Chapter 7-Big Sick

957 168 16
                                    

    ~Anabell Claretta M~

  🍁🍁🍁

"ANABELL!!!!!" Suara mengerikan yang memanggilku.

Dan....

"Awww, lepaskan sakit,"ucapku menahan sakit saat rambutku ditarik sambil diseret paksa.

"Sini kau, manusia laknat!!! berani beraninya kau!!!!"teriaknya keras di telingaku.

Oh astaga, kepalaku pusing.

"Hey, lepaskan!!!"ucapku lemah.

Mereka membawaku ke gudang di belakang sekolah. Mereka menyiksaku dengan brutal, menamparku tiada henti.

Rasanya sangat sakit.

"Aww, lepaskan, kumohon, hiks.."ucapku di sela tangisanku.

"Diam kau!!! dasar wanita tidak tahu malu, kau pikir kau siapa? Ha?"

Plakk

Plakkk

Plakkk

"Tolong, apa kesalahanku?" Aku meraung kesakitan.

"Kau tidak tahu apa kesalahanmu?? Ha?? Bodoh!!!"

Plakk

"Jangan pernah mendekati Efraim, jika ingin selamat,"bisiknya di telingaku.

Kemudian dia menendang perutku dan meninggalkanku sendiri.

Darah segar keluar dari kepala, hidung, dan juga sudut bibirku. Baunya amis. Segera aku mengambil tasku yang sudah tak berbentuk lagi. Mengambil tissue, dan juga plester untuk menutupi luka di kepalaku.

"Awww, ssshhh." Aku menggigit bibir bawahku menahan perih, saat mengobati diriku sendiri.

Kenapa rasanya sakit sekali? Bukan, bukan. Sakit bukan karena di keroyok. Melainkan mengingat kata kata aneh yang keluar dari mulutnya tadi.

"Jangan pernah mendekati Efraim, jika ingin selamat."

Sakitnya sampai ke ulu hati. Aku menangis dengan suara yang aku pendam. Aku tidak ingin orang lain tahu betapa buruknya aku sekarang.

"Ibu, aku ingin pulang, mereka sangat jahat, ibu...hiks...hikss..."

Aku harus kemana sekarang, aku tidak akan masuk kelas dengan kondisiku yang sekarang.

Sebuah ide terlintas dipikiranku. Ku ambil ponsel dan langsung meneleponnya.

"Iya, hallo.."

"Hallo Agnes, ini aku Anabell."

"Ada apa Anabell, maaf, hari ini aku tidak masuk sekolah, aku sedikit demam."

"Tidak apa apa Agnes, bisakah aku datang ke rumahmu sekarang?"

"Tentu saja boleh."

"Baiklah, tunggu aku yah."

Aku membereskan semuanya, tasku yang berantakan, bajuku yang acak acakan. Aku tidak mau seperti orang gila di depan semua orang.

Segera aku beranjak dari tempat itu, dengan kepala yang sedikit pusing. Aku melihat sekelilingku, ada orang atau tidak. Merasa aman, aku berlari kecil melewati taman dan gerbang belakang sekolah.

Aku melewati gerbang, dan langsung menuju halte bis yang tak jauh dari sekolahku. Setelah merasa aman, aku duduk menunggu bis. Beruntung masih sepi, karena ini masih pagi.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang