|17| Photo album

4.3K 405 7
                                    

Setelah Demi selesai membersihkan diri, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan pakaian kasual.

Penampilan Demi yang tampak berbeda dengan kaus putih polos dan celana jeans pendek di atas lutut, memperlihatkan kaki putih nan mulusnya.

Ini pertama kalinya Jimin melihat penampilan Demi yang sederhana, namun terkesan sexy dengan rambut basah juga wajah natural gadisnya membuat Jimin sekali lagi jatuh dalam pesona seorang Baek Demi.

Tidak ingin tertangkap basah tengah memperhatikan Demi, Jimin pun segera melangkah cepat memasuki kamar mandi.

Blam!

Mendengar suara pintu yang ditutup kencang sontak membuat Demi menoleh dan menatap heran pada pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat. Kalau begitu caranya pintunya akan semakin rusak.

"Oh iya dia kan tidak bawa baju," monolognya mengingat Jimin kemari hanya membawa diri karena awalnya laki-laki itu tidak ada niatan menginap.

Demi akhirnya meminjam pakaian Soobin dan menaruhnya di atas kasur, untung saja adiknya itu pengertian dan tidak pelit. Kalau tidak, mungkin Jimin akan bertelanjang sepanjang malam.

Demi meleset ke dapur untuk memasak sesuatu yang bisa ia masak untuk mengisi perutnya, karena cacing di perutnya sudah teriak-teriak meminta asupan.

"Noona, mau memasak?" tanya Soobin terdengar nada ketidakpercayaan, karena ia tahu, Demi tidak pandai dalam urusan memasak.

"Cuma memasak ramyeon, jadi jangan khawatir." jawab Demi santai. Ia tahu apa yang di khawatirkan Soobin, mungkin takut ia akan membakar dapur.

Selama ini, saat bibi Jung pulang lebih cepat. Demi selalu membuat ramen karena menu itu saja yang bisa ia masak.

Soobin mengangguk dan tidak begitu mempermasalahkannya, semua orang  pasti akan memilih memasak ramen jika tidak pandai dalam hal memasak. Proses pembuatannya sangat mudah dan juga cepat, dia juga sering memasak ramyeon saat lapar tengah malam.

"Kau mau?" tawar Demi kemudian yang di jawab dengan gelengan oleh Soobin. "Tidak, tadi aku sudah makan di luar."

Demi diam tidak menyahuti, yang penting ia tahu bahwa tidak perlu memasak lebih untuk Soobin, sampai ia mengingat sesuatu.

"Apa Jimin sudah makan?" tanya Demi.

Soobin yang hendak pergi ke kamar sejenak menghentikan langkah, "Sepertinya belum, aku melihat Hyung menunggu di luar rumah dari sore tadi, di rumah kan tidak ada orang."

Lagi-lagi Demi di hantui rasa bersalah karena telah membuat Jimin sekhawatir itu sampai menunggunya.

Melihat Demi yang kembali sibuk dengan urusan dapur, Soobin akhirnya pergi ke kamarnya. Ada tugas sekolah yang harus ia rampungkan.

"Sepertinya tidak ada salahnya membuatkan dia juga." monolog Demi sambil mengambil satu bungkus ramen lagi di rak lemari.

"Sedang apa?"

Demi tersentak saat suara lembut Jimin terdengar begitu dekat, ia menoleh dan mendapati wajah Jimin dengan jarak sangat dekat, sehingga mereka dapat merasakan hembusan napas masing-masing.

Saling menatap selama beberapa detik hingga Demi membuang wajah kembali pada ramennya yang hampir masak, sedangkan Jimin menjauhkan diri sambil menggaruk tengkuk. Sadar bahwa dia hampir saja mencium Demi jika saja gadis itu tidak cepat-cepat memalingkan wajah.

Mereka berdua menikmati ramen dengan keadaan hening hanya ada suara-suara yang dihasilkan dari mereka yang menyeruput mie.

Jimin dapat melihat Demi yang enggan sekedar meliriknya. Gadis itu terlihat canggung, mungkin karena kejadian beberapa menit yang lalu saat mereka hampir berciuman.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang