Chapter 3: Burn Lips

4.8K 494 123
                                    

So sorry karena telat update and enjoy!

VOTE DAN KOMEN YA GUYS. JANGAN JADI SIDERS😢

Happy Reading~♡

****

Bam!

Sehun membanting pintu mobil Maybach Exelero yang baru saja ia kemudikan itu kemudian melangkah santai setelah melemparkan kunci mobil pada seorang laki-laki, penjaga yang akan memarkirkan mobilnya dengan aman.

Wajah Sehun memang tak menunjukkan sebuah raut kemarahan namun dari sikapnya, si penjaga yang kini telah melangkah cepat memasuki mobil itu paham betul jika saat ini, suasana hati teman dekat tuannya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Yo brother, welcome home!"

Suara berat sekaligus melengking itu berhasil membuat dahi Sehun terlipat dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara berat sekaligus melengking itu berhasil membuat dahi Sehun terlipat dalam. Tangan kanannya yang sedari tadi ia simpan di saku celananya kini telah berada di dekat lehernya. Lebih tepatnya, ia sedang mengendurkan sedikit paksa dasi yang entah sejak kapan mulai terasa mencekik itu.

"Ya! Mari kutebak apa yang membuat wajah tampanmu ini tampak mengerikan." Lelaki pemilik rumah yang kini telah berjalan beriringan di samping Sehun terlihat memegangi dagu. "Seorang wanita menolakmu?" Sedetik kemudian ia menggeleng cepat, mematahkan spekulasinya sendiri. "Anni, anni... itu mustahil."

Sehun tak menggubris ocehan temannya itu lantas memilih untuk mempercepat langkahnya. Entahlah, meski mereka telah memasuki rumah megah bergaya modern tersebut, namun langkah keduanya tak kian berhenti. Mereka bahkan baru saja melewati ruang tengah dan ruang tamunya.

"Ah matta!" Pekikan itu milik Kai. Laki-laki yang sedari tadi berpikir keras sembari berjalan di samping Sehun. Rupanya ia masih penasaran dengan penyebab dari suasana hati tak baik yang dimiliki sahabatnya itu.

"Jangan katakan jika urusanmu dan kakekmu belum selesai?" Sepertinya, tebakan Kai tepat sasaran karena kini air muka Sehun terlihat lebih masam.

"Ya, sudah kubilang untuk mengiyakan saja permintaannya. Kau tidak perlu benar-benar mematuhinya, kau tinggal bermain aman saja. Aku bisa mengatur—"

Dengan sedikit kasar Sehun menyodorkan dasinya yang telah terlepas tepat ke depan dada Kai, membuat laki-laki itu refleks menerimanya begitu saja.

"Tolong berikan aku wine terbaik milikmu, Tuan Kim Jong In." Sehun menyegerakan langkahnya memasuki sebuah ruangan berpintu keemasan yang berukuran dua kali tubuhnya itu. Sementara Kai, laki-laki yang baru saja disebutkan nama panjangnya itu tercenung sebentar, mengamati dasi di tangannya dengan tampang mencerna kemudian melemparkannya asal. Tentu, hal berikutnya yang ia lakukan setelah mendecih geli adalah berlari mengekori Sehun.

The Philanderer   [ Oh Sehun - Kim Sejeong ]  -  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang