Chapter 6-What is Mean by Love?

1K 182 27
                                        

     ~Anabell Claretta M~


 🍁🍁🍁

              
Beberapa hari ini, ada sedikit rasa sedikit aneh pada diriku. Saat aku bersamanya aku merasa tenang. Nyaman , kata yang paling pas untuknya.

Mungkinkah karena dia?
Efraim maksudku. Aku selalu saja berpikir, kenapa harus aku?

Aku ragu jika dia benar benar peduli padaku. Aku ragu dan juga takut jika suatu saat aku akan pergi bersama Efraim ke Paris. Aku tidak mau meninggalkan ibuku sendirian di sini. Hanya dia yang aku punya.

Cincin ini, cincin yang kadang aku pandangi. Cincin yang kadang aku buka, melihat inisial Efraim S.C, apakah di cincinnya juga ada namaku?

Aku bahkan tidak tahu kapan Efraim menempahnya. Bingung dan gelisah akan kehadiran Efraim dalam hidupku. Padahal aku sudah berjanji tidak akan dekat kepada pria.

"Apa benar kau dan Efraim telah resmi menjadi sepasang kekasih?"

Aku menoleh ke asal suara.

"E-elbram?"

"Apa itu benar?"

"Mmm, entahlah Elbram"

"Jika itu benar, kuakui kau hebat," ucapnya seraya mengulurkan tangannya. Aku membalas ukuran tangan Elbram.

"Kau juga, punya cincin ini, apa Efraim yang memberikannya?"

"Mm, ini, ini..."

"Kenapa jika aku yang memberikannya? Ada masalah?"

Suara itu, suara dingin dan datar, suara yang menghiasi telingaku akhir akhir ini.

"E-efraim?"

Kaget dan juga bingung, sejak kapan dia ada di sini. Yang tadinya aku duduk sekarang langsung berdiri.

"Hai man, aku senang akhirnya apa yang kau inginkan tercapai"

"Thank's," jawaban singkat yang menyebalkan.

"Aku pergi dulu, masih ada urusan yang harus kuselesaikan. Jika kau ada waktu, datanglah ke basecamp kita malam ini." Elbram meninggalkan kami berdua.

Hening dan diam, itulah yang terjadi sekarang.

"Kau menyukainya?"

"Apa? Siapa?"

Bingung? Tentu saja.

"Ck, sudahlah," dia menarik tanganku meninggalkan tempat itu.

"Hey, Efraim kita mau kemana?"

"Diamlah, berisik."

Tidak adakah kata yang lebih panjang dan enak didengar selain itu? Menyebalkan.

Dasar manusia laknat.

"Efraim, lepaskan!! Tanganku sakit, aww" aku sudah beberapa kali meringis tapi dia mengacuhkanku.

"Kita kemana?"ucapku lagi.

"Kencan."

What the hell......

Oh my gosh.....

Ayolah, aku tidak mau berlama-lama denganmu.

"Tapi, aku masih punya ekstra setelah ini Efraim," aku mencoba mengelak.

"Jangan membohongiku Anabell, aku tahu semua schedule mu."

Aku melotot mendengarnya, bagaimana bisa dia tahu.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang