Suara berisik dari dapur mengusik tidur nyenyak Wendy dan memaksanya untuk membuka matanya. Jam pada ponselnya baru menunjukkan pukul 7 pagi, seharusnya ia masih memiliki waktu 1 jam lagi sampai energinya terkumpul dengan sempurna dan alarmnya bernyanyi dengan nyaring. Saat dirinya membuka mata, Wendy tidak harus repot-repot menyesuaikan pandangannya dengan cahaya pagi hari. Matahari bahkan belum benar-benar memancarkan cahayanya, disamping pagi itu memang lumayan mendung. Lalu mengapa tidurnya sudah harus diusik seperti ini?
Dengan menyeret kakinya, Wendy berjalan keluar dari kamar Siwon yang ditempatinya dan langsung mendapati pemandangan yang tak biasa. Choi Siwon yang sudah semi rapi dengan kemeja kerjanya, tanpa jas dan dasi, mengenakan apron dan sedang sibuk memotong-motong buah sambil menggoreng sesuatu di atas kompor. Catat, Choi Siwon memasak!
"Ya! Bukankah aku sudah bilang kau tidak perlu datang? You should go for your morning jog instead Oppa!" Protes Wendy secara tiba-tiba dengan gaya ketus khasnya. Sikap protes yang perempuan itu pilih untuk menyapa Siwon membuat pria itu menghentikan sejenak aktivitasnya dan menoleh ke sumber suara dibelakangnya.
"Aku akan lebih mengapresiasi jika kau mengatakan selamat pagi terdahulu, Nyonya Choi. Dan hey, harusnya kau tidak bersikap seperti itu pada tuan rumah yang sudah membiarkanmu tinggal dengan cuma-cuma."
Wendy berjalan ke lemari pendingin, mengambil satu botol air kemudian menegaknya sambil memandangi benda-benda yang digunakan oleh pria itu diatas counter dapur. Dihadapan pria itu sudah terdapat 2 buah piring yang masing-masing sudah terisi brown bread, cream cheese dan bacon yang sudah dipanggang sementara telur mata sapi masih di masak dengan api kecil di atas pan.
"Aku tidak pernah memintamu untuk datang pagi-pagi, mengganggu tidurku dan membuatkanku sarapan."
Siwon memutar mata membalas ocehan ketus Wendy sambil memindahkan telur mata sapinya dari pan ke atas roti panggangnya. Selesai dengan sarapannya, Siwon langsung meletakkan pan kembali di atas kompor lalu memutar badannya pada Wendy yang berdiri di sebelahnya seperti anak kecil menunggu sarapan dari ibunya.
"Tenang saja Nyonya Choi, aku tidak datang untukmu tapi untuk anakku yang masih tidur di perutmu." Jawabnya sambil menunjuk pada perut Wendy yang masih rata. "Aku tidak peduli kau lapar atau tidak tapi yang jelas aku ingin anakku makan." Lanjutnya sebelum berjalan ke arah makan dan meletakkan hasil karyanya di atas meja.
Wendy mengerucutkan bibirnya sebal. Ia mengikuti Siwon berjalan ke ruang makan dan mendudukkan dirinya pada kursi yang berhadapan dengan milik Siwon. Siwon jelas menyadari Wendy sudah kembali dengan mood-nya yang seperti roller coaster. Namun terlepas dari semua itu, Siwon cukup lega karena setidaknya kali ini dia datang bukan tanpa persiapan.
Here comes, pregnant woman mood swings ~
"Jadi sekarang kau lebih peduli dengan anakmu dibandingkan aku?" Ketus Wendy tiba-tiba. Siwon mengernyitkan dahi, cukup heran dengan pertanyaan Wendy yang sangat diluar dugaan.
"Kau ingin minum apa?" Tanyanya mengganti topik, berharap mood perempuan itu berangsur-angsur membaik.
"Aku ingin kopi."
"Tidak boleh. Kopi tidak baik untuk ibu hamil!" Tolak Siwon tegas.
"Lalu untuk apa kau bertanya?" Tanya Wendy kembali masih dengan ketus. Siwon yang mendengarnya hanya bisa menghela napas mencoba menambah sisa kesabaran yang ia miliki saat ini.
"Mandilah dulu, mungkin kalau sudah mandi kau tidak akan se-grumpy ini."
"Mengapa kau mengaturku seperti itu. Aku bisa memilih kapanpun aku mau mandi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Princess
RomanceIncognito. Mungkin itu adalah kata terbaik untuk mendeskripsikan hidup seorang Wendy Son. She's living her best of both worlds! Satu waktu ia adalah pâtissier ceria yang hobi menghabiskan waktu dengan teman-temannya, di sisi lain dia adalah the...