16 - Black Coffee

1.5K 193 18
                                    

Wendy melangkah dengan cepat memasuki apartmentnya. Hatinya terlalu kacau dengan pernyataan Siwon beberapa saat yang lalu. Ia tidak bisa lagi mengontrol detak jantungnya yang sudah tidak karuan sejak di pesta tadi dan berhadapan kembali dengan Siwon hanya akan memperburuk kondisi jantungnya. Satu-satunya hal yang ingin ia laukan saat ini adalah bersembunyi di kamarnya hingga detak jantungnya kembali normal.

Siwon menahan pergelangan tangan mungil milik Wendy yang hampir saja meraih gagang pintu kamarnya. Dari ekspresinyaa Siwon tahu Wendy tidak mengantisipasi sikap Siwon saat ini. Wajah gadis itu terlalu canggung dan gugup, bahkan dari pergelangan tangan yang sedang ia genggam itu ia tahu Wendy sedang menegang saat ini.

"Ada yang salah dengan ucapanku? Mengapa kau nampak seperti menghindariku."

Alih alih menjawab Siwon, Wendy memilih untuk membuang muka dan terdiam.

"Sejak tadi kau mengganti topik setiap saat kau merasa canggung, apa kau takut?"

"Apa yang harus kutakuti?" Tanya Wendy balik dengan suara bergetar dan wajah yang masih enggan menoleh pada Siwon.

"Kemungkinan aku muncul diantara kau dan Oh Sehun dan kemungkinan untuk menarikmu secara paksa dari pria itu."

Ucapan Siwon seketika mengingatkan Wendy jika saat ini ada seorang pria yang belum ia beri jawaban, Oh Sehun. Seperti halnya Siwon yang menghindarinya 2 minggu ini, Ia pun menghindari Sehun karena belum bisa mendapatkan jawaban yang tepat untuk Sehun. Selama 2 minggu pula harus Wendy akui ia hampir tidak pernah memikirkan pertanyaan Sehun yang notabene adalah hal yang sangat ia tunggu sejak ia memiliki perasaan pada pria itu. Harus ia akui selama itu pula ia terlalu kalut memikirkan sosok yang saat ini menggenggam pergelangan tangannya.

"Apa kau mabuk? Aku terus berusaha berkata pada diriku sendiri jika mungkin saja telingaku bermasalah tapi sifatmu yang seperti ini membuktikan telingaku tidak bermasalah dan kemungkinan kau yang sedang mabuk."

Itu adalah satu-satunya jawaban yang Wendy bisa berikan untuk menghindari pertanyaan Siwon meski ia tahu itu sama sekali tidak berhasil.

"Jika aku mabuk aku tidak akan menyetir dan kita tidak akan tiba dengan selamat sampai disini Wendy."

"Tapi sikapmu tidak biasa. Bagaimana aku bisa mempercayai perubahan hatimu yang sangat mendadak seperti ini? Bukankah kau hanya mencintai—"

"Bisakah kau berhenti membawa Tiffany ke dalam pernikahan kita karena sejak aku memutuskan untuk menikahimu, terlepas dari ada atau tidaknya cinta diantara kita, aku sudah menganggap Tiffany bagian dari masa laluku yang tidak ingin aku ulang lagi." Ucap Siwon dengan suara yang sedikit meninggi yang sukses membuat Wendy bertambah tegang di tempatnya.

"Bisakah kau menatapku saat kita berbicara?" Pinta Siwon dengan intonasi yang lebih lembut dibandingkan sebelumnya. Dengan ragu Wendy menoleh kepada Siwon hingga kedua mata mereka saling berpandangan dan seolah keduanya sedang menyuarakan isi hati dan pikiran mereka melalui tatapan.

Perlahan Siwon melangkah mendekat pada Wendy. Secara spontan pula Wendy melangkah mundur hingga tidak ada ruang baginya untuk menghindar lagi ketika punggungnya menyentuh pintu dibelakangnya. Kini ia benar-benar terkurung diantara tubuh Siwon dan pintu kamarnya dengan mata Siwon yang menatap dalam pada irisnya.

"Jangan begini, aku sudah cukup dibuat pusing dengan sikapmu yang menghindariku tanpa alasan yang jelas belakangan ini. Jika kau seperti ini kita akan kembali canggung dan ganti diriku yang akan menghindarimu. Tidak bisakah kita hidup berdampingan dengan normal tanpa ada saling menghindari lagi?" Dengan putus asa Wendy sebisa mungkin mencoba menolak gelenyar di tubuhnya yang muncul sebagai efek perlakuan suaminya. 

The Secret PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang