~Anabell Claretta M~
🍁🍁🍁
Author POV
Kenapa Efraim tidak menepis tangan itu? Kenapa dia membiarkan perempuan itu menyentuhnya dan bergelayut manja pada Efraim? Siapa perempuan itu? batin Anabell.Jujur, dia tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Dia tidak suka melihat pemandangan di depannya. Terbukti dari mata Anabell yang tiba-tiba panas dan berair. Nanny? Dia menoleh khawatir pada Anabell sejak tadi. Dia menggenggam tangan Anabell, bermaksud untuk menguatkan.
Anabell menoleh pada Nanny. Dia tersenyum. Dia masih sanggup tersenyum.
Aku tidak boleh berpikiran yang lain-lain. Efraim sangat mencintaiku, batinnya lagi. Dia berusaha tegar, dia tidak mau penyamarannya terbongkar.
Efraim berjalan dengan santai menuju orang tua nya. Dia memeluk dan mencium ibunya. Kemudian menoleh pada nenek Nanny.
"Nek, Efraim pulang." Dia mencium pipi Nanny dengan sayang. Nanny dia mengelus sayang Efraim yang sedang berjongkok di depannya. Anabell? Tidak usah ditanyakan. Jantungnya berpacu sangat cepat. Bagaimana tidak? Orang yang begitu dicintainya ada di depannya sekarang.
Efraim berdiri, dia melihat Anabell. Mata mereka beradu pandang. Efraim menatap Anabell begitu intens, menyipitkan matanya. Buru-buru Anabell mengalihkan pandangannya.
"Nek, waktunya nenek istirahat. Mari saya antar," ucap Anabell yang di balas anggukan dari Nanny.
Anabell mendorong kursi Nanny dari sana. Itu dilakukan karena menghindari Efraim. Efraim masih saja menatap Anabell. Dia merasa ada yang aneh.
"Ya ampun. Calon menantuku, kau begitu cantik sayang."
Deg...
Belum jauh dari sana, Anabell sempat mendengar perkataan Maidelle. Dia sungguh tidak tahan dan percaya bahwa Efraim sudah berpaling dengan perempuan lain. Pelupuk matanya sudah berair. Dia dengan cepat menghapus nya sebelum ada orang yang melihat.
Sampai di kamar, Anabell tetap tersenyum dengan lembut. Meski hati dan pikirannya benar-benar kacau dan juga sakit.
"Nek, nenek tidur ya. Ini sudah jam tidur nenek," ucapnya lembut sambil menyelimuti sampai bagian dada. Setelah Anabell memberi makan dan obat.
"Iya sayang, kamu pasti sakit hati ya, melihat Efraim bersama perempuan lain?"
Anabell menunduk, dia malu untuk menangis. Tapi wanita tetaplah wanita, yang rapuh jika menyangkut hati dan perasaan.
Nanny yang melihat Anabell dengan mata yang berkaca-kaca, langsung merasa bersalah dan kasihan telah mengungkit pembicaraan itu.
"Nenek minta maaf sayang, nenek tidak bermaksud," ucapnya sangat sambil mengelus sayang rambut Anabell.
"Tidak apa-apa nek. Anabell yang terlalu naif," balasnya lembut yang menyeka air matanya.
"Efraim begitu mencintaimu, dia tidak akan melakukan hal itu," jelas Nanny.
Aku juga berharap begitu nek, aku tidak sanggup jika hal yang kutakutkan terjadi, batin Anabell.
Setelah lama menemani Nanny untuk tidur, akhirnya perempuan tua itu sudah benar-benar terlelap. Dia begitu merawat Nanny dengan baik dan penuh kasih sayang. Bahkan belum satu minggu Anabell merawat Nanny, Nanny sudah tampak lebih sehat dari sebelumnya.
Dia masih setia menemani Nanny di sampingnya. Sesekali dia menyeka air matanya yang masih saja menuntut untuk keluar. Keadaan wajah Anabell benar-benar buruk. Matanya yang sembab dan hidungnya yang memerah akibat menangis agak lama. Sampai suara bariton terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]
RomanceTERSEDIA DI SHOPEE @CARINA.BOOKSTORE CEK AKUN IG ANDROCENTAPUBLISHER UNTUK INFO TERLENGKAP!! ⚠️PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ⚠️ ⚔️ DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN ⚔️ "Seharusnya aku sadar bahwa aku tidak boleh mencintaimu, seharusnya aku tida...