21 - The Past and Curiosity

1.6K 240 38
                                    

Wendy berjalan keluar dari ruang perawatan ayahnya dengan langkah gontai. Siwon yang berjalan disamping perempuan itu hanya bisa menuntun langkah Wendy dengan khawatir menuju kursi terdekat. Hari ini adalah pertama kalinya bagi Wendy mengetahui kondisi ayahnya. Yang lebih menyakitkan bagi Wendy, dia tidak hanya baru mengetahui penyakit ayahnya tapi juga fakta bahwa penyakit ayahnya sudah pada tahapan memprihatinkan dan mungkin saja tidak dapat tertolong.

Siwon duduk di samping Wendy, meraih tangan wanitanya, menggenggam dan erasakan tangan Wendy yang dingin bak es dan bergetar hebat. Satu hal yang membuatnya sangat takut saat ini adalah Wendy yang berubah sangat pendiam dan wajahnya yang sangat pucat. Siwon tahu betapa ekspresifnya Wendy mengenai perasaannya, dan diam gadis itu hanya memiliki satu arti, Wendy sama sekali tidak dalam keadaan baik.

Malam itu memang hanya ada Siwon dan Wendy yang berjaga di rumah sakit. Begitu Tuan Son dipindahkan ke ruang ICU, Siwon dengan sopan dan penuh perhatian menyarankan ibu mertuanya untuk pulang dan kembali di esok hari. Kedua kakak Wendy yang mendengar kondisi tuan Son saat ini sedang dalam penerbangan menuju Korea dan mungkin baru akan tiba besok. Siwon sendiri memutuskan untuk berjaga di rumah sakit karena ia ingin bersama Wendy. Ia tahu betapa shock-nya Wendy dengan situasi ini dan dia ingin ada untuk perempuan itu.

"Apa kau ingin kopi? Atau mau kuambilkan air atau hal lain yang mungkin membuatmu merasa lebih baik." Siwon bertanya dengan suara pelan.

Alih-alih menjawab Siwon, Wendy justru meremas tangan Siwon yang menggenggamnya dengan sangat kuat. Tubuh mungil Wendy bergetar dengan hebat dan air mata yang sudah menggenang di permukaan matanya yang memerah.

"Kau tahu aku akan merasa lebih baik melihatmu menangis dibandingkan melihatmu diam. Kalau menangis membuatmu merasa lega, keluarkanlah."

Wendy menggigit bibirnya kuat. Berusaha menahan air matanya agar tidak keluar meski berakhir sia-sia. Air mata Wendy mengalir begitu saja bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar karena terisak.

"Kau bahkan mengetahuinya." Isaknya dengan suara lemah.

"Ayah tidak berencana untuk memberitahuku, tapi karena ia memohon sesuatu padaku pada akhirnya dia memberitahuku mengenai kondisinya."

Wendy menoleh pada Siwon, tidak bersuara tapi jelas memasang ekspresi meminta Siwon melanjutkan ucapannya.

"Kau tahu pertengkaran kita malam itu, company heiress, sucessor and hotel stuff."

Wendy masih diam. Mencoba mencerna ucapan Siwon dan menarik benang merah antara penyebab pertengkarannya dan kondisi ayahnya.

"Ayahmu terpaksa menceritakan kondisinya demi memintaku membujukmu untuk mulai turun ke perusahaan. Ia berkata bahwa penyakitnya berawal dari virus hepatitis yang menyerangnya bertahun-tahun yang lalu. Hepatitis itu kemudian berlajut menjadi sirosis yang kini telah berujung pada kanker hati. Satu-satunya hal yang tidak ia duga adalah kankernya berkembang dengan cepat hingga membuatnya tidak sadarkan diri seperti sekarang."

Tangisan Wendy berubah semakin deras dan Siwon hanya bisa memberikan sebuah pelukan sembari mengusap punggung Wendy lembut. Ia membiarkan wanitanya menangis dipelukannya, tidak peduli dengan bajunya yang basah oleh air mata Wendy.

"Lalu kenapa ayah menyembunyikannya dariku? Aku merasa sangat bodoh karena tidak menyadari betapa mengkhawatirkannya kondisi ayah dan tidak bisa melakukan apapun untuknya."

Siwon mengeratkan pelukannya sambil mengecup kening Wendy lembut. Kedua tangannya masih sibuk mengusap punggung Wendy, berharap itu akan sedikit membuat Wendy merasa lebih baik.

"Perayalah padaku Wendy, ayahmu pasti memiliki alasannya sendiri."

Keesokan harinya, Siwon yang sudah bersiap untuk pergi ke kantor mendapati Wendy yang duduk di kafeteria. Wanita itu diam mematung memandangi sebuah gelas kertas berisikan kopi yang Siwon yakini belum ia sentuh sama sekali. Saking larut dalam pemikirannya Wendy bahkan tidak menyadari Siwon yang sudah melangkah mendekat dan baru tersadar ketika Siwon menyentuh pundaknya Lembut.

The Secret PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang