|53| Noisy

4K 388 88
                                    


Kalian masih semangat gak nih lihat notif up dari cerita ini?

Seneng gak aku up walaupun agak lambat?

Maaf ya karena akhir-akhir ini aku gak bisa up cepet soalnya lagi sibuk, semoga aja masih ada yang nungguin cerita ini.

Aku bakal lanjut ke next part kalau vote udah melebehi part sebelumnya😊

Happy Reading!

Kalau bukan karena hari ini guru Lee akan memberikan kuis untuk menambah nilai yang tidak akan di berikan di hari-hari berikutnya sudah pasti Demi akan lebih memilih tidur seharian karena semalam ia tidak cukup tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau bukan karena hari ini guru Lee akan memberikan kuis untuk menambah nilai yang tidak akan di berikan di hari-hari berikutnya sudah pasti Demi akan lebih memilih tidur seharian karena semalam ia tidak cukup tidur.

Untung saja semalam dirinya masih sempat mempelajari materi yang diberikan oleh guru Lee, ya... walaupun hanya separuhnya yang dapat dicerna oleh otaknya. Belum pasti juga ia dapat mengingatnya karena materi yang sempat di hafalnya tersingkir oleh ingatan semalam yang membuat tubuhnya terasa remuk dan membentuk lingkaran hitam di bawah kelopak mata karena kurangnya tidur.

Jika tahu dirinya akan berakhir dengan tubuh yang sakit di beberapa bagian setelah menghabiskan malam panjang dengan Jimin yang dalam kondisi mabuk, sudah pasti Demi tidak akan mau meladeni Jimin untuk memuaskan kebutuhan biologisnya saat sedang dalam pengaruh alkohol. Bagaimana tubuhnya tidak sakit setelah bergulat sampai mendapat pelepasan ke empat di atas sofa yang ukurannya tidak sebesar ranjang. Jimin seperti kerasukan setan semalam saat menggepurnya hingga tidak puas dengan pelepasan pertama dan berlanjut sampai pada pelepasan ke tiga si pria, sialan sekali memang.

"Sepertinya ada sesuatu yang aneh darimu,"

Demi menghentikan acara menulisnya, beralih menatap Minjoo yang menatapnya penasaran akan suatu hal.

"A-apa?" Demi bertanya dengan suara gugup mendapati mimik Minjoo yang menatapnya seolah dirinya tersangka utama dalam sebuah kasus kriminal.

"Tumben sekali kau menggerai rambutmu dan..." Minjoo menggantung kalimatnya membuat Demi semakin gugup. "Kuperhatikan tadi, jalanmu agak aneh." sambungnya dengan tatapan menilisik.

"A-aku hanya ingin menggerai rambutku, itu saja. Memangnya tidak boleh aku menggerai rambutku?" suaranya masih terdengar gugup dan hal itu malah semakin menambah rasa penasaran Minjoo yang menyadari keanehan dari teman sebangkunya tersebut.

"Lalu bagaimana dengan jalanmu yang sedikit... mengakang?" sebenarnya Minjoo sedikit tidak enak menanyakannya. Salahkan kepribadiannya yang selalu ingin mengetahui sesuatu hal secara berlebihan yang terkadang membuat mulutnya tidak terkontrol.

Manik Demi sedikit melotot walaupun dirinya sudah menebak Minjoo akan menyadari cara berjalannya yang sedikit aneh.

Belum sempat Demi menjawab, Minjoo kembali berceletuk dengan tangannya yang terjulur ke arah leher Demi dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi lehernya. "Apa karena ini kau menggerai rambutmu untuk menutupinya?" tanya Minjoo dengan arah pandangnya pada bercak merah yang jumlahnya tidak bisa di bilang sedikit.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang