Chapter 22-The Best Decision

623 54 7
                                    

~Anabelle Claretta M~

🍁🍁🍁

"My Lovely, ayo kita keluar kelas, ada hal yang ingin kukatakan padamu" , begitulah isi pesan dari Efraim. Jantungku berdegup dua kali lebih cepat. Aku takut yang dipikiranku terjadi.

"Mmm, kita sedang belajar Efraim, apalagi ini menjelang ujian", aku membalasnya dengan hati hati. Takut menyinggung perasaan Efraim.

Efraim hanya melihat pesanku, tidak membalasnya. Apa mungkin dia marah? Ahh .. tidak apa apa, ini juga demi dirinya. Aku melanjutkan mengerjakan latihan soalku. Dan tiba-tiba...

" Aww", ringisku.

" E-efraim?"ucapku terbata.

Sejak kapan dia ada di sini? Ya, dia menarik tanganku hingga membuatku berdiri seperti sekarang ini.

"Ikut aku", ucapnya melihatku dengan tatapan tajamnya. Dia menarikku keluar.

"Efraim?, Kita mau kemana?, Ini masih jam belajar, bagaimana kalau guru marah?"

AUTHOR POV

Efraim tidak menghiraukan perkataan Anabelle. Dia menarik Anabell tanpa memperhatikan Anabell yang meringis kesakitan.

"Eff, please!!!", ucapnya memohon.

Efraim membawa Anabelle ke ruang pribadinya. Menyudutkan Anabell ke dinding. Menghampit dia hingga tidak ada jarak yang tersisa. Anabelle bisa merasakan deru nafas Efraim yang memburu. Anabelle tidak berani menatap mata tajam milik Efraim.

"Tatap aku Ell",desisnya menahan emosinya.

"A-aku, aku..."

"Jawab aku Anabelle, kenapa kau menghindari ku?",desisnya lagi. Suara rendah namun memaksa.

"A-aku, aku tidak menghindari mu Eff, sungguh",jawab Anabell menunduk.

"Begitukah?, Tatap aku kalau begitu"

Anabelle belum juga menatap Efraim. Ia menahan air mata nya. Dia tidak ingin kelihatan cengeng dihadapan Efraim.

Efraim mulai kehilangan kesabarannya.

Efraim meraih dagu mulus Anabelle. Anabell akhirnya melihat Efraim.

"Ck, kau berbohong Ell, sejak kapan kau pandai berbohong? aku ingin mengetahui siapa yang mengajarimu berbohong"

"Aku minta maaf Eff",cicit Anabelle.

Efraim memejamkan matanya, menertralkan emosinya. Hatinya sakit saat gadisnya menghindarinya, menghindari segalanya. Menghindari supaya tidak berbicara, menghindari bertemu dengannya, menghindari tatapan matanya. Semuanya.

Dia mengelus pipi mulus Anabelle, menyatukan kening mereka.

"Bagaimana perencanaan kita ke Paris? Kau sudah membuat keputusan?" Efraim melihat Anabelle.

"Itu, itu aku belum memikirkannya"

"Belum memikirkannya? Apa kau pikir aku bermain-main?", Efraim sedikit kecewa dengan jawaban Anabelle.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang