncognito. Mungkin itu adalah kata terbaik untuk mendeskripsikan hidup seorang Wendy Son. She's living her best of both worlds! Satu waktu ia adalah pâtissier ceria yang hobi menghabiskan waktu dengan teman-temannya, di sisi lain dia adalah the...