|56| Who?

3.3K 380 45
                                    

___________

Seharusnya aku belum update karena vote kemarin gak naik², tapi aku gak enak gantungin kalian lama² jadi aku update aja hari ini.

Bisa gak kalian bantu kelanjutan cerita ini dengan tekan bintang? Gak susah kok! Sebagai penulis tentunya aku butuh dukungan berupa vote dan komen dari kalian, jadi mohon bantuannya demi kelanjutan cerita ini.

___________

 ___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awalnya Demi sama sekali tidak memiliki niat untuk memberitahu mengenai masalalunya pada Jimin karena dirinya merasa tidak perlu memberitahukannya pada siapa pun karena itu adalah masalalu yang tidak dapat di ingat olehnya. Jimin terus memancingnya untuk mau bercerita, alhasil dirinya mau menceritakannya dengan syarat yang di ajukannya dan Jimin mengiyakannya walaupun pada awalnya terlihat enggan, tetapi Jimin lebih memilih memenuhi syaratnya demi dapat mendengarkan cerita di masalalunya. Ia pun menceritakannya seperti apa yang ibunya ceritakan kepadanya mengenai dirinya yang bukan lah anak kandung kedua orang tuanya yang sekarang dan siapa kedua orang tua kandungnya yang telah tiada dan bagaimana dirinya bisa di adopsi oleh keluarga Baek.

Ada sedikit rasa lega setelah menceritakannya pada Jimin walaupun pada awalnya ia sangat enggan untuk menceritakannya, tapi entah mengapa sesuatu yang mendorongnya untuk mau bercerita. Mungkin karena Jimin sudah mau menceritakan masalalunya padanya dan mengetahui bahwa tak hanya dirinya saja yang memiliki masalalu pahit.

"Omong-omong ini pertama kalinya kau datang ke kelasku untuk mencariku, aku jadi penasaran dengan apa yang ingin kau bicarakan denganku."

Demi menatap Jungkook yang tersenyum manis ke arahnya. Saat ini mereka sedang duduk berdua di bangku yang ada di halaman belakang sekolah. Sengaja mencari tempat yang tidak begitu ramai seperti kemauan Demi. Mengenai Minjoo, gadis itu seharian ini tidak lengket di sisinya seperti biasanya.

"Jimin ingin bertemu denganmu,"

Senyum Jungkook sirna seketika ketika nama yang tidak di duga-duga terucap dari mulut Demi.

"Dia ingin mengatakan sesuatu padamu," kembali menimpali karena tak ada sahutan dari Jungkook yang malah memutus kontak mata mereka.

"Kenapa tiba-tiba dia ingin bertemu denganku, padahal dia sangat enggan melihat wajahku."

"Temui dia lusa di Cafe sepupumu kalau kau penasaran mengapa dia ingin bertemu denganmu."

Kini Jungkook kembali mempertemukan manik mereka.

"Apa itu hal yang penting?"

Demi mengangguk cepat dengan senyum lembutnya. "Penting untuk kalian."

Jungkook kembali meluruskan pandangan sembari menarik napas dan menghembuskannya. "Baiklah, jam berapa?" tanyanya.

Mendengar itu pun Demi menghela napas lega, ternyata membujuk Jungkook lebih mudah ketimbang membujuk Jimin yang dasarnya keras kepala.

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang