2;unexpected

3.7K 606 38
                                    

Kalau boleh jujur, hyunjin sama sekali tidak berpikir untuk mencium ryujin didepan umum seperti tadi.

Oh ayolah, dia bahkan tidak kenal atau bahkan 'tau' siapa ryujin ini.

Hanya saja, cuma itu yang bisa ia pikirkan untuk membuat siyeon dan teman temannya itu berhenti mengerjarnya.

Itu semua diluar dugaannya.

Memutuskan siyeon didepan umum, menyium ryujin di depan umum. Semuanya diluar dugaannya, terjadi begitu saja.

Hyunjin tau betul kalau dia kurang ajar.

Tapi hyunjin tidak punya pilihan lain.

Hyunjin berdecak, mengingat ryujin yang marah besar tadi, semakin membuatnya merasa bersalah.

Mungkin tindakannya kali ini memang keterlaluan, karena melibatkan orang lain yang bahkan tidak tau apa-apa.

Hyunjin menoleh ketika mendengar ketukan dari pintu kamarnya, "masuk aja" seru hyunjin.

"Gue udah denger semuanya" ujar yeji, saudara angkat hyunjin, setelah masuk ke kamar hyunjin dan duduk di atas kasur hyunjin.

Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, "Please jangan bahas itu dulu, gue mumet ji" mohon hyunjin kepada yeji.

Yeji melempar hyunjin dengan bantal, "terus kalo lo mumet, cewek yang lo cium tadi apa kabar ?" Balas yeji.

Hyunjin diam,

"Kali ini lo salah" ujar yeji, "gue akuin lo brengsek" tambahnya.

"Ji... please" ringis hyunjin, "kasih gue saran" pinta hyunjin pelan.

"Cewek itu, namanya ryujin kan ?" Tanya yeji, hyunjin mengangguk.

Yeji berdiri dari duduknya, "pertama, lo harus minta maaf sama dia" ujar yeji.

Hyunjin mengangguk, "udah ji, tapi gue malah disiram es teh" ujar hyunjin pelan.

Yeji berdecak, "karena lo gak tulus minta maafnya hwang hyunjinnnnnn" ujar yeji gemas.

Hyunjin diam,

Yeji mengehela nafasnya, berusaha menenangkan dirinya, "setelah itu, lo harus tanggung jawab"

Hyunjin menaikkan sebelah alisnya, menatap yeji bingung, "maksud lo ?"

Yeji kembali berdecak, "lo lupa sepopuler apa diri lo itu ?" Tanya yeji.

"Tanggung jawab atas perbuatan lo. Gue yakin ryujin bakal jadi target orang-orang, terutama mantan lo itu"


❣️


Ryujin sedikitpun tidak berpikir untuk kembali bertemu hyunjin, walaupun cowok itu sudah sampai mengechatnya semalem untuk mengajaknya bertemu.

Ryujin tidak sudi.

Tapi ada satu hal yang menganggu dia hari ini, benar benar mengganggu,

Semua orang menatapnya dengan tatapan jijik.

Oh ayolah, jangankan mereka, ryujin aja merasa jijik dengan dirinya sendiri. Tapi apa memang harus di beginikan ?

"Ryujinnnnnn"

Ryujin menoleh, daehwi sedang berlari kearahnya, dan berakhir di hadapannya dengan nafas terengah engah.

"Apa ?" Tanya ryujin.

"Lo tau, semua orang lagi ngomongin lo" ujar daehwi heboh.

Ryujin berdecak, lalu ia berjalan meninggalkan daehwi,

"Loh loh kok gue ditinggal" ujar daehwi sampai akhirnya ia berlali lagi menyusul ryujin.

"Jin, lo denger gak sih omongan gue ?" Tanya daehwi kesal.

Ryujin menghentikkan langkahnya, "gak perlu lo kasih tau juga gue udah sadar" ujar ryujin kesal.

Daehwi diam, lalu matanya melihat ke sekelilingnya, benar saja mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian sekarang.

"Jin" panggil daehwi pelan.

"Hmm ?"

"Ayo kita pergi dari sini" ajak daehwi, ryujin menghela nafasnya kemudian ia mengangguk.

Akhirnya mereka berdua menuju balkon kantin disalah satu kantin kampus mereka, dan kebetulan kantin ini sudah sangat sepi sehingga mereka akhirnya bisa merasa nyaman.

"Jin please ini udah parah banget" ujar daehwi heboh.

Ryujin cuma bisa diam,

"Lo gak liat orang orang natap lo gimana ? Dan lo diem aja ? Please jin, mereka natap lo seolah olah lo itu ngerebut hyunjin dari siyeon, padahal lo kenal hyunjin aja engga" cerocos daehwi.

"Please wi, berhenti dulu ngebacotnya, asli gue lagi pusing" omel ryujin yang langsung membuat daehwi diam.

Ryujin menumpu sikunya pada balkon, omongan daehwi makin bikin dia kepikiran soal respon semua orang.

"Jin" panggil daehwi lalu memegang pundak ryujin, "lo harus kuat" lanjutnya.

Ryujin berdecak, "lo jangan bikin gue makin-"




"Oh ini orangnya"


Ryujin dan daehwi menoleh, mereka berdua terkejut ketika melihat siyeon san beberapa teman temannya sudah berdiri di tidak jauh dari mereka berdua.

"Jin" panggil daehwi pelan tapi terkesan panik.

Ryujin memabalikkan badannya, menghadap siyeon yanh sudah berjalan mendekat.

"Nyari gue ?" Tanya ryujin.

Siyeon berdecak, "menurut lo ?" Tanya perempuan itu sinis.

Ryujin menatap siyeon berani, padahal dalam hatinya ia sedikit menyesal kenapa ia tidak menyetujui ajak hyunjin untuk berbicara,

Karena sekarang ryujin bingung dengan apa yang harus dia lakukan.



"Ini dia, pelakor" celetuk salah satu teman siyeon.

"Perempuan murah yang dicium hyunjin disepan umum" tambah siyeon, mata tajamnya menatap ryujin.

Jujur, ryujin gugup,

Tapi ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kegugupannya,

"Mau apa lo-"


Omongan ryujin terputus ketika siyeon mendorongnya hingga menempel ke balkon, posisinya bahkan ryujin seperti akan terjatuh ke bawah.


"LO GILA ?" Pekik ryujin sambil menahan tangan siyeon.






"LO YANG GILA, LO NGEREBUT HYUNJIN DARI GUE BANGSAT"









((Maaf banget jadiin siyeon antagonis yak, asli ga maksud apa2 hehe cuma bingung mai pake siapa yg kepikiran cuma dia))

Unexpected | h.hyunjin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang