Perempuan bertubuh mungil itu menghela napas pelan. Matanya yang sembab itu terasa berat dan kaku akibat terlalu banyak menangis. Tubuhnya lemas dan hatinya terasa kosong. Otaknya berusaha sebisa mungkin mempercayai apa yang ada di hadapannya saat ini, namun semuanya sulit. Sangat sulit. Terlalu cepat untuknya menerima semuanya. Dunianya terasa runtuh. Dan disinilah gadis itu saat ini, berjongkok disisi sebuah batu nisan dan menatap tanah basah yang menjadi saksi bisu ketidakberdayaannya di tengah hujan yang kian menderas.
Ayah.
"Wendy," suara lemah seorang pria mengalihkan atensi Wendy dengan sentuhan lembut pada pundaknya.Wendy tahu betul itu adalah suara suaminya yang sebenarnya tidak ingin ia lihat sama sekali. Bahkan ia juga tahu suaminya itu kini berdiri dibelakangnya sembari memayunginya. Bisa ia rasakan dari tetesan hujan yang tidak lagi terasa menyentuh permukaan wajahnya.
"Hujannya semakin deras, sebaiknya kita juga harus pergi." Ucap Siwon mencoba membujuk istrinya itu dengan suara yang juga putus asa.
Wendy mengalihkam pandangannya ke sisi kanannya. Ia bahkan tidak sadar sejak kapan orang-orang yang beberapa saat yang lalu menyertai proses pemakaman ayahnya telah meninggalkannya. Area pemakaman itu sudah sepi, dari jarak pandangnya ia hanya menemukan punggung ibu, Naeun, Hojun dan Nara yang sudah berjalan cukup jauh meninggalkannya.
"Sejak kapan semuanya pergi?" Tanyanya pelan.
"Kau melamun.... ibu, Hojun Hyung dan Nara Nuna berapa kali memanggil namamu tapi kau sama sekali tidak menggubrisnya.
Wendy menganggukkan kepalanya paham dan mencoba untuk berdiri. Satu hal yang Wendy tidak sadari, kesedihannya membuatnya tidak sadar jika kakinya sudah kesemutan dan kaku, sehingga ketika ia mencoba untuk berdiri tubuhnya hampir saja jatuh jika Siwon tidak cukup cepat menangkapnya.
"Kau tidak apa? Apa kau bisa berjalan?" tanya Siwon dengan perasaan khawatir yang begitu kentara di wajahnya.
Wendy mencoba melepas dirinya dari Siwon dan menghindari kontak mata dengan pria itu. Wendy benar-benar sedang tidak ingin melakukan kontak fisik maupun kontak mata dengan Siwon.
"Ayo." Ucap Wendy lemah kemudian berlalu saja meninggalkan Siwon yang masih tertegun di tempatnya.
Wendy sama sekali tidak peduli dengan tubuhnya yang basah oleh air hujan. Bahkan ia tidak peduli jika sikapnya yang menghindari Siwon itu nampak kentara dan mungkin saja membuat Siwon bertanya-tanya. Berbeda dengan Wendy, Siwon hanya menatap kepergian Wendy sambil memikirkan kemungkinan ia harus menghadapi perubahan naik turun emosi wanita itu lagi.
Woman and their mood swings.
Sepanjang perjalanan pulang, Wendy hanya diam membisu sambil bersandar dan melihat ke luar jendela pada sekian banyak pohon dan mobil. Siwon kebetulan kali ini tidak mengemudi melainkan duduk di jok yang sama dengan Wendy namun dengan jarak yang cukup signifikan. Ya, Wendy masih kekeuh dengan kebenciannya dan keinginannya untuk menghindari Siwon.
"Wendy." Panggil Siwon lembut, namun sama sekali tidak digubris oleh Wendy.
Merasa tidak ada jawaban yang ia dapat, Siwon memutuskan untuk menarik dengan lembut tangan dan pundak Wendy ke dalam dekapannya. Pria itu bergerak dengan cukup cepat sehingga jangankan untuk sekedar menolak ataupun protes, memprediksi apa yang pria itu akan lakukan saja Wendy tidak sempat.
"Oppa..." rintihnya dengan sedikit tidak nyaman, sebisa mungkin melepaskan diri dari Siwon.
"Aku tahu kau lelah, jangan berbicara dulu dan beristirahatlah."
Dengan posisi seperti ini, Wendy merasakan kehangatan pelukan dan aroma Siwon yang sebetulnya sangat sulit untuk dia tolak meskipun ia mencoba membenci pria itu sebanyak mungkin. Wendy akhirnya melupakan sejenak rasa bencinya lalu menenggelamkan hidungnya untuk menghirup sebanyak mungkin aroma tubuh Siwon sementara tangan pria itu mengelus lembut punggung Wendy. Inilah satu hal yang Wendy sangat benci dari hubungannya dengan Siwon, ia selalu menjadi pihak yang terbuai dan lemah jika pria itu sudah memperlakukannya dengan hangat dan penuh kasih sayang, entah pria itu ia lakukan dengan tulus atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Princess
RomanceIncognito. Mungkin itu adalah kata terbaik untuk mendeskripsikan hidup seorang Wendy Son. She's living her best of both worlds! Satu waktu ia adalah pâtissier ceria yang hobi menghabiskan waktu dengan teman-temannya, di sisi lain dia adalah the...