Epilog.

5.2K 391 147
                                    


_____________

Seperti judul di atas ini bakal jadi part terakhir, aku harap kalian gak kecewa sama ending dari cerita ini.

Happy Reading luv 💜
_____________

Dua bulan telah berlalu tak banyak yang berubah termasuk kondisi Jimin yang masih terbaring di rumah sakit, pria itu berhasil melewati masa kritisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan telah berlalu tak banyak yang berubah termasuk kondisi Jimin yang masih terbaring di rumah sakit, pria itu berhasil melewati masa kritisnya. Namun, hal itu tak membuatnya langsung tersadar.

Dokter yang menangani Jimin pun tak bisa menyadarkan Jimin seperti apa yang di inginkan mereka karena dokter tidak bisa melakukannya dan hanya Jimin lah satu-satunya harapan mereka yang bisa membuat dirinya sendiri tersadar tentu dengan kehendak tuhan. Maka mereka semua terus berdoa pada tuhan.

Perut Demi juga sudah terlihat membesar dan Jiwoon sudah pandai berbicara, gigi-giginya juga sudah terlihat banyak yang tumbuh. Tingkahnya juga semakin aktif setiap harinya.

"Belum ada perubahan juga, apa Jimin tidak akan terbangun?" Demi terlihat hampir putus asa setiap kali menemukan Jimin yang masih tetap sama terbaring di atas ranjang.

"Percayalah Jimin akan terbangun suatu saat nanti, kau hanya harus bersabar menunggunya. Aku yakin saat dia membuka mata nanti dia akan sangat senang melihatmu selepas tidur panjangnya." seperti yang kalian lihat wanita yang merupakan sekretaris Jimin tersebut tengah menyemangati Demi.

"Eonnie, terima kasih sudah sering menjenguk Jimin kemari." Demi tersenyum simpul pada Seulgi yang turut membalas senyumannya.

"Jimin adalah orang yang paling berjasa dalam mengubah hidupku dan adikku, sudah semestinya aku menjenguknya setiap ada kesempatan."

"Apa dia orang yang sebaik itu?" tanya Demi setelah mendengar sanjungan Seulgi terhadap Jimin.

"Hm, dia pria yang baik dan hangat yang bersembunyi dibalik sikap dinginnya. Setelah menjadi sekretarisnya aku mulai mengenalnya lebih jauh Jimin adalah sosok yang pekerja keras dan tulus melakukan hal yang ia senangi termasuk mencintaimu, kau perlu tahu bahwa kau itu teramat penting baginya sehingga sulit untuk ia lepaskan." Seulgi menjeda kalimatnya, tersenyum menatap Demi yang tengah menunggunya melanjutkan kalimatnya. "Saat di kantor maupun di luar kantor banyak wanita yang menggodanya. Pernah ada seorang model yang bekerja sama dengan perusahaan yang mengajaknya tidur bersama, tapi Jimin menolaknya dengan tegas mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki seorang istri. Akan tetapi, model itu tak menyerah sampai di situ ia terus merayu Jimin dan mengajak Jimin berselingkuh darimu. Namun, yang di dapatkan model itu adalah tamparan keras dari Jimin hingga tersungkur ke lantai. Kau tahu apa yang membuat Jimin sampai menamparnya sekencang itu?"

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang