Chapter 24 - I'm So Crazy

615 52 5
                                    

~Efraim Sandega Clarasio~

🍁🍁🍁

Sebagai seorang pria, aku merasa kalah selangkah dari Anabell. Bagaimana mungkin aku tidak peka dengan apa yang dirasakannya. Sungguh miris sekali kau Efraim. Hah. Aku, aku tidak tahu harus bilang apa, ini membuatku sakit. Sakit tapi tak bisa kutahu dimana yang sakit, rasanya hatiku dan dadaku sesak.

Dan sekarang? Aku benar-benar sendiri. Aku benci. Aku tidak butuh harta, aku tidak butuh semua itu. Buat apa aku punya harta, jika orang yang kucintai tidak ada di sisiku. Jika orang yang kusayangi tidak bisa kubahagikan.

Bagaimana mungkin aku punya ibu yang kejam seperti itu. Bagaimana mungkin aku membenci ibuku sendiri. Hidup ini seolah mempermainkan ku.

Aku harus bagaimana sekarang. Aku baru sadar, bahwa aku ini lemah.

AUTHOR POV

Sedari tadi Efraim menenggak minuman keras dan juga menghisap rokok. Tanpa memperhatikan teman-teman di sekelilingnya. Elbram, Jack dan juga Matt sangat bingung dengan tingkah sahabatnya itu. Tidak seperti biasanya.

"Efraim, ada apa? Apa ada masalah?", Elbram mencoba bertanya.

"Anabell, dia pergi", jawabnya lalu melanjutkan meminum minumannya.

"Apa maksudmu?",tanya Elbram ulang.

"Dia pergi jauh entah kemana, hik... Hahaha dia pergi, pergi",ucapnya tidak jelas, karena mabuk dan cegukan yang menghampirinya.

"Tidak mungkin", Jack begitu tidak yakin.

"Lalu bagaimana dengan perencanaan kalian ke Paris?", Jack mencoba untuk bertanya.

"Diamlah, aku malas membahas masalah itu", ucapnya yang memejamkan matanya.

"Kau bukan Efraim yang kami kenal, dimana Efraim yang selalu punya ambisi besar, apa yang diinginkannya selalu dapat, yang berkuasa, yang gagah dan tampan, yang bisa menaklukkan hati wanita, dimana?",Jack begitu kecewa sekaligus sedih melihat Efraim begitu kacau. Sama halnya dengan Elbram dan juga Matt.

Meski kadang-kadang Efraim menyebalkan, tapi Efraim adalah sahabat mereka.

"Hiks.. hik..." Efraim menangis. Teman-temannya benar.

"Aku kacau sekarang, Kenapa harus begini, seharusnya tidak, aku bodoh", Efraim masih saja menangis.

Ketiga sahabatnya sampai heran. Seorang Efraim menangis hanya karena kekasihnya meninggalkannya. Suatu hal langka. Efraim benar-benar jatuh cinta kepada Anabell.

"Dude, tenanglah, kami akan membantu, bila perlu kami akan menyuruh seluruh pengawal, detektif untuk membantu mencarinya, jadi tenangkan dirimu", Matt mencoba menenangkan Efraim yang begitu rapuh.

"Ya, Matt benar, kau juga harus berusaha mencarinya, kami akan membantu", Jack menimpali.

"Anabell mungkin punya alasan kenapa dia meninggalkanmu", ucap Elbram.

"Terimakasih kalian mau membantuku", ucap Efraim sambil berdiri dan menarik nafas dalam-dalam. Mencoba sadar bahwa menangis tidak akan memecahkan masalah.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang