|58| Hot Learning

4.3K 373 43
                                    


Happy Reading!

Akhir pekan ini Demi gunakan untuk belajar karena besok adalah hari pertama ujian, di temani Jimin yang akan menjadi guru privat dadakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir pekan ini Demi gunakan untuk belajar karena besok adalah hari pertama ujian, di temani Jimin yang akan menjadi guru privat dadakannya. Pria itu menyanggupi permintaan ibunya pada hari ulang tahunnya dua hari yang lalu.

Pada awalnya berjalan cukup tenang sampai di pertengahan Jimin mulai membuatnya kesal karena terus mengomeli dirinya karena tidak bisa menjawab beberapa nomor soal yang diberikan Jimin yang mungkin saja akan keluar di ujian nanti walaupun berbeda angka, setidaknya ia sudah tahu cara mengerjakannya. Akan tetapi, semua tidak berjalan lancar karena Demi tidak bisa menjawab beberapa nomor dan nomor yang sudah di jawab tidak ada yang benar. Yap, Jimin sedang mengajarinya soal matematika saat ini.

"Sudahi saja pembelajaran ini, otakku tidak bisa di ajak bekerja sama." celetuk Demi sambil membanting bolpen ke atas buku.

"Akh," di usapnya dahi yang baru saja di sentil oleh Jimin. Tatapan tajam ia layangkan kepada pria itu.

"Baru segini saja sudah menyerah. Ini harus tetap berlanjut sampai otakmu bisa menerima penjelasanku dengan baik." tuturnya yang di balas dengan cibikan kesal dari Demi yang masih mengusap keningnya.

"Tapi ini sangat sulit, seharusnya Oppa memberikan contekan cara kerjanya yang tadi sudah Oppa jawab." protesannya di tanggapi helaan napas berat dari Jimin. Pusing juga kalau yang di ajarkan tidak memiliki semangat untuk belajar seperti Demi saat ini.

"Itu namanya menyontek, nanti saat ujian kau harus menjawab cara kerjanya dari awal hingga akhir tidak akan ada contekan. Karena itu, aku ingin kau berlatih untuk mengerjakan soal tanpa contekan, bukankah tadi sudah ku jelaskan bagaimana cara kerjanya?" sesungguhnya Jimin tengah berusaha untuk tidak kasar dalam mengajari Demi, bisa gawat jika gadis itu malah kesal dan marah. Bisa-bisa ia di abaikan sepanjang hari dan itu sangat tidak menguntungkannya.

"Sekali saja biarkan aku melihat cara kerjanya, setelah itu aku akan mengerjaka soal selanjutnya tanpa melihat cara kerjamu." kali ini Demi menunjukkan tatapan memohon seperti anak kucing meminta makan pada pemiliknya yang hampir membuat Jimin goyah. Namun, kegoyahannya segera ia tepis ini juga demi kebaikan masa depan gadisnya.

"Tidak." putusnya dengan yakin, kemudian memutus kontak mata drngan Demi sesegera mungkin agar dirinya tidak di goyahkan dengan tatapan yang membuat pikirannya berkelana kemana-mana dan itu tidak baik untuk saat ini. "Cepat kerjakan sekali lagi, kalau bingung tanyakan padaku bagian mana yang membuatmu bingung." tukasnya lagi.

"Semuanya, semuanya membuatku bingung!" meja yang mereka pakai menimbulkan suara debuman kecil karena Demi menjatuhkan kepalanya di sana.

Bukan hanya Demi yang tidak tahan dengan soal-soal yang Jimin berikan yang terasa sulit, Jimin pun juga sudah tidak tahan. Namun, bukan tidak tahan dalam mengajari Demi, tetapi sesuatu yang lain yang di rasakannya setelah Demi menunjukkan tatapan memohon dengan bibir mempout kecil.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang