Chapter 14-New Man in My Life

837 91 10
                                    

~Anabell Claretta M~

🍁🍁🍁

"E-Efraim?...."

Suaraku bahkan hampir habis. Takut?? Ya,of course. Sedih?? Don't ask again.

"E-Efraim?"panggilku sekali lagi, tapi dia tidak menyahut. Dia bahkan tidak peduli.

Bukankah ini sangat menjengkelkan? Ini bahkan lebih dari kata annoying. Harus banyak bersabar menghadapi sifat Efraim.

"Efraim, aku minta maaf, sungguh,"ucapku menunduk, meremas ujung bajuku hingga kusut saking geroginya. Aku menahan air mataku supaya tidak lolos melewati pipiku.

Hah.....

"Aku benar benar bingung dengan sikapmu, aku. Aku sungguh menyerah, aku tidak tahan dengan hubungan ini. Kita akhiri saja Efraim,"ucapku akhirnya.

Air mata yang sedari aku tahan akhirnya keluar. Dasar aku, cengeng.

Efram segera berbalik menghadapku, dia menghentikan aktivitasnya.

"Apa maksudmu?"jawabnya dengan nada tidak suka, datar.

Aku sudah menduga, bahwa dia akan marah. Aku mengatakan seperti itu supaya Efraim mendengarkanku. Efraim menurunkan pistol airnya.

Dia menatapku, meminta penjelasan lebih. Aku memalingkan wajahku, menutupi wajahku yang cengeng. Kuhapus air mataku, Efraim masih saja melihatku dengan tatapan tajamnya.

"Hubungan ini akan tetap berjalan, meskipun kau menolak."

Oh God, help me!!!!

"Terserah padamu saja, tapi kumohon, jangan sakiti Abel. Dia tidak bersalah, aku yang salah, jadi please!!"ucapku sangat memohon.

"Kalau aku tidak mau bagaimana? Dia begitu menyebalkan,berani sekali dia mengajakmu sebagai pasangannya. Aku akan menyuruh direktorat sekolah kita untuk memecatnya,"ucapnya seraya melemparkan pistol itu ke sofa.

"Bisa tidak, kau tidak menindas orang dengan kekuasanmu? Sekali saja Efraim, kau selalu saja menggunakan apa yang kau miliki untuk menindas orang lain,ini milik orangtuamu, bukan milikmu. Apa kau tidak punya rasa kasihan?" Aku sadar aku terlalu lancang mengatakan hal ini, tapi bagaimana juga ini demi kebaikannya.

Demi Tuhan, Efraim maju melangkah ke arahku. Aku harus apa. Aku mundur saat dia maju. Dan benar saja, Dewa Neptunus sedang tidak berpihak kepadaku.

Dugh...

Aku terjebak di antara dinding dan Efraim, aku bisa merasakan nafas Efraim menerpa wajahku. Bau maskulin menyengat ke indera penciumanku,bau khas seorang Efraim.

"Aku tidak punya rasa kasihan untuk hal ini, aku benci hal ini. Seharusnya kau tidak menyudutkanku dan malah membela makhluk laknat itu. You're mine bukan milik orang tuaku, juga tidak milik makhluk laknat itu. Remember!!! You're mine Anabell Claretta. Jadi jangan pernah bilang bahwa kau akan menyudahi hubungan ini. Jangan pernah melakukan hal ini lagi," ucapnya yang kini memelukku.

Aku tersentak, kaget. Jantungku tidak normal.

Oh my God...

Ini sangat nyaman.

"E-eff??"

Efraim tidak menjawab, malah mengeratkan pelukannya. Lama kami saling berpelukan. Akhirnya Efraim melepaskannya. Dan kembali duduk ke sofa.

Efraim duduk, menghisap sebatang rokok, dan meneguk vodka yang sudah tersedia.

Aku memberanikan diri dan duduk di samping Efraim. Aku tidak suka Efraim yang seperti ini, menghisap rokok dan meminum minuman keras.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang