Chapter 11-Alone in Here

855 118 10
                                    

  ~Anabell Claretta M~

🍁🍁🍁

Siang ini lumayan panas ditambah lagi masalahku dengan Efraim kemarin. Sungguh sangat panas. Aku mengikat dan menggulung rambutku ke atas. Menunggu instruksi dari ketua kelas. Hari ini kami pelajaran olahraga.

Efraim?

Dia tidak menampakkan batang hidungnya mulai pagi. Dia juga tidak menelepon dan mengirim pesan kepadaku. Entahlah. Mungkin dia masih marah padaku.

"Semua siswa siswi Level 3 core class segera menuju lapangan basket di ruangan olahraga bagian ke tiga dari ujung."

Yah. Segera aku berlari setelah aku mengganti baju. Mengambil perlengkapan dari lokerku.

 Mengambil perlengkapan dari lokerku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anabell)

Menunggu aba-aba dari guru, kami baris berbaris. Sepi. Tidak ada Efraim di sini.

Entah kenapa aku rindu padanya.

"Semua siswa dan siswi yang ada di sini, kita punya peraturan baru pada pelajaran olahraga."

"Setiap perempuan akan memilih pasangan dan akan melayani teman pria yang akan menjadi pasangannya pada saat pelajaran olahraga. Contohnya, saat setelah usai bermain basket atau yang lain lain, pasangan wanita akan memberi air minum kepada pasangannya"

Peraturan apa ini? Kenapa begitu tiba- tiba?

"Baiklah, segera berlari dan pilih pasangan masing masing!"

Aku diam, tidak tau harus memilih siapa. Bingung, karena ini pertama kalinya bagiku.

"Aaaa, Efraim, aku ingin menjadi pasangan Efraim."

"Aku saja."

"Hey, minggir!! Hanya aku yang boleh menjadi pasangan Efraim."

Aku melihat kerumunan para gadis. Dan benar saja, Efraim ada di sana. Santai, seolah olah tidak ada apa apa.

Baiklah, mungkin benar, aku tidak pantas untuknya. Aku meninggalkan pelajaran olahraga. Tentu saja karena alasan logika, yaitu aku cemburu. Cemburu melihat Efraim dengan orang lain.

Sepi, dingin di sini. Perpustakaan sekolah. AC nya terlalu tinggi.

"Hey, kenapa kamu ada di sini Anabell?"

"Agnes? Kamu tidak ikut pelajaran olahraga?"

"Tidak Anabell, aku tidak punya pasangan."

"Kita sama Agnes."

Aku tersenyum melihat Agnes yang seakan akan menyerah.

"Kamu? Kenapa kamu ada di sini, aku pikir kau akan bersama Efraim?"

"Agnes, dia sudah bersama orang lain, kan banyak yang ingin dekat dengannya."

"Hey, kau tidak boleh berpikiran seperti itu"

Agnes berusaha menenangkanku. Dia menggenggam tanganku mencoba untuk meyakinkanku.

"Iya Nes"

Tentu saja aku berpura pura baik baik saja.

"Agnes, kau dipanggil ke ruang guru."

"Baiklah, mmm, Anabell aku pergi, jangan sedih, okey?"ucapnya seraya mengedipkan matanya sebelah.

"Okey"

Dan sekarang aku sendiri lagi.

Aku beranjak mencari buku buku untuk kupinjam hari ini. Setelah itu, aku menuju
taman sekolah yang sangat sepi dan nyaman untuk menenangkan diri.

 🍁🍁🍁

Efraim pov

Dan yah sekarang aku bosan dikelilingi wanita wanita menjijikkan ini. Dimana Anabell? Kenapa dia tidak menghampiriku.

Baiklah, aku hilang kesabaran. Aku sudah lama mencarinya, tapi dia tidak ada.

Aarrrggghh

Aku mencarinya dan ternyata....

Efraim pov end

    🍁🍁🍁

Langit hari ini sangat cerah. Aku memandang awan yang berlalu lalang di langit.

Langit itu seolah berkata, "jangan bersedih, cantikmu akan hilang jika kamu sedih, tersenyumlah"

Aku tersenyum melihatnya, aku tidak tau apakah aku berhalusinasi. Entahlah.

"Boleh aku duduk?"

Ucapan itu membuyarkan lamunanku.

"Hey, silahkan duduk," ucapku tersenyum.

"Namaku Abel" ucapnya mengulurkan tangannya.

Dan tentu saja aku membalasnya.

"Aku Anabell," balasku.

Abel, pria berkaca mata yang suka baca buku. Salah satu teman sekelasku. Dia lumayan baik.

"Aku kira kau akan bersama Efraim."

Perkataan itu membuatku diam cukup lama. Entahlah, rasanya agak sakit.

"Mmm, aku tidak pantas bersamanya." jawabku menunduk dan kakiku mulai bermain dengan pasir di taman itu.

"Kau pantas bersamanya, hanya saja kau terlalu merendahkan diri," ucapnya menatap langit.

Seketika aku heran, melihatnya santai menikmati angin sepoi sepoi yang menerpa kulit wajahnya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"tanyaku.

"Kau baik, cantik, perhatian, natural, itu alasannya."

Aku senang??

Tentu saja. Wanita mana yang tidak senang dipuji.

"Benarkah?"

"Iya, oh ya, nama kita hampir sama," ucapnya tersenyum.

Aku membalas senyumannya.

"APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN???"

🍁🍁🍁


𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang