|16| Dirty mind

4.6K 416 2
                                    


Jam sekolah telah berakhir dari setengah jam yang lalu, kini dua gadis yang masih berbalut seragam itu tengah menikmati waktu mereka di sebuah kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolah mereka.

Demi terpaksa ikut dengan Minjoo yang terus memaksa dirinya untuk menemani gadis Kim itu ke kafe baru dekat sekolah mereka yang baru saja buka tiga hari yang lalu. Saat ini Demi sedang melihat-lihat dekorasi kafe yang terlihat lembut dan sangat cocok untuk para remaja, melihat banyak sekali para pelajar yang datang.

"Kenapa Cafe ini ramai sekali?" tanya Demi.

Minjoo yang menyeruput minumannya langsung menjauhkan bibir dari sedotan dan menatap Demi tak percaya.

"Kau tidak tahu?"

Demi menggeleng sebagai jawaban, lagipula untuk apa ia bertanya jika ia sudah tahu. Terkadang Demi merasa Minjoo itu terlalu bodoh, maafkan dirinya yang memiliki pikiran seperti itu terhadap temannya sendiri, tapi menurut Demi pemikirannya itu tidak salah.

"Aku dengar pemilik Cafe ini sangat tampan, makanya banyak sekali pelanggan wanita yang berdatangan ke Cafe ini."

Kening Demi mengerut mendengar perkataan Minjoo barusan, pantas saja cafe ini memilki pelanggan yang cukup banyak walaupun baru di buka beberapa hari yang lalu.

"Jadi alasanmu kemari hanya ingin melihat pemilik Cafe ini?"

Minjoo tidak menjawab, tapi Demi mendapat jawaban hanya dengan melihat Minjoo yang terkekeh, dan itu sangat menyebalkan.

"Mau kemana?" tanya Minjoo begitu melihat Demi yang beranjak.

"Mau pulang, kita sudah hampir satu jam disini."

"Tapi kan aku belum melihatnya," Minjoo memasang wajah memelas, berharap Demi berubah pikiran untuk tetap menemaninya hingga ia melihat pemilik kafe ini.

"Sepertinya dia tidak akan muncul, lagi pula dia pemilik Cafe bukan pekerjanya. Mungkin dia sedang bersantai di ruangannya atau di rumahnya."

Minjoo menghela napas sadar akan apa yang di katakan Demi mungkin ada benarnya, jadi ia akhirnya memutuskan untuk pulang saja daripada harus menunggu yang tidak pasti.

"Aku akan mengantarmu." tawar Minjoo .

"Tidak perlu, aku bisa naik bus."

"Aku duluan, ya dah~" Demi lebih dulu melangkah menuju pintu keluar dan asik mengotak-atik handphone sehingga tak sadar dan menabrak seseorang.

"Jeosungeyo," Demi membungkuk meminta maaf sedangkan orang yang di tabrak terlihat tersenyum menatapnya.

"Tidak apa-apa, lain kali perhatikan jalanmu. Berjalan sambil memainkan ponsel itu berbahaya."

"Ne, Jeosungeyo." Demi membungkuk sekali lagi, kemudian menatap sekilas pada paras pria yang tak sengaja ia tabrak sebelum akhirnya melangkah melewati tubuh tinggi itu untuk mencapai pintu keluar.

Pria itu terus menatap punggung gadis yang telah menabraknya sampai hilang dari jangkauan pandangnya .

"Lucu sekali." gumamnya dengan senyum yang tak pernah pudar di wajah tampannya.

Baru saja ia ingin melangkah, tiba-tiba beberapa pelajar SMA menghadang jalannya dan menatapnya dengan mendamba. Ini bukan pertama kalinya, sudah beberapa kali mereka terus mengusiknya, sebab itu ia jarang mengunjungi kafe karena tidak ingin dalam situasi seperti sekarang.

...

Demi duduk di dekat jendela di dalam bus, menikmati pemandangan yang mulai gelap dan lampu-lampu yang mulai terlihat dari bangunan di pinggir jalan.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang