TERSEDIA DI SHOPEE @CARINA.BOOKSTORE
CEK AKUN IG ANDROCENTAPUBLISHER UNTUK INFO TERLENGKAP!!
⚠️PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ⚠️
⚔️ DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN ⚔️
"Seharusnya aku sadar bahwa aku tidak boleh mencintaimu, seharusnya aku tida...
Siang ini lumayan panas ditambah lagi masalahku dengan Efraim kemarin. Sungguh sangat panas. Aku mengikat dan menggulung rambutku ke atas. Menunggu instruksi dari ketua kelas. Hari ini kami pelajaran olahraga.
Efraim?
Dia tidak menampakkan batang hidungnya mulai pagi. Dia juga tidak menelepon dan mengirim pesan kepadaku. Entahlah. Mungkin dia masih marah padaku.
"Semua siswa siswi Level 3 core class segera menuju lapangan basket di ruangan olahraga bagian ke tiga dari ujung."
Yah. Segera aku berlari setelah aku mengganti baju. Mengambil perlengkapan dari lokerku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anabell)
Menunggu aba-aba dari guru, kami baris berbaris. Sepi. Tidak ada Efraim di sini.
Entah kenapa aku rindu padanya.
"Semua siswa dan siswi yang ada di sini, kita punya peraturan baru pada pelajaran olahraga."
"Setiap perempuan akan memilih pasangan dan akan melayani teman pria yang akan menjadi pasangannya pada saat pelajaran olahraga. Contohnya, saat setelah usai bermain basket atau yang lain lain, pasangan wanita akan memberi air minum kepada pasangannya"
Peraturan apa ini? Kenapa begitu tiba- tiba?
"Baiklah, segera berlari dan pilih pasangan masing masing!"
Aku diam, tidak tau harus memilih siapa. Bingung, karena ini pertama kalinya bagiku.
"Aaaa, Efraim, aku ingin menjadi pasangan Efraim."
"Aku saja."
"Hey, minggir!! Hanya aku yang boleh menjadi pasangan Efraim."
Aku melihat kerumunan para gadis. Dan benar saja, Efraim ada di sana. Santai, seolah olah tidak ada apa apa.
Baiklah, mungkin benar, aku tidak pantas untuknya. Aku meninggalkan pelajaran olahraga. Tentu saja karena alasan logika, yaitu aku cemburu. Cemburu melihat Efraim dengan orang lain.
Sepi, dingin di sini. Perpustakaan sekolah. AC nya terlalu tinggi.
"Hey, kenapa kamu ada di sini Anabell?"
"Agnes? Kamu tidak ikut pelajaran olahraga?"
"Tidak Anabell, aku tidak punya pasangan."
"Kita sama Agnes."
Aku tersenyum melihat Agnes yang seakan akan menyerah.
"Kamu? Kenapa kamu ada di sini, aku pikir kau akan bersama Efraim?"
"Agnes, dia sudah bersama orang lain, kan banyak yang ingin dekat dengannya."
"Hey, kau tidak boleh berpikiran seperti itu"
Agnes berusaha menenangkanku. Dia menggenggam tanganku mencoba untuk meyakinkanku.