|27| Foreign women

4.2K 339 47
                                    

Sudah sebulan lamanya sejak hari di mana Jimin menyusul Demi ke rumah orang tuanya guna menghindari Jimin karena kejadian malam itu saat Jimin dalam keadaan mabuk mengungkap perasaan cintanya pada Demi. Setelah hari itu, tidak sesuai dengan rencana Demi yang akan tinggal selama beberapa hari di rumah orang tuanya karena Jimin memintanya untuk pulang ke apartemen usai jam sekolah, tidak seperti biasanya yang terkesan memaksa. Demi ingat bagaimana Jimin memohon kepadanya dengan tatapan seperti anak anjing, setengah merengek seperti bocah yang meminta ibunya untuk pulang ke rumah. Jika sudah melihat sikap Jimin yang seperti itu, bagaimana Demi bisa menolaknya.

Semenjak hari itu juga sikap Jimin berubah drastis, pria itu dengan terang-terangan mengatakan apapun secara terang-terangan. Seperti tidak suka melihat Demi dekat dengan pria lain. Jimin melakukannya karena ingin membuat Demi percaya sepenuhnya akan dirinya yang mencintai gadis yang telah berstatus sebagai istrinya, toh tidak ada salahnya bersikap demikian pada calon ibu dari anak-anaknya nanti, Jimin harap sih begitu.

Membahas mengenai perasaan Jimin pada sang istri. Kini giliran membahas soal perasaan Demi pada sang suami—Park Jimin. Selama tiga bulan pernikahan mereka, akhir-akhir ini Demi mulai terbiasa dengan sikap lembut, manis dan manja yang selalu di tunjukkan oleh Jimin walau merasa sedikit di kekang karena Jimin yang selalu overprotektif. Namun, seiring berjalannya waktu mereka terus melewatinya bersama sehingga menjadi terbiasa seperti apa yang terjadi saat ini ketika Jimin dengan kurang ajarnya menyerbu bibirnya saat hendak turun dari mobil.

Cup.

Kecupan kilat Jimin layangkan di akhir cumbuannya pada ranum lembut Demi yang basah dengan warna merah merekah akibat kegiatan mereka selama kurang lebih lima menit, jika saja Demi tidak mengintruksi dengan memukul pundaknya untuk menyudahi karena hampir kehabisan nafas—mungkin sampai detik ini Jimin masih betah mencumbui sampai bosan dengan sendirinya, masalahnya Jimin tak akan pernah bosan.

"Aku janji, nanti pulang sekolah aku akan menjemputmu," tawar Jimin sambil mengusap pipi Demi yang memerah.

"Bukankah Oppa akan pulang terlambat lagi?" tanya Demi untuk memastikan, sebab dua hari belakangan ini Jimin pulang larut malam entah karena apa, mungkin karena pekerjaan.

"Hari ini pekerjaanku longgar karena aku sudah menyelesaikannya dalam dua hari sebelumnya."

Jawaban Jimin merupakan jawaban dari pertanyaan Demi selama dua hari ini karena Demi tidak berani bertanya langsung, tapi detik ini akhirnya Demi mengetahui alasan mengapa Jimin akhir-akhir ini pulang larut malam—pria itu ternyata sibuk bekerja sampai harus lembur.

Selama beberapa hari ini Jimin memang lembur karena ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dengan begitu ia bisa menghabiskan waktu bersama Demi di rumah atau mungkin jalan-jalan di luar setelah gadis itu pulang sekolah, tentu menjemput gadisnya saat jam sekolah telah selesai juga ikut dalam daftar yang menjadi alasannya.

Akhirnya Demi mengangguk mengiyakan permintaan Jimin yang akan menjemputnya sepulang sekolah nanti, berakhir menerima usapan lembut di pucuk kepalanya.

"Belajarlah dengan baik, ku lihat nilai matematikamu buruk sekali." cibir Jimin. Demi membenci kenyataan bahwa otaknya tidak sebesar milik Park Jimin yang terkadang membantu mengerjakan tugas rumahnya.

"Bisa tidak jangan mengungkit masalah nilai. Matematika itu sangat sulit, wajar saja nilaiku buruk. Jangan mengejek!" cerca Demi dengan wajah memerah karena kesal.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang