|54| Lift

3.7K 494 53
                                    


____________


Agak kecewa karena part kemarin votenya gak bisa lebihi part sebelumnya padahal pembacanya tuh jauh lebih banyak mungkin lupa kali nekan bintang atau sengaja gak mau ninggalin jejak apapun:)

Yah... gak papa sih itu hak mereka, mungkin gak suka sama part² tertentu, tapi herannya kok pembacanya pasti melebihi part² sebelumnya yang berarti pasti ada dari mereka yang ikutin terus ini cerita yang berarti juga mereka tertarik dong.

Yaudah aku tetep up untuk pembaca setiaku yang mau ninggalin jejak, bodo amat ama mereka yang maunya baca doang tapi gak ngedukung, it's okay.


____________


Nampak Jaera yang menarik kedua alis membentuk garis kerutan di dahinya menatap tubuh Demi yang diam di ambang pintu tanpa berniat masuk lebih dalam, kemudian melihat Demi yang membalikkan tubuh dan berlari begitu saja. Merasa ada yang tidak beres, ia berniat mengejar. Akan tetapi, langkahnya harus berhenti ketika Jimin sudah lebih dulu berlari sambil memanggil nama Demi.


Apa yang terjadi?

Wajahnya menoleh saat seseorang keluar dari dalam ruangan Jimin nampak berdiri menatap lurus ke depan melihat sosok Jimin yang sempat tertangkap penglihatan sebelum detik berikutnya menghilang di balik dinding.

"Apa kau dan Sajangnim melakukan sesuatu yang menbuatnya salah paham?" mengudarakan suara setelah menyadari sesuatu yang mungkin saja menjadi penyebab kejadian yang baru saja terjadi.

Seulgi menoleh dan mendapati Jaera yang mengintimidasi dirinya lewat tatapannya.

"Aku memeluknya secara spontan setelah mendengar kabar baik tentang adikku, apa aku salah?" entah mengapa Seulgi merasa bersalah, kendati dirinya tidak tahu apa alasan dirinya harus mersakan perasaan tersebut.

"Aku menyalahkan waktu yang tidak tepat menempatkan pertemuan kalian sehingga terjadi kesalahpahaman. Kenapa kau harus mendengar kabar baik di saat dia datang." menurutnya Seulgi tidak sepenuhnya bersalah walaupun ia berada di pihak Demi, itu hanya sebuah kesalahpahaman yang sering terjadi pada setiap pasangan.

"Tadi itu siapa? Aku tidak sempat melihatnya karena aku dalam posisi memunggungi pintu." cukup penasaran dengan sosok yang membuat Jimin mendorongnya sangat kencang, mungkin bokongnya akan bercumpu dengan lantai jika saja ia tidak menyeimbangkan tubuh dengan benar.

"Istri Sajangnim, aku terkejut melihatnya datang setelah sekian lama tidak menampakan diri." Jaera mengangkat satu tangannya mengisyaratkan Seulgi untuk menunggunya melanjutkan pembicaraan setelah dirinya selesai menerima telfon.

Seulgi pernah mendengar kabar bahwa Jimin memang telah menikah dan mungkin istri Jimin adalah wanita yang pernah ia lihat di kediaman Jimin pagi itu, tidak menyangka saja mereka kembali dipertemukan. Namun dalam situasi yang berbeda yang akan menempatkannya dalam suasana canggung bila nanti dirinya harus berhadapan dengan istri Jimin. Lebih tepatnya ia sudah memberi kesan buruk untuk dirinya sendiri.

...

Mungkin Jimin tidak akan ada dalam situasi di mana dirinya terjebak berdua bersama Demi di dalam lift saat ini, jika saja ia terlambat menahan pintu lift yang sepenuhnya akan tertutup rapat. Mereka saling bungkam untuk dua menit dan Jimin terus melirik Demi yang sedang menjaga jarak darinya, setiap kali ia mendekat Demi akan menggeser tubuhnya untuk menciptakan jarak. Pun, dirinya menarik napas dan menghelanya sebelum mengudarakan suara.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang