|62| Forfeit

3.2K 384 140
                                    

_______________

Mungkin part kali ini bakal buat darah tinggi kalian naik:')

Selamat membaca!
_______________


Sudah beberapa hari ini Demi terus sensitif dengan bau yang menyengat sampai membuatnya mual, hal itu mengantarkannya pada kebingungan sebab dirinya merasa baik-baik saja, tetapi jika sudah di hadapkan dengan bau yang menyengat perutnya akan bergejolak dan memuntahkan cairan putih. Seingatnya bau yang membuatnya mual itu, dulu biasa saja ketika ia mencium baunya. Namun, beberapa hari belakangan ini dirinya sangat sensitif sekali dengan bau-bau tertentu dan ia ingat pernah merasa mual saat mencium aroma yang menguar dari tubuh Jimin.

Saat ini ia hanya bisa berharap apa yang di pikirkannya tidak benar-benar terjadi. Namun, sekarang ini ia telah mendapati dirinya baru saja kembali setelah membeli benda yang ada di tangannya dari apotek terdekat.

Tangannya bergetar, matanya mendadak memanas. Mulutnya yang menganga di bungkam dengan tangannya. Ia berharap apa yang dilihatnya sekarang adalah halusinasi, tetapi kenyataan seolah menamparnya melihat dua garis merah pada test peck di tangannya.

Seharusnya ia sadar lebih awal kalau gejala yang di alaminya memang mirip dengan gejala awal dari kehamilan. Mungkin semua wanita yang telah menikah harusnya merasa senang mengetahui kehamilannya tak terkecuali dirinya. Akan tetapi, banyak hal yang menghambat rasa senangnya. Seketika dirinya di hantui rasa takut. Bagaimana jika semuanya tidak berjalan sesuai harapannya setelah mengetahui apa yang dilakukan Jimin di luar sana, akan lebih baik hanya dirinya saja yang mengetahuinya untuk saat ini.

"Berapa usiamu, kau terlihat masih muda." tanya dokter wanita yang baru saja memeriksa kandungannya. Ia pergi ke rumah sakit untuk mengetahui berapa usia kandungannya saat ini.

"Delapan belas,"

"Masih sangat muda ternyata. Apa kau menikah muda?"

Demi hanya mengangguk kikuk, ia merasa tidak nyaman di saat dirinya masih menyandang status seorang pelajar dan sekarang harus mendapati dirinya berhadapan langsung dengan dokter kandungan dengan dirinya datang sebagai pasien.

"Ne, apa Dokter sudah tahu berapa usia kandungan saya?" Demi tidak tahan di tanya terus menerus, karena itu ia langsung bertanya ke intinya.

"Baru berjalan tiga minggu. Aku sarankan untuk menjaga kesehatanmu karena usiamu masih sangat muda rentan mengalami keguguran. Akan lebih kau datang bersama suamimu agar aku bisa memberitahunya apa saja kebutuhan Ibu hamil." sarang sang dokter.

"Dia sedang keluar kota, jadi tidak bisa menemaniku."

"Wah... pasti akan sulit, usia kandunganmu masih muda dan membutuhkan seseorang untuk selalu ada di sisimu. Apa kau masih mengalami morning sickness?"

"Ya... sepertinya." agak ragu dengan jawaban yang di berikannya pada sang dokter. Ini pertama kalinya ia hamil dan tidak mengetahui banyak hal soal kehamilan.

"Maka suamimu harus selalu ada setiap pagi bersamamu selama masih mengalami morning sickness, peran suami sangat penting di saat seperti itu."

"Akan aku katakan padanya."

"Semoga kau bisa menjaga diri dan bayimu sampai di persalinan nanti, datanglah untuk berkonsultasi lain waktu. Ini vitamin untuk memperkuat janinmu."

SOLITUDE  (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang